[◈] 12

482 146 34
                                    

Akhirnya bisa lanjutin book ini setelah sekian lama. Semoga masih pada nungguin kelanjutan ceritanya.

Kalo ada kritik atau saran, tumpahin aja, ya. Biar ke depannya book ini jadi rapi dan enak dibaca.



























































"T-teteh ...."

Jay berusaha untuk mencengkram kaki sosok di depannya. Sambil menahan sakit, dia terus mencoba mengulurkan tangannya dengan susah payah. Kesadarannya hampir hilang karena darah terus keluar dari perutnya.

"T-teteh .... K-kenapa?"

Tak lama, sosok itu pergi meninggalkan Jay sendirian di ruang bawah tanah yang bau akan bangkai. Entah bangkai apa itu, tapi yang jelas, kesadaran Jay perlahan mulai hilang.

"Bang Jay ke mana, sih? Dari tadi gua cariin gak ketemu. Apa keluar, ya?"

Samar-samar, Jay mendengar suara Ni-ki dari atas sana. Ia berusaha untuk mengeluarkan suara supaya Ni-ki dapat menemukannya.

"Lho, kok pintu ini kebuka? Tumben."

Derap langkah Jay dengar di ujung sana sambil terus memanggil nama Ni-ki dengan susah payah. Ia tidak bisa mempertahankan kesadarannya lebih lama lagi, kemudian pingsan dengan dikelilingi darahnya sendiri.

Sementara itu, Ni-ki mencium bau tak sedap ketika sampai di ruang bawah tanah. Dia mengarahkan senter ke sembarang arah untuk mencari Jay yang dirinya rasa berada di sini.

Dengan keberaniannya, Ni-ki mencari sosok Jay di bawah sana sambil terus menyebut namanya tanpa henti. Sampai pada akhirnya, ia menemukan sosok lelaki tergeletak tak berdaya yang dia yakini adalah Jay.

"Bang Jay!" Saking terkejutnya, Ni-ki sampai duduk bersimpuh karena tak kuat melihat keadaan Jay saat ini. Bibirnya gemetar disertai gelengan kepala tak percaya.

Ni-ki membalikkan tubuh Jay ke posisi terlentang secara perlahan dengan air mata yang tertahan sambil menutup lukanya menggunakan kemeja. "Nggak, nggak! Bangun, Bang Jay!"

"Bang Heeseung, Bang Jake!" teriak Ni-ki memanggil kedua lelaki itu untuk membantunya membawa Jay ke rumah sakit secepat mungkin.

Selang beberapa saat setelah Ni-ki memanggil nama Heeseung dan Jake, mereka berdua datang dengan tergesa-gesa mengingat Ni-ki memanggil mereka sambil berteriak.

Baru saja Jake mengarahkan senternya ke bawah, dia melihat Jay yang tak sadarkan diri dalam pangkuan Ni-ki. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menghampiri sahabatnya itu dengan wajah panik karena terkejut.

"Kenapa bisa begini, Ki?!" tanya Jake tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ni-ki juga gak tau, Bang. Tiba-tiba, Bang Jay udah ambruk pas Ni-ki masuk ke sini."

"Udah udah, sekarang kita bawa Jay ke rumah sakit sebelum dia kehabisan darah." Heeseung menepuk-nepuk bahu Jake dan Ni-ki untuk menyalurkan energinya agar mereka tak terlalu tegang. "Jake, lu angkat badannya, gua bagian kaki. Terus Ni-ki terangin jalan di depan pake senter, ya."

Dengan susah payah, mereka membawa tubuh Jay keluar dari ruang bawah tanah tanpa menyadari adanya mayat perempuan yang tertancap paku di sana. Sebenarnya mereka sadar akan bau bangkai yang menyengat di dekat mereka sejak tadi, namun mereka tidak menghiraukannya karena sibuk mengurusi Jay.

[◈] Walpurgis Night || ENHYPEN X GFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang