02. Mahesa yang Manja

1.5K 188 25
                                    

Level manja seorang Mahesa Dwigarjaya pada Ayunda Aswananta bisa dibilang akut. Selain bucin dan cemburuan, Mahesa juga tipe orang yang tidak peduli dengan sekitar dan ia akan tetap melakukan apa yang ia mau tanpa melihat kondisi sekitarnya.

Contohnya saja saat ini Mahesa sedang tidur di pangkuan Ayunda didalam ruang kepala sekolah. Iya! Di dalam ruangan kepala sekolah. Bahkan ia mengusir kepala sekolah itu tanpa merasa berdosa lalu ia menyuruh Ayunda duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu kemudian ia tidur di paha Ayunda sebagai bantal dengan nyaman dan tenang.

"Ngusir kepala sekolah berasa ngusir kucing ya Kak," kekeh Ayunda sembari mengelus rambut Mahesa.

Lelaki yang matanya sudah terpejam itu tersenyum, "Ruang kepala sekolah rasa ruang pribadi kan Ay?" godanya.

"Nggak baik dan nggak sopan tau Kak kayak gini tuh, masa kepala sekolah disuruh pindah ke kantor guru biasa cuma karena ruangannya dipake tidur sama Kak Mahes," ujar Ayunda menasehati.

"Halah," sahut Mahesa. Tidak akan mempan menasehati Mahesa jika tentang kekuasaan.

Ia tidak semena-mena pada guru tapi ia akan melakukan apa yang ia mau di sekolah ini tanpa pikir panjang. Bahkan ini sudah Mahesa lakukan sejak SMP. Karena pemilik yayasan Cempaka Negeri adalah Eyang Laras yang tak lain adalah neneknya.

Ayunda mengelus rambut lurus berwarna hitam legam itu dengan sayang. Sesekali Ayunda menyentil ujung hidung Mahesa yang terbilang sangat mancung. Hubungan yang terjalin hampir 2 tahun itu jarang terkena masalah karena memang Mahesa sangat menjaga hubungannya dengan Ayunda agar tetap baik-baik saja.

Bukankah realita memang seperti itu? Ketika lelakinya jauh lebih mendominasi dalam hal rasa sayang maka hubungan itu akan aman. 

"Kita anniv yang kedua kapan sih, Ay?" tanya Mahesa tanpa membuka matanya.

"Loh kok malah nanya, nggak inget tanggal jadian?" Ayunda langsung mencubit pipi Mahesa membuat cowok itu terbangun.

Mahesa bangun dan terduduk menghadap gadis yang raut wajahnya sudah nampak kesal itu. "Inget kok, tanggal 18 November kan? Cuma aku nanya karena lupa sekarang bulan apa, gitu sayang," jelas Mahesa membuat bibir Ayunda kembali mengukir senyum.

"Oh gitu, kirain lupa," cicit Ayunda dengan pipi yang sudah merona.

"Kadang emang suka lupa sih," balas Mahesa dengan lirih.

Sontak itu membuat Ayunda kesal, "Rese! Sini kamu! Sini pengen aku tampol tuh mulutnya!"


•••

"Mahesa!"

Mahesa menghentikan langkahnya saat melewati tangga setelah mengantar Ayunda kembali ke kelas. Seseorang memanggil Mahesa dari arah koridor membuat cowok itu menghentikan langkahnya karena ia mengenali sang pemilik suara.

Mahesa membalikan tubuhnya dengan jengah, "Apaansih Ra?"

Tara. Gadis cantik, pandai dan tersohor karena orang tuanya adalah  donatur utama di sekolah ini adalah satu dari banyaknya gadis yang mengincar Mahesa untuk dijadikan kekasih. Bahkan hampir satu sekolah mendukung mereka karena mereka terlihat serasi dan satu kasta.

Tara menyodorkan satu botol berisi jus alpukat, "Gue buatin jus alpukat buat lo, diminum ya!"

Tanpa pikir panjang Mahesa menerima minuman yang memang sangat ia sukai itu dari tangan Tara, "Thanks."

MAHESAYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang