24. Ruang Penuh Kebencian

456 40 36
                                    

Genggaman Ayunda tidak merenggang sedikitpun meski saat ini gadis itu sedang sibuk mengerjakan tugas. Tangan kanannya menulis sedangkan tangan kirinya menggenggam jemari tangan kanan Mahesa. Berkali-kali Mahesa mengulum senyum tipis melihat wajah serius Ayunda saat mengerjakan tugas geografi itu.

"Tegang banget mukanya, emang susah ya Ay?" tanya Mahesa sembari menyelipkan beberapa helai rambut Ayunda yang menutupi wajah ke belakang telinga.

Ayunda mengangguk kecil, "Ribet banget."

"Deadline-nya kapan?" Mahesa kembali bertanya.

"Hari ini Kak, 2 jam lagi." Ayunda menjawab bahkan tanpa menoleh pada Mahesa.

"Aku bisa bantu apa kira-kira?" Mahesa mengerjabkan matanya beberapa kali menampakan wajah imut-nya yang sudah pasti salah situasi.

Ayunda melirik sekilas lalu mendengus, "Jangan kayak gitu mukanya, Ay jadi nggak fokus nih."

Mahesa tersenyum, dengan jahil ia mencubit pipi Ayunda lalu mengecupnya, "Maunya gini?"

"Kak! Ih kok malah nyosor sih, sana Ay mau ngerjain tugas dulu," tukas Ayunda merajuk.

Mahesa merenggangkan genggamannya pada jemari Ayunda namun gadis itu langsung melirik dengan raut merengut kesal yang mengartikan bahwa Ayunda tidak mau genggaman itu lepas. Aneh? Ya, emang cewe kan aneh.

"Katanya suruh sana, ya jangan gandengan dong," decak Mahesa, Ayunda tidak mempedulikannya dan tetap menautkan jemarinya pada jemari Mahesa.

Dengan sabar Mahesa menunggu Ayunda mengerjakan semua tugas. Sembari menunggu, Mahesa tak jarang memainkan ujung rambut Ayunda yang menjuntai indah yang membuat Mahesa gemas. Gadis pemilik rambut panjang itu juga tidak keberatan jika Mahesa memainkan rambutnya.

"Ay pinjem HP dong," cicit Ayunda menodongkan tangan kanannya didepan Mahesa.

Mahesa meraih ponsel berwarna hitam miliknya tanpa ragu lalu memberikannya pada Ayunda, "Nggak usah bilang pinjem," tukas Mahesa.

"Kan emang minjem sebentar, soalnya kamera belakang HP Ay udah agak burem gitu kalo buat ngefoto tugas," balas Ayunda sembari memotret tugas yang sudah ia kerjakan tadi.

Setelah selesai Ayunda menyodorkan ponsel itu kembali pada Mahesa, "Kirim lewat WA, buruan."

Dahi Mahesa mengeryit, "Kirim sendiri lah," balasnya.

"Nggak mau, nggak sopan buka sosial media orang," tolak Ayunda, tetap memaksa Mahesa agar mengirimkan foto itu ke ponselnya.

"Aku pacar kamu, bukan orang lain. Kamu tuh jadi kayak cewe-cewe lain kek yang kepo sama WA, Instagram, Tiktok, pacarnya, biar kamu juga bisa ngomel-ngomel kalo aku like foto cewe sexy, atau liatin video Tiktok yang sexy-sexy," celoteh Mahesa membuat Ayunda melongo sembari mencerna kalimat yang Mahesa ucapkan.

"Buat apa Ay marah kalo Kak Mahes like foto cewe? Kurang kerjaan banget, lagian cewe sexy nya juga belum tentu mau sama Kak Mahes kan?" Ayunda berkata dengan polosnya.

"Maksutnya tuh cemburu Ay, ayo jadi kayak cewe lain yang gampang cemburu. Aku suka kalo kamu cemburuan," ujar Mahesa.

"Ay disuruh cemburu cuma karena Kak Mahes nge-like foto cewe di IG? Kak Mahes selingkuh sama Kak Tara pun Ay biasa aja, mana bisa cuma karena masalah kayak gitu Ay cemburu," tutur Ayunda pada Mahesa yang membuat laki-laki itu menghela napas kasar.

Mahesa menarik lengan Ayunda lalu menatap bola mata dengan sirat coklat tua itu dengan tajam, "Kamu nggak sayang sama aku?"

Ayunda terkekeh, "Sayang lah!"

MAHESAYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang