7

333 31 13
                                    

Day 7: Tears

****

.

.

.

Omong kosong apalagi yang dikeluarkan oleh si tua itu? Mengadopsi anak jalanan? Oi, kamu bercanda!

Eve menatap anak jelek dengan perban dimata kanannya. Anak jelek itu bersembunyi dibalik tubuh ayahnya sambil dengan malu malu mengintip. Menjijikkan.

"Nak, mengapa kamu tidak memperkenalkan dirimu kepada kakak kakakmu?" ayah Eve berjongkok, lalu dengan lembut mengelus pucuk kepala anak itu. Anak jelek itu menunduk dan dengan ragu ragu menganggung.

Ia mengambil beberapa langkah kecil dan berdiri di samping ayahnya. Kedua tangannya bertaut, satu manik biru lembutnya terlihat memancarkan kira kira sedangkan yang lainnya berusaha mengintip dari balik perban kotornya. Dengan suara kecil dan lembut ia memperkenalkan diri.

"Etto nee, S, Sou desu! D, dimasa depan a, aku mungkin akan merepotkan k, kalian. Salam ... kenal."

Memuakkan.

Ayah Eve tersenyum lalu melirik tiga putranya, "Lalu? Mengapa kamu tidak meperkenalkan diri ke pada adik kecilmu?"

Ketiga putranya saling pandang, namun tidak ada yang ingin memperkenalkan dirinya terlebih dulu. Pria tua itu menghela nafas panjang.

"Sou, dia adalah kakak tertuamu, Eve. Lalu dia adalah kakak keduamu, Karen. Dan ini kakak ketigamu, Soraru."

Manik anak jelek itu menatap ketiga kakak angkatnya dengan tatapan polos. Masing masing memiliki raut wajah yang berbeda. Acuh tak acuh dan merendahkan; tidak peduli dan tidak suka; mengejek sekaligus mengasihani. Tapi, bagi Sou mereka sedang menyambutnya!

Ah! Anak yang polos!

Sou menganggukkan kepalanya sebagai balasan. Pria tua disebelahnya tersenyum.

"Jaa~ sekarang aku akan mengantar ke kamar baru milikmu, lalu kita akan membersihkanmu dan mengganti perban matamu."

Pria tua itu mengaitkan tangannya dengan tangan Sou lalu meninggalkan ketiga putranya dan menghantar anak jelek itu ke kamar barunya.

Ketiga putranya di bawah memiliki wajah jelek masing masing, mereka mulai mendiskusikan anak jelek itu bersama.

"Aku tidak menyangka ayah akan benar benar memungut si jelek itu." ucap Karen sambil menghela nafas, ia memainkan rambut depannya dan menopang dagu.

"Ck, ayah juga tidak membicarakan hal ini kepada kita." timpal Soraru sambil mendengus dingin, ia bersidekap dada sambil menggeleng pelan, "Nasib kita sangat buruk."

"Jika ayah mendiskusikan ini bersama kita, dia tau kita akan menolaknya. Jadi dia diam diam mengambil si jelek cacat itu." ujar Eve sambil menatap kedua adiknya. Entah sudah berapa kali ayah mereka membujuk mereka bertiga agar mau menerima Sou. Tetapi, siapa yang ingin menampung orang asing jelek dan cacat di rumah mereka? Belum lagi, mereka tidak mengetahui asal usul Sou.

Karen mengangguk, lalu Soraru membalas, "Tapi anak itu cukup imut."

"...."

Sontak, Karen dan Eve menatap Soraru dengan pandangan aneh.

"Kamu gila." ucap kedua kakaknya bersamaan. Soraru menatap mereka berdua dingin.

"Aku tidak gila. Walaupun aku mengatakan dia imut, itu tidak akan mengubah fakta bahwa ia adalah anak jelek yang cacat." ujarnya acuh tak acuh. Tiba tiba sebuah ide melintas dibenak Soraru, manik bocah ranven itu berkilat lalu menatap kedua kakaknya, "Kalian seharusnya mengetahui apa yang aku lakukan."

 Halcyon; Complete [EveSou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang