Disclaimer!
Ada bagian yang mengandung bahasa kasar.
"Umur gua udah 63 tahun."
Sontak, tujuh lelaki yang berada di hadapan SinB itu memundurkan kepala mereka dengan ekspresi terkejut, kemudian saling melempar pandangan satu sama lain. Entah SinB bercanda atau tidak, tapi dari raut wajahnya, dia benar-benar serius akan ucapannya tersebut.
"Bentar-bentar, Teteh bilang apa tadi? 63 tahun? Berarti, Teh Sowon sama yang lainnya juga umurnya udah sekitar 60-an?" tanya Sunoo, lalu dibalas anggukan oleh SinB. Dia masih berpikir, bahwa SinB telah berbohong dan sedang mencoba untuk mendekatkan diri pada mereka agar saling mengenal lebih dalam lagi.
Jungwon menimpali. "Kalo itu bener, artinya Teteh juga ikut perayaan itu, 'kan? Makanya muka Teteh keliatan lebih awet muda dari yang seharusnya."
"Itu dulu. Gua udah berhenti ikut perayaan dari tahun lalu, karena gua udah nggak tahan sama aktivitas lingkaran setan begitu," ucap SinB dengan suara dalamnya. "Setiap gua ngelamun, selalu muncul rasa bersalah di benak gua. Suara teriakan bercampur suara tangis yang gua denger kala itu, masih terekam jelas di otak gua."
Mendengar itu, Heeseung memegang tangan dingin SinB dengan erat. Entahlah, Heeseung merasa bahwa dirinya harus melakukan itu. Dia tak begitu paham apa yang telah gadis itu lalui semasa hidupnya, tapi ia dapat merasakan sakit yang amat mendalam pada diri SinB. Bukan fisik atau pun jasmani, melainkan mental dan psikis.
"Ngeliat orang-orang mati di hadapan Teteh sendiri, pasti berat banget rasanya," ujar Heeseung mencoba untuk menghibur. "Teh SinB bertahan sampe detik ini juga pasti bukan suatu hal yang mudah buat dilalui."
"Tapi, Teteh udah ngelakuin sebuah kebaikan hari ini." Manik mata Heeseung menatap lekat wajah SinB. "Teteh udah bantuin kita. Jadi, kita berterima kasih banget sa-"
"Masih terlalu awal buat bilang makasih." SinB menarik tangannya lepas dari genggaman Heeseung, lalu memasukkannya ke dalam kantong hoodie miliknya. "Lu semua masih belum aman selama seminggu ini. Jadi gua minta buat seminggu ke depan sampe situasinya aman, jangan ada yang berani ngelangkahin kaki sejengkal pun keluar dari rumah tanpa izin dari gua. Paham?"
Semuanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Mereka takut sekaligus cemas akan dijadikan korban untuk perayaan yang menyesatkan itu. Mereka semua belum mau mati muda. Masih banyak hal yang ingin mereka lakukan dan capai di masa depan.
"Ada satu hal yang mau Heeseung tanyain ke Teteh," ujar Heeseung yang diselimuti rasa penasaran di dalam dirinya. SinB terdiam untuk beberapa saat, kemudian mempersilahkannya untuk bertanya.
Heeseung menarik nafasnya dalam-dalam ...
"Apa Teteh kenal orang yang namanya Choi Beomgyu?"
"Choi Beomgyu? Itu nama temen masa kecilnya Bang Heeseung, 'kan?" tanya Ni-ki memastikan, kemudian dibalas anggukan kepala oleh Heeseung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[◈] Walpurgis Night || ENHYPEN X GFRIEND
Fiksi Penggemar❝ Kami persembahkan jiwa raga dan seluruh hidup kami untuk kesempurnaan ritual agung ini, demi menyambut kedatanganmu. ❞