[◈] 11

672 165 29
                                    

Maaf ya, lama update booknya.
Masih pada nunggu, 'kan?
Semoga masih setia sama book ini.





























































Drrtt .... drrtt ....













































"Halo, Jay. Maaf, ya jadi ganggu tidurnya, tapi .... Mama mau tanya sama kamu."

"Tanya apa, Ma?"




















































"Kamu tau Minju di mana nggak, Jay? Soalnya terakhir Minju bilang, dia mau ketemu sama kamu tadi malem. Tapi sampai sekarang belum pulang."











































"J-jay belum ketemu sama Minju, Ma. Dia nginep di rumah temennya mungkin."

"Hmm .... bisa jadi, sih. Kirain Mama, kamu ketemu sama Minju semalem. Dari tadi Mama coba nelepon ke HP nya, tapi nggak aktif."

"HP nya lowbat terus mati kali, Ma. Mungkin Minju juga lupa buat charger HP di rumah temennya."

"Ahh .... yaudah kalo gitu. Maafin Mama, ya jadi bangunin kamu pagi-pagi begini."

"Gak apa-apa, Ma. Kalo nanti ada kabar dari Minju, Jay bakal kasih tau Mama secepatnya."

"Iya. Tolong ya, Jay."





























































"Maaf Ma, Jay belum bisa bilang yang sebenernya tentang Minju. Jay takut Mama shock."

Jay bermonolog dengan mata menatap plafon kamar. Tangan kirinya memukuli dahi sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan. Dia mengingat kata-kata Heeseung tadi malam.

"Gua tau itu berat, tapi kalo lu ada di posisi orang tuanya Minju gimana? Gak tau sama sekali keadaan anak lu sendiri yang sebenernya udah gak ada."

Jay mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Minju dari mara bahaya. Jika bisa, dia ingin menggantikan posisi gadis itu agar ia tetap hidup. Jay menggigit bibir bawahnya sembari menahan air mata yang sebentar lagi akan keluar membasahi pipinya. Sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum sendu membayangkan wajah cantik Minju di dalam kepalanya.

"Maaf ya, sayang. Aku belum bisa menuhin permintaan terakhir kamu ...." kata Jay. "Tapi, aku bakal cari tau siapa manusia biadab yang tega bunuh kamu."

Setelah mengatakan itu, sudut bibir Jay mulai menurun. Dia mengingat perkataan Minju yang berteriak saat di telepon ingin memberitahu sesuatu. Kedua tangannya mulai meremas seprai tempat tidur dengan kepala yang menggeleng perlahan ke kanan dan kiri seakan tidak percaya apa yang baru saja terlintas di dalam pikirannya.












































































[◈] Walpurgis Night || ENHYPEN X GFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang