Saat kamu tidak menemukan Solusi untuk masalahmu, Mungkin bukan masalah Yang harus dipecahkan, tapi Kenyataan yang harus diterima.
Happy reading..
Suara gemercik hujan terdengar begitu merdu ditemani sorotan cahaya matahari yang terasa hangat menghantam tubuh.
Anak itu kini sedang sibuk menyusun mainannya diruang tamu ditemani tv menyala yang terdengar begitu nyaring memenuhi ruangan.
Naura lozeyura,gadis berparas cantik itu kini sudah besar. Umurnya menginjak 4 tahun, dan ia sudah memasuki tk.
Zeyu datang dengan membawa sekotak mainan untuk naura, senyuman itu terus mengembang dibibirnya. Memang tak mudah mengurus anak sendirian, walaupun ia harus ditemani pil penenang karna terkadang ia mengalami stres berat usai ditinggal yura. Tapi ia kini berhasil, berhasil merawat putri kesayangannya.
Naura menoleh, kini senyuman terukir dibibir tipisnya, ia bangkit kemudian berlari "Yeeyy abi sudah pulang" teriaknya lalu memeluk erat tubuh zeyu
Sederhana bukan? Tapi itulah hal yg selalu dinantikan oleh seorang ayah, Pelukan hangat dari putrinya.
"Naura sayang abi"ucapnya kembali
Zeyu mengecup kening naura singkat "Abi lebih sayang naura"balasnya tersenyum. Sungguh! Naura adalah anugrah terindah yg allah berikan kepada zeyu. Setiap bertemu dengan naura, hatinya terasa bahagia, bahkan lelah tubuhnya mendadak hilang.
Naura mengulurkan sebuah kertas "liat deh bi, naura udah bisa gambar"
Zeyu meraih kertas itu, sebuah keluarga! Sebuah keluarga kecil lah yg naura gambar dikertas itu.
"Ini umi, ini abi, dan ini naura"ujarnya penuh semangat
Meskipun gambaran itu bisa dibilang tidak terlalu rapih, tpi berhasil membuat air mata zeyu lolos membasahi pipi.
"Abi kok nangis"Seru naura kemudian mengelap air mata itu dengan tangan mungilnya
"Abi pasti rindu umi yah"guman naura lirih
Zeyu tersenyum getir "Abi tidak apa apa"
Naura mengangguk paham, ia sangat mengetahui apa yg ada dipikiran abi nya itu.
"Mm abi besok sekolahku merayakan hari ibu, abi bisa datang kan menemani naura?"
Zeyu menatap naura singkat "pasti! Pasti abi temani naura kemanapun"
***
Makam yura tidak pernah telat ditabur bunga setiap minggu, naura dan zeyu selalu mengunjunginya diakhir pekan.
Naura meraih keranjang lalu perlahan menaburkan bunga diatas makam yura "Abi? Apa umi bisa liat naura saat ini?"
"Ya tentu saja, umi mu selalu mengawasimu diatas sana"jawab zeyu sambil menatap langit berwarna biru
Naura mendongak "UMI AKU MERINDUKANMU!!"teriak naura
Zeyu mengelus puncak kepala putrinya, tampak menyedihkan melihat anak kecil yg hidup tanpa merasakan kasih sayang seorang ibu.
"Apakah naura bisa bertemu umi?"tanya naura kembali
Zeyu mengangguk "Pasti naura,, tapi sekarang blm waktunya kamu berjumpa dengan umi"
Naura menatap zeyu penuh arti "Kapan waktunya akan tiba abi? Naura sangat ingin bertemu umi"
Tak ada jawaban yg terlontar dari mulut zeyu, ia hanya terpaku mendengar perkataan naura. Sungguh! Pertanyaan itu membuat zeyu menyerah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini gambaran sosok naura~♡
Naura berdiri kemudian berlari keluar pemakaman "abi coba tangkap naura!"pintanya
Zeyu tertawa pelan "Abi pasti bisa menangkapmu naura"balasnya lalu bangkit mengejar naura layaknya kucing yg sedang mengejar tikus
Tanpa mereka sadari matahari sudah tenggelam dan bergantian dengan sinar bulan yg tidak begitu terang.
Zeyu tengah sibuk menyiapkan makanan diatas meja makan, walaupun masakannya selalu keasinan bahkan hambar, naura tidak pernah kecewa dengan masakan abinya.
"Silakan dimakan tuan putri"
Naura menarik kursi untuk ia duduki, hari ini menunya adalah nasi goreng, makanan kesukaan naura.
Gigi putihnya perlahan menggiling makanan yg masuk lewat terowongan andalannya.
"Rasanya pas abi"ujarnya
"Abi sangat hebat"puji zeyu pada dirinya sendiri.
Mereka melanjutkan makan malamnya dengan senyap, hanya terdengar suara sendok yg menghantam piring begitu nyaring memenuhi ruangan.
***
"Sekarang naura tidur ya"
Naura menggeleng "Naura mau nanya sama abi"
Suasana menjadi serius saat ini "Tanya apa?"
"Abi bisa ngasih naura umi baru?"
"pinta hal lain naura"jawabnya singkat
"Jawab dulu pertanyaan naura"pintanya kembali
Zeyu menggeleng kuat, bagaimana bisa ia menikah lagi sedangkan yura sudah terukir dihatinya.
"Umi mu emang bukan cinta pertama abi, tapi umilah cinta terakhir abi"jawabnya mantap
Naura tertawa lepas "naura hanya bercanda abi" bagaimana bisa zeyu menanggapinya dengan serius? Ada ada saja.
"Terus mau nanya apa?"
"Mmm ceritain gimana sosok ibu?"
Degg
Seketika hati zeyu dihantam tombak sangat kuat, apa ia mampu menjelaskan semuanya kepada yura? bahkan belum ngomong apa2 aja air mata itu sudah terjun memenuhi pipi putih zeyu.