21. Kebahagiaan Kita

307 37 42
                                    

Play song!
Orang Yang Sama — Virgoun

“Bila waktu izinkan kita menua bersama,
dimataku indahmu tetaplah sama.”

______________HAPPY READING______________

"Oh jadi ini alasan pagi-pagi ada pelangi," seloroh Niko saat melihat Mahesa menggandeng tangan Ayunda dari kejauhan.

"Bahkan semesta ikut bahagia liat lo berdua akur beneran," ujar Niko menepuk pundak Mahesa.

Mahesa melepas genggamannya pada jemari Ayunda. Ia menarik pinggang Ayunda dengan posesif hingga membuat pipi gadis itu merona. Tatapan mautnya pun ia keluarkan saat ini.

"Ngapain senyam senyum? Nggak usah caper sama cewe gue," ketus Mahesa.

"Emang kekurangan lo itu cuma satu Hes, kurang ajar!" cibir Niko sambil menunjuk wajah Mahes dengan jari tengahnya.

Ayunda tertawa berada ditengah-tengah dua laki-laki yang tidak pernah bisa akur ini. Gadis itu dengan jahil yang sudah ada dikepala mulai merenggangkan tangan Mahesa dari pinggangnya. Ayunda berpindah ke sebelah Niko lalu tanpa segan menggandeng lengan cowok itu.

"Ay mau ke kelas sama Kak Niko aja ah," kata Ayunda dengan nada mengejek pada Mahesa.

Mahesa menatap sinis Ayunda, "Yaudah sana."

"Oke, babay!" seru Ayunda menarik lengan Niko dan bodohnya Niko hanya menurut saja.

Saat Ayunda mulai menjauh, Mahesa merasakan kesakitan pada dada kirinya. Mahesa terduduk dilantai koridor dengan darah yang mulai menetes dari hidung mancungnya.

Ayunda menghentikan langkahnya, ia menoleh dan terkejut melihat Mahesa yang sudah terduduk dengan banyak darah yang keluar dari hidungnya. Ayunda menghempas lengan Niko, bergegas ia menghampiri Mahesa.

"Kak!" seru Ayunda menggema sepanjang koridor.

Ayunda ikut terduduk lalu ia menyeka darah yang terus menetes itu dengan sapu tangan yang ia bawa, "K-kamu kenapa? Apa yang sakit?" tanya Ayunda panik setengah mati.

"Obat Ay, aku telat minum obat. Tolong ambil di mobil ya," ujar Mahesa lembut, wajahnya mulai memucat.

Saat Ayunda hendak berdiri, Niko melarang, "Biar gue aja yang ambil obat. Lo bawa Mahes ke UKS dulu kalo bisa."

Ayunda mengangguk, tangannya terulur berniat membantu Mahesa berdiri namun justru Mahesa menarik tangan Ayunda membuat gadis itu malah kembali terduduk.

"Nggak usah, disini aja. Maaf bikin kamu takut dan khawatir," ucap Mahesa melirihkan suaranya.

Ayunda menggeleng, "Berhenti minta maaf. Kamu nggak salah apa-apa, aku tadi cuma kaget kok nggak takut," balas Ayunda memberikan alibi agar Mahesa tidak selalu merasa bahwa ia membuat Ayunda takut dan cemas.

"Darahnya kok ngalir terus sih, kayak gini udah sering?" tanya Ayunda sambil mengeluarkan beberapa lembar tissue karena sapu tangannya kini sudah basah penuh darah namun darah yang keluar dari hidung Mahesa belum juga berhenti menetes.

Mahesa mengangguk, "Sering, cuma kamu aja yang nggak tau."

"Ya itu karena kamu emang nggak mau aku tau, aneh dasar." Ayunda mulai mengomel membuat Mahesa megukir senyum tipis.

 "Kenapa senyum? Aneh ya, cewenya panik malah senyam-senyum." Ayunda terus mencibir.

"Cewenya siapa?" goda Mahesa, Ayunda memberikan lirikan sinis lalu membalas, "Nggak tau, cewe siapa ya?"

MAHESAYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang