Tearing Apart

193 37 14
                                    

Plan berdiri di atas atap gedung kondo teman dekatnya. Langit gelap disertai kilatan petir di kejauhan menandakan sebentar lagi turun hujan.

Angin mengusap rambutnya, wajahnya, lehernya seperti jari-jari dingin halus tak kasat mata.

Ia menghela napas untuk ke sejuta kali. Berusaha keras menenangkan diri.

Malam itu dingin. Hatinya juga. Satu per satu. Tetes hujan jatuh dari langit.

Rasanya seperti jarum yang menusuk kulitnya hingga terluka, langsung menembus hatinya. Mengoyak apa yang tersisa di sana.

Seseorang yang ia cintai diam-diam selama bertahun-tahun akan menikah.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari kabar itu.

Ia ingin menangis tapi juga tidak ingin pada waktu yang sama. Dia sudah menahannya selama bertahun-tahun. Dia bisa mengatasi ini.

Dia tahu teman baiknya akan segera berumah tangga, cepat atau lambat.

Mean adalah orang dengan rencana. Dia tahu betul apa yang dilakukannya, tahu kapan memulai, tahu kapan mengumumkan.

Sementara Plan hanya mengikuti.

Akan lebih baik jika ia sedang berdiri di atap gelap itu sendirian. Ia tidak akan terlihat begitu menyedihkan.

Tidak akan ada yang menyadarinya.

Tapi tentu saja ia mendengar suara langkah kaki mendekat dan napas tersengal karena berlari.

Saat ia menoleh ke arah suara, ia menyadari seseorang berdiri di sana.

"Phi Plan, aku mencarimu kemana-mana." Perth keluar menembus hujan, tampak begitu sedih.

Mereka berdua tidak mengatakan apa-apa.

Plan adalah orang yang dicampakkan malam itu, tapi Perth satu-satunya yang menangis.

Perth menatap laki-laki yang patah hati itu langsung ke matanya, lalu berkata...

"Kalau phi Plan ingin menangis, tidak apa-apa."

Hanya gerimis menyahut dalam gelap.

"Aku hanya berharap dia mengambil keputusan yang tepat." Plan berkata.

"Aku hanya tidak ingin dia terluka."

Bagi Perth, Plan itu aneh. Dia tidak mau melihat orang lain babak belur, di saat dirinya hancur lebur.

.

.

.

END

END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


April 15, 2021

TORMENT • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang