Follow

160 31 36
                                    

"Phi, follow cewekku dong." ujar Mean suatu malam.

Mereka lagi nongkrong bareng di kondo Mean setelah bermain skating.

"Emang kamu beneran udah punya cewek? Bukannya gosip?"

"Udah dong, nih." Mean menunjukkan foto pacarnya. "Narak kan?"

"Mirip yang sebelumnya."

"Masa sih phi?"

"Ho oh."

Mean mengernyit, berusaha melihat kemiripan pacarnya dengan mantannya.

Plan menahan tawa.

"Udah ah phi, cepetan follow gih."

"Dih merintah-merintah."

"Ayo dooong. Nanti fans kabuuur..."
Mean mulai usel di bahu Plan, menarik-narik lengannya manja.

Plan makin gemas.

"Males ah." Ia masih ingin mempermainkan nong bongsornya itu.

"Pipeeen..." kumat.

Plan menekan follow di akun itu. Lalu menyodorkan ponselnya ke muka Mean.

"Nih. Udah. Seneng?"

"Kamu tebaek!"

Mean langsung menyosor Plan tepat di bibir. Plan yang kaget mendorong mukanya menjauh, lalu mengusap mulutnya dengan lengan kaos.

"Jijik Mean. Aku pulang!"

"Yaah kok pulang?"

"Aku ada janji. Penting."

"Mau kencan ya?"

Plan tidak membalas, hanya melempar senyum lebar sejuta watt yang bikin Mean tiba-tiba kesal dan cemburu. Selalu begitu. Setiap Plan dekat dengan seseorang, hati Mean yang tercabik-cabik.

.

.

.

END

15 April 2021

TORMENT • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang