***Mendengar pintu kamarnya dibuka dari luar,Lili seketika menoleh,lalu tersenyum pahit.
Lagi-lagi bukan orang yang diam-diam dia tunggu sejak kemarin.
Setelah kejadian memotong rumput taman kemarin,Lili jatuh demam.
Dia tidak ingat bagaimana tubuhnya yang tahu-tahu sudah di kamarnya. Yang dia ingat saat itu adalah, ketika melihat Ozan tiba-tiba berdiri di belakangnya.
Lili yang sedang merasa lelah dicampur jengkel kala itu seketika menjadi-jadi begitu melihat wajah Ozan.
Tanpa berpikir jernih, Lili sontak mengambil ancang-ancang hendak melempar gunting rumput di tangan dan mengarahkannya pada Ozan.
Ya,Lili berharap lemparannya tidak meleset dan minimal harus mengenai wajah menyebalkan lelaki itu.
Bukankah ini semua karena dia? Karena dia Lili sampai harus terseret ke hubungan kotor mereka dan harus berhadapan dengan tingkah laku Sinta yang mengerjainya habis-habisan.
Seperti yang Lili duga, Sinta benar-benar berencana membuat Lili tak tahan dan kabur dari rumah ini.
Sinta cemburu.
Ya,walau dia sendiri tahu jika pernikahan ini hanya sandiwara,tapi Sinta sebenarnya tidak pernah setuju atas usul yang Ozan berikan untuk menutupi hubungan mereka.
Diah,seorang pelayan yang usianya tak jauh berbeda dengan Lili memberitahukan hal tersebut ketika menjaga Lili yang demam.
Senyum terukir di bibir Lili yang pucat saat itu ketika mendengar pelayan yang sedang membantunya tersebut meminta Lili agar bersabar.
Diah memberitahu Lili, bahwa tuan Ozan dan Sinta bertengkar. Pelayan itu tak sengaja mendengar mereka bertengkar tak lama setelah Lili pingsan.
Mungkin tuan Ozan marah lantaran Sinta memperlakukan Lili seperti pelayan dan memakai seragam pelayan itu segala. Tapi entahlah,pelayan bernama Diah ini hanya mendengar mereka berdebat. Dan Sinta lagi-lagi mengatakan kalau wanita itu tidak setuju Ozan menikah dengan perempuan lain sekalipun itu hanya untuk hubungan mereka.
Lili mengucapkan terima kasih terhadap Diah untuk apa yang pelayan itu beritahu,dan mengangguk setuju saat Diah meminta agar jangan katakan pada siapapun kalau dia mengatakan hal demikian pada Lili.
Lili sedikit merasa haru ketika mengetahui bahwa di dalam rumah ini ternyata ada yang peduli padanya .
Diah berkata,bahwa Lili tidak perlu cemas,karena sepertinya Sinta tidak akan berani lagi memperlakukan Lili sebagai pelayan setelah ini.
Lili saat itu tersenyum saja menanggapinya. Karena sebenarnya yang dia cemaskan bukan masalah pelayan,melainkan...tingkah gilanya yang sempat ingin melempari Ozan dengan gunting rumput.
Terlepas apa yang membuatnya nekad bertindak demikian,itu tetap saja tindak kekerasan bukan?
Aishh! Lili bahkan ingat jelas bagaimana tajam tatapan Ozan saat itu ketika melihatnya mengarahkan gunting tersebut kepadanya.
Untungnya, saat itu Lili keburu tumbang sebelum sempat gunting yang diarahkannya melayang.
Lili pada akhirnya benar-benar tumbang sebab pusing yang luar biasa mendera. Kunang-kunang di matanya kian menjadi-jadi sebelum akhirnya berubah gelap gulita.
Lili tidak ingat lagi selanjutnya. Dia tersadar malam harinya.
Diah yang menungguinya itu memberitahu Lili, bahwa kata dokter yang didatangkan untuk memeriksa keadaan Lili tadi mengatakan kalau Lili hanya demam biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI LILI
Romantizm"Kamu bisa menolakku selama yang kamu mau. Aku punya banyak waktu untuk menunggu." - Lili - TERIMA KASIH TELAH JADI ORANG YANG BERADAB DENGAN TIDAK MEMPLAGIAT CERITA INI. #ROMANCE STORY