18.🍼

434 50 11
                                    

Happy reading...
Moga kalian suka sama ceritanya hehe

Gatau sih ada yg nunggu ceritanya atau enggak:/

Zeyu ketar ketir sambil mengawasi istrinya yg sedang memilih ini dan itu untuk perlengkapan bayi. Bukan apa apa, kini kandungannya sudah memasuki 9 bulan lebih 5 hari. Kalau tiba tiba dia mau ngelahirin gimna?. Zeyu sudah mencoba menahan istrinya untuk pergi, tpi ia terus mengotot dan mengancam mau pergi sendiri.

"Sayang bantu aku bawa baju!"teriak yura membuyarkan lamunan zeyu

Kaki jenjang zeyu berjalan perlahan menghampiri yura yg sedang berdiri, terlihat ia sangat kewalahan membawa barang barang ditangannya.

"Kebanyakan barangnya"cibir zeyu

Yura terkikik sambil berjalan dibelakang zeyu, matanya masih menyapu peralatan2 bayi yg sangat menggemaskan

Langkahnya terhenti usai ia merasakan ada sebuah cairan yg mulai mengucur melewati selangkangannya, matanya terbelalak mulai mencari keberadaan zeyu, tapi nihil pria itu sudah pergi menuju kasir. Yura mulai mempercepat langkahnya, saking cepatnya sampai ia tidak menyadari didepannya ada tumpukam kardus yg sedang dibawa seseorang.

Brukk!!

Tumpukan kardus berisi penuh menghantam tubuh yura, sehingga membuat tubuhnya menggelitik disusul kardus kardus itu ambruk ditubuh yura

yg dirasakan yura hanya rasa sakit diperutnya, badannya sangat kaku untuk digerakan. Terdengar orang orang mulai panik dan mencoba mengangkat kardus kardus yg menindih tubuh yura.

Zeyu berlari menghampiri kerumunan setelah menyadari yura tidak ada dibelakangnya..

Belanjaan yg dipegang zeyu seketika lolos menghantam lantai seolah licin "Yura___

Yura berbaring dengan darah disekujur tubuhnya, tangannya terlihat masih memegangi perutnya yg seolah olah sangat kesakitan.

Wajah zeyu berubah menjadi pucet, ia diambang kepanikan. Tanpa babibu zeyu membopong tubuh yura dan membawanya kerumah sakit.

Air mata sudah menggenang disudut matanya, tatapannya sesekali mengawasi yura yg sudah tidak sadarkan diri.

Rumah sakit

Yura dimasukan keruang persalinan, Disambutnya suster dengan tergesa gesa membawa peralatan ini dan itu

2 keluarga sudah berkumpul diruang tunggu, hanya kepanikan yg menyelimuti mereka.

Ceklek!

Dokter keluar! Raut wajahnya terlihat mengecewakan. Kenapa ini??

"Jadi gini, bu yura mengalami pendarahan hebat, tenaganya juga sudah terkuras. Tidak memungkinkan untuk pasien dioprasi dlm keadaan seperti ini. Tetapi klau menunggunya pulih, kemungkinan bayinya tidak bisa kami selamatkan, dikarenakan ketubannya yg dibiarkan bkl semakin mengering"jelasnya

Mereka saling menatap bingung "lalu?"

"Hanya satu yg bisa diselamatkan"lanjutnya

Zeyu menelan salivanya kasar, membasahi kerongkonganya yg terasa kering. ingin sekali rasanya ia menangis memeluk istrinya dlm keadaan seperti ini.

"Selamatkan ibunya saja dok"ucap zeyu mantap tanpa menunggu persetujuan dari keluarga yura maupun dirinya. Karna ia sangat yakin mereka juga punya pemikiran yg sama.

"Baiklah"ujar dokter lalu kembali masuk

Zeyu berusaha kuat menerima keputusannya, itu berarti ia harus merelakan anaknya pergi. Zeyu sangat berharap ini adalah sebuah mimpi buruk, dan ia menantikan dirinya bangun dari mimpi buruk itu.

2 jam berlalu tapi tidak ada tanda tanda dokter menyudahi semuanya. Apa yg terjadi didalam sebenarnya?

"Oekk oekkk!!"suara tangisan bayi terdengar diruangan persalinan

Zeyu kaget bukan main mendengar tangisan bayi, itu berarti keduanya selamat.

Ceklek

Dokter keluar, wajahnya terlihat lega

"Selamat ya pak, bayinya perempuan"

Zeyu tersenyum "alhamdulillah"ujarnya

"Tapi istri anda___

Zeyu menatap dokter serius ia sengaja tidak membuka suara dan menunggu dokter melanjutkan ucapannya

"Istri anda tadi sempat tersadar, dia minta anaknya yg harus diselamatkan"ujarnya menunduk

Perasaan zeyu berasa dibawa terbang kemudian anjlok turun kebawah! Ia tak percaya harus kehilangan yura secepat ini.

Air mata itu keluar tanpa ijin membasahi pipi zeyu. Ia berlari memasuki ruang persalinan. Tubuh yura sudah dibaluti kain sampai puncak kepalanya.

Zeyu perlahan merosotkan kain itu, benar saja wajah yura sudah pucet karna tidak ada lagi aliran darah.

Zeyu merintih pelan, hatinya begitu sakit melihat mayat istrinya terbujur kaku. Ia memeluk tobuh yura, sesekali mengecup keningnya sambil menangis. Mengapa semua ini terasa berat?

"Sayang makasih udah berhasil lahirin anak kita kedunia"lirihnya pelan

"Aku bakalan rawat putri kita dengan baik,, demi kamu"

"Kamu hebat, kamu adalah wanita terhebat yg pernah aku temui"

"Suatu saat nanti, bakal aku ceritain semua perjuangan kamu ke anak kita"

"Semoga tenang yura sayang"

Ia terus memeluk tubuh yura hingga berjam jam, Ia harap pelukan terahirnya bakal teringat sampai ahir hayat nanti. Dan akan zeyu simpan kenangan terahir yura dimemorinya.

***

Tubuh yura perlahan dihantam tanah, hingga ahirnya bunga lah yg berada diatas tanah itu dengan batu nisan mengiringinya.

Zeyu berdiri kikuk, ia bahkan tidak sanggup melihat nama istrinya berada dibatu nisan. Tak rela! Sungguh.

Perlahan ia mulai jongkok, mengusap nama itu pelan. Yura benar benar sudah pergi! Pergi untuk selamanya.

"Aku cinta kamu... Selamanya"ujarnya lirih

Setangkai bunga mawar seakan berdiri sayu terkena air mata zeyu yg terus menghantam bunga indah itu.

~selamat jalan yura~

Zeyu sedang berada dikamar sekarang, nampak kamar itu sangat sepi tanpa kehadiran yura. Biasanya kamar ini terbaluti kehangatan yg dibuat olehnya. Namun wanita itu sudah bebar benar pergi, pergi meninggalkan semuanya.

Masih terlihat bayang bayang yura dipikirannya,ketika yura sedang tidur, ngemil dikasur, joget joget, semua itu masih terlihat jelas.

Ingin sekali rasanya zeyu bunuh diri dan pergi bersama yura, namun saat melihat bayi mungil itu niatnya semakin ditunda. Gimna klo dia sudah besar? Apakah dia bisa bahagia tanpa sosok ibu dan ayah?. Entah sehancur apa anak itu nanti.

Pengen cepet2 nuntasin..
#mas.zeyu
#san_.yu

ASSALAMUALAIKUM TIANJIN [YU ZEYU] COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang