#6.Pilihan Luka

6.1K 367 17
                                    

***

Ketika pria yang dicintainya berubah jadi sosok yang lain, Lili bertekad mencari tahu masalahnya dan berniat memperbaikinya.

Ketika mendapati suaminya tidur dengan wanita lain, Lili masih bisa mengamuk dengan bringas.

Namun... Ketika mendengar suaminya berkata bahwa dia dan wanita itu saling mencintai...

...Lili hanya terdiam.

"Kamu cukup bersikap selayaknya istri yang baik."

Tunggu, aku belum mengerti.

Beberapa saat lalu usai berhasil melerai mereka,Ozan mengajak Lili bicara. Katanya dia akan menjelaskan hal ini terhadap Lili agar perempuan itu mengerti. Tapi nyatanya,Lili tetap tak dapat mengerti.

Atau mungkin lebih tepatnya menolak mengerti.

"Kau bebas melakukan apa saja yang kamu mau di rumah ini. Aku juga akan memberimu uang bulanan berapa pun yang kau minta. Dengan syarat, tidak boleh ada satu orang pun yang tahu tentang hal ini."

Lili yang duduk tepat di hadapan Lelaki itu terlihat linglung.

Terlihat seperti orang bodoh. Sangat berbanding terbalik dengan beberapa saat yang lalu dia yang begitu ganas mengatai Sinta dengan segala jenis yang buruk sambil terus berusaha menghajar Sinta kembali, tetapi Ozan menahannya.

Lalu... ketika Ozan berkata bahwa mereka saling mencintai, Lili seketika terdiam.

Ozan juga dengan datarnya menjelaskan bahwa pernikahan mereka itu dilakukan semata-mata untuk menutupi hubungan terlarang mereka dari dunia.

Tubuh Lili lemas. Hanya sanggup
bertanya-tanya sendiri dalam hati.

Ozan yang duduk di depan sana menjelaskan dengan tegas serta panjang lebar.Tetapi Lili masih sulit mencernanya.

Perempuan yang terduduk diam itu seolah berusaha menolak kenyataan yang ada.

Semua ini seperti mimpi buruk. Baru kemarin dia merasakan kebahagian yang luarbiasa saat menikah dengan lelaki yang dia cinta.

Tetapi hari ini, Lili merasa bagai dihempas dari ketinggian kemudian hancur berkeping-keping ketika semuanya ternyata hanya tipuan. Kebohongan. Dia dibohongi.

Lili merasa seperti tirai kumuh yang dibeli seorang pangeran dan dibawa ke istana hanya untuk menutupi kotorannya saja.

Hanya untuk itu Ozan memungutnya. Hanya supaya orang lain tahu bahwa seorang Ozan telah menikah, tanpa curiga bahwa sebenarnya ia menjalin hubungan dengan anak dari bibinya sendiri. Itu saja.

Lili kini sudah mengerti, bahwa dia di sini hanya sebagai penutup hubungan mereka. Sungguh memalukan.

"Kalian menjijikkan,"desis Lili tajam. Yang sebenarnya sedang berusaha keras menahan air mata.

Dia tak sudi menangis di depan Ozan. Bukankah menunjukkan luka pada musuh akan membuat diri kian terhina? Dirinya sudah dihina dan Ia tak akan menambahnya lagi.

Melepas remasan sofa yang sedari tadi tanpa dia sadar lakukan, Lili lantas berdiri dengan tatapan menguhunus ke arah Ozan yang masih terlihat tenang di sana.

"Baiklah. Semoga kalian segera mendapat restu dan akhirnya menikah lalu hidup bahagia," ucap Lili yang berdiri tegak, terlihat kuat. Tak ada yang tahu jika sebenarnya lututnya itu tengah bergetar hebat.

"Terima kasih sudah memberiku tumpangan di rumahmu beberapa hari ini, Tuan Ozan. Saya permisi." Lili tak ingin membuang waktu untuk segera enyah dari tempat itu. Lagipula untuk apa berlama-lama di sana? Tidak ada gunanya.

CINTA DARI LILITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang