Sorry telat lagi nih updatenya.
Soalnya lagi sibuk akhir-akhir ini.
Semoga masih pada nungguin.
"B-bang Seokjin?"
Semua penghuni berhamburan menuju ruang tengah karena mendengar suara tangisan Umji yang histeris. Suasana berubah menjadi riuh karena melihat tubuh Seokjin yang bersimbah darah di lantai.
Heeseung menutup mata Jungwon dan Ni-ki agar mereka berdua tidak bertatapan langsung dengan tubuh Seokjin, walaupun keduanya sudah melihat itu sekilas saja.
Dengan langkah perlahan disertai tangan yang sedikit gemetar, Sowon memeriksa keadaan Seokjin yang mungkin masih bisa diselamatkan, meski ia sendiri ragu karena luka di leher dan kepalanya yang parah.
"Bang Seokjin .... udah gak ada," ucapnya dengan mata tertutup. Ia juga menahan air mata agar tidak lolos membasahi pipinya.
Seluruh penghuni terbelalak kaget, terutama Umji. Dia yang lebih tahu kronologi kejadian karena berada di ruang tengah sebelum Seokjin menghembuskan nafas terakhirnya.
Sowon menyuruh gadis bersurai kebiruan itu untuk menceritakan apa saja yang dia ketahui tentang kronologinya agar kematian Seokjin tidak mengambang begitu saja.
"Gini, aku lagi jalan mau ke teras dan kebetulan juga denger suara Jay di sana. Pas mau lewatin ruang tengah, aku ngeliat ...." Umji menarik nafasnya dalam-dalam. "Kak Seokjin jatuh dari lantai dua sambil pegang pisau di tangannya."
Setelah menjelaskan itu, Umji menunduk sambil mengepalkan tangannya. Lagi-lagi, dirinya harus melihat secara langsung kematian seseorang dengan matanya sendiri.
Sebelumnya, ia pernah melihat kakak laki-lakinya ditabrak oleh mobil berwarna hitam saat sedang menyeberang di jalan raya. Bukannya menolong, orang yang mengendarai mobil itu justru lari meninggalkan kakaknya tergeletak tak berdaya di atas aspal.
Saat mau dibawa ke rumah sakit, kakaknya telah meninggal karena kehilangan banyak darah. Saat itu, Umji ingin sekali mencari pengendara mobil tersebut, namun ia sendiri tahu hasilnya akan seperti apa.
"I-ini gak mungkin, 'kan kalo Kak Seokjin bunuh diri?" tanya Yuju sambil menatap jasad Seokjin di depannya.
Sowon bangkit, lalu menggelengkan kepalanya. "Untuk sekarang, anggap aja Kak Seokjin bunuh diri berdasarkan apa yang udah Umji jelasin tadi."
"Tunggu, gua curiga sama seseorang," ucap Yerin sambil menerawang secara bergantian semua penghuni. Setelah menemukan orang yang dimaksud, Yerin menunjuknya dengan tatapan yang serius.
"Lu nuduh gua, Teh?" tanya SinB dengan nada dingin.
Yerin menurunkan lengan, kemudian mengedikkan bahunya cuek. "Asal nebak aja sih, abisnya lu gak keliatan kaget."
"Cih, otak lu cetek. Bisanya cuma nuduh tanpa bukti dan gunain alasan sampah kaya gitu," SinB tak terima jika dirinya dituduh membunuh Seokjin. Dia tidak akan mengotori tangannya sendiri untuk melakukan hal seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[◈] Walpurgis Night || ENHYPEN X GFRIEND
Fiksi Penggemar❝ Kami persembahkan jiwa raga dan seluruh hidup kami untuk kesempurnaan ritual agung ini, demi menyambut kedatanganmu. ❞