"Panggil aku Gojo-sama"
Dimana seorang gadis yang duduk dibangku kelas 1 SMA ingin berhijrah kedunia para penyihir Jujutsu ada. Namun gadis malang ini bukannya menjadi seorang siswi disekolah jujutsu. Mengenaskan, Ia malah berakhir menjadi seorang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Supermarket
"Gaji doang yang gede! Kerjaan rumah dikerjainnya sama aku juga!"
Lima kali sudah [Name] melontarkan kalimat itu pagi ini.
Padahal mentari baru saja muncul ke permukaan, namun dirinya belum juga mendapatkan jatah tidurnya.
Semua pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh atasannya malah dilemparkan pada dirinya yang malang. Camkan itu, semua. Bahkan urusan bank pun diserahkan pada [Name].
Untung [Name] orang baik-baik, kalau tidak sudah habis dikorupsi isi rekening Gojo.
"Coba saja dari waktu itu kita ke supermarket, pasti aku tak harus selelah ini!"
Iya, [Name] habis dari supermarket, baru saja keluar. Belanjaan sehari-hari yang dirinya beli bisa sampai empat kantung keresek jumbo banyaknya. Dan dia harus menjinjingnya sendiri.
"[Surname]?"
Bersyukurlah, dirinya berpapasan dengan Fushiguro.
"FUSHIGURO-SAN!"
"[Surname]-san? Kau sakit?"
"FUSHIGURO-SAN! SAYA MENDERITA!"
"Ugh, mau kubantu bawa belanjaannya?"
[Name] mengangguk keras, dia menyodorkan ketiga kantung belanjaan yang langsung diterima ikhlas oleh Fushiguro.
Keduanya berjalan berdampimngan, sepanjang jalan [Name] hanya merenggangkan tubuhnya bahkan berkali-kali menguap lebar.
"Kau tidak tidur ya?" Tanya Fushiguro.
"Tidak,"
"Sibuk?"
[Name] mengangguk.
"Kau itu sekertaris pribadi Gojo sensei kan? Kenapa sampai mengurus urusan rumah"
"ITU DIA!" [Name] menaikkan nada suaranya. "Kalau bukan karena gaji saya pasti sudah resign. Habisnya pekerjaan ini gila, saya dapat tidur tiga jam saja sudah sujud syukur"
Fushiguro hanya bisa manggut-manggut selagi mendengar curhatan [Name] yang tiada henti. Jujur, bisa jelas dilihat bahwa mata panda si gadis semakin menebal sejak mereka terakhir bertemu minggu lalu.
Bahkan tubuh [Name] sampai sempoyongan dan jatuh dijalanan.
"[Surname]? [Surname]?! Hey?! Kau pingsan?"
[Name] meringkuk sembari memegangi perutnya. "Maaf aku hanya pening"
