Bukit

8 2 0
                                    

#SONIAPOV

          Hari itu aku baru saja selesai mengerjakan tugas praktikum mahasiswa baru dengan para dosen, aku kembali memandangi layar handphoneku yang berwallpaper Kak Alfan. Iya, dari awal aku memang sudah jatuh cinta pada kak Alfan sejak dari kecil namun aku menyimpannya karena aku tahu seberapa besar aku mencoba, nyatanya hati kak Alfan bukan untukku melainkan Sandra. Namun, aku kembali mengingat kejadian 3 tahun lalu aku merasa bahwa aku harus selalu ada untuk kak Alfan dengan tak mempedulikan Sandra yang memang sudah menyakiti hati kak Alfan. Bahkan aku masuk ke Universitas yang sama dengan kak Alfan karena aku ingin selalu ada disamping kak Alfan walaupun hanya sebatas status adik kakak saja. Namun tak masalah bagiku jika itu membuat kak Alfan selalu tersenyum. Saat hendak pulang aku dipanggil oleh kak Danu teman dari kak Alfan

"Hai Son, kamu belum pulang" tanya kak Danu

"Iya kak ini mau pulang kok" jawabku

"Aku anterin ya?" ajaknya

"Gak usah kak makasih, aku gak mau ngerepotin kakak" tolakku dengan senyum

"Gak ada ngerepot-ngerepotin kok, kan aku yang mau" ajaknya kembali dengan sedikit memohon, aku pun mengiyakan karena tidak enak jika terlalu menolaknya dengan kasar.

          Akhirnya aku dan kak Danu melangkah pergi keluar fakultas dan menuju ke parkiran, saat sedang menuju ke parkiran langkahku terhenti melihat kak Alfan yang menarik tangan Sandra dan terlihat gusar. Aku yang tidak ingin terjadi apa-apa ingin mengikutinya, lalu aku membatalkan niat baik kak Danu untuk mengantarku ke kostan dan segera mengikutinya menggunakan ojek.

"Pak ojek, ikutin motor itu ya pak" ucapku

"Oke neng" ujarnya dan langsung memberikan aku helm

 ----------

          Selama dalam perjalanan aku melihat kedinginan diantara mereka, entah ada apa seperti perasaan lama itu kembali lagi, aku merasakan sesak melihat bahwa Sandra sedang dibonceng kak Alfan, "apakah mungkin mereka sudah balikan" batinku. Namun dalam sekejap aku kembali tersenyum dan menghapus air mata seakan menyalahkan perasaanku yang seakan tidak merelakan hal itu. Sudah lama di dalam perjalanan, sekitar 2 jam akhirnya sampailah pada sebuah bukit aku kembali mengikutinya dan aku melihat ketegangan diantara mereka berdua. Disana sepertinya kak Alfan mengutarakan isi dari hatinya yang telah ia pikul selama 3 tahun itu, aku tak kuasa melihatnya.

"San, bolehkan aku menciummu" ucap kak Alfan yang membuatku kaget dan tanpa terasa menitikan air mata yang tak kusadari, namun saat aku sempat melihat adegan itu, tiba-tiba ada seseorang yang menutup mataku dan memeluk diriku, saat orang itu menyingkirkan tangannya bisa aku lihat Kak Danu yang sedang memelukku.

"Kalau kamu tidak kuat tidak usah dilihat" ucap kak Danu yang mengelus punggungku untuk menenangkanku. Aku yang memang tidak kuasa melihatnya mengeratkan pelukanku pada kak Danu tanpa terisak sedikitpun seakan untuk menahannya. Akhirnya aku dan kak Danu pergi dari bukit itu dan menuju ke tempat angkringan. Disana aku lebih banyak diam dan kak Danu langsung memecahkan keheningan.

"Kamu kenal dengan Alfan?" ucap kak Danu dan aku menganggukan kepala pertanda aku mengenalinya

"Kenapa kamu sampai mengikuti Alfan? Apa kamu cinta sama Alfan?" tanya kak Danu disana aku langsung kembali terdiam dan termenung namun kak Danu memegang tanganku sembari berkata bahwa ia tahu cerita mengenai Alfan dan cinta pertamanya yang bernama Sandra dan iya juga tahu sebenarnya tujuan Allfan kuliah disini adalah untuk melupakan kenangan pahitnya bersama Sandra dan disitu pula aku bercerita bahwa aku teman kecilnya kak Alfan dan aku memang sudah jatuh cinta dengan kak Alfan dari dulu namun aku tidak berani mengungkapkannya karena aku takut akan menghancurkan hubungan kami.

"Sonn" 

"hmm? kenapa kak Danu?"

"Izinkan aku menjadi pengganti Alfan dihati kamu ya?" saat kak Danu mengatakan hal demikian aku kaget mendengarnya dan menatap matanya yang ia balas dengan senyuman

"Maaf kak tapi aku gak bisa" ucapku perlahan

"Aku gak akan maksa kamu untuk suka sama aku, tapi setidaknya kamu izinkan aku untuk menjadi bagian dari harimu. Aku paham cinta gak bisa dipaksa, aku bakal nunggu kamu sampai siap son" ujarnya dengan senyuman yang membuat aku sedikit tersenyum.

          Setelah makan di angkringan tadi, kak Danu akhirnya kembali mengantarku ke kostan disana aku mengucapkan terimakasih dan maaf kepada kak Danu yang dibalas senyuman olehnya. Setelah kak Danu pergi, aku langsung masuk ke dalam kostan dan termenung sesaat melihat kejadian itu. Seperti perih aku rasakan melihat kejadian di bukit tadi dengan sedikit terisak aku membenamkan kepalaku di bantal dan menangis semalaman.

"Kak Alfan, maafkan aku masih mencintaimu" ucapku lirih sembari memandang foto bersama kak Alfan

----------

Don't copy my story

Jika ingin membaca LUKA CHAPTER 2 disarankan untuk membaca terlebih dahulu LUKA CHAPTER 1.

LUKA 2 : NEVER LOVE AGAIN (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang