-The Remplacer-
•
•
•
•
-02, He Disappear-K
ini sudah hampir tujuh tahun kelulusannya dari SMA. Di usianya yang sudah duapuluh empat tahun, Jellita kini tengah mempersiapkan pernikahannya bersama Kim Jungwoo kekasihnya sejak setahun lalu. Ia sempat mengalami pro dan kontra saat meminta izin untuk menikah dengan Jungwoo kepada orangtuanya, namun pada akhirnya kedua orangtuanya mengizinkannya demi kebahagiaannya.
Persiapan pernikahan sudah mencapai sembilan puluh delapan persen, ia tinggal menyebarkan undangannya kepada kerabat dan teman yang akan di undang. Jellita hendak menelpon Jungwoo untuk bersama mengambil undangan yang masih di tempat percetakan, lelaki itu tak kunjung menjawab teleponnya, sudah hampir lima belas kali ia menelpon.
Berpositive thinking jika Jungwoo hanya sedang tak memegang ponsel, ia memilih untuk menghubungi Aleia, sahabatnya sejak SMA untuk menemaninya ke tempat percetakan. Tentu saja dengan senang hati Aleia akan mengantarkan sahabatnya itu.
Tentang Aleia, ia tak lagi berpacaran dengan Yuta, hubungan keduanya kandas saat Yuta sudah lulus. Aleia kini sudah menikah dengan seorang penyanyi terkenal dan tengah mengandung, usia kandungannya baru menginjak dua bulan.
Jellita mengambil tas beserta kunci mobilnya untuk segera menjemput Aleia dirumahnya.
~•~
"Jellita, manjalita bestieku tersayang muah muah yang sepuluh hari lagi mau jadi istri orang, uhuy" sahut Aleia dengan kehebohannya saat memasuki mobil Jellita. Jellita terkekeh, ia yakin mood ibu hamil di sebelahnya ini sedang bagus, karena tadi sang suami mengantarnya sampai depan rumah. Karena biasanya Taeil, suami Aleia selalu sibuk.
"Huh, Le, si Jungwoo ngga angkat telfon gue tadi makanya gue minta lo temenin gue,"
"Hah? ngga biasanya banget tu orang kayak gitu, dia kan kalo lo nelfon atau chat selalu angkat atau bales cepet," Jellita mengangguk, ia juga merasa sedikit janggal, namun kehidupan Jungwoo tidak berisi tentang dirinya saja kan?. Meskipun ia adalah calon istrinya, Jungwoo juga memiliki pekerjaan, orangtua dan lainnya.
"Oh iya, semuanya udah beres kan? sorry banget ya Jell gue ngga bisa bantuin lo banyak, mas Taeil ngelarang gue buat capek huhuu"
"Apaansih lo Le, jangan lebay deh lo fokusin aja tuh calon keponakan gue" Jellita kembali fokus menyetir mobil, sementara Aleia sibuk dengan cemilannya.
Kurang lebih setengah jam perjalanan, Jellita dan Aleia kini sampai di tempat percetakan, setelah memberitau keperluannya disana, salah satu pegawai mengambilkan undangan pernikahan Jellita dan Jungwoo yang sudah di desain sedemikian rupa.
~•~
"Jellita! Jellita!" Jellita yang tengah mencoba menelpon calon suaminya itu sedikit merasa jengkel kala panggilan dengan suara yang keras itu terdengar, huh, mood nya sekarang ini sedang tak baik-baik saja. Perkara Jungwoo yang masih belum mengangkat telponnya dan sekarang malah tidak aktif.
"Jellita! kesini dulu dong!!" menghela napas kasar, Jellita beranjak dari rebahnya dan berjalan keluar kamar. Terlihat sang ibu yang tengah menenteng telepon rumah dengan gagangnya yang ia genggam. Jellita mengerutkan keningnya, wajah ibunya terlihat bingung.
"Kenapa sih Bun?, aku lagi telfonin Jungwoo,"
"Itu dia Jelli, ini papanya Jungwoo mau bicara sama kamu" dengan ragu Jellita mengambil alih gagang telepon yang ibunya sodorkan dan menempelkan telepon itu ke telinganya.
"H-halo om?"
"Nak Jellita, om mau to the point saja sama kamu ya nak, sebelumnya om mau minta maaf. Tadi pagi, pas om masuk ke kamar Jungwoo, dia udah ngga ada disana, dan ada surat di tempat tidurnya, buat kamu," bagai tersambar petir di siang bolong, Jellita kini terdiam, tak mempercayai kata-kata calon mertuanya itu. Tapi, untuk apa juga calon mertuanya itu berbohong?.
"A-ah mungkin Jungwoo mau keluar sebentar om,"
"Nak Jellita, kamu baca surat dari Jungwoo aja nanti, om udah suruh orang buat nganter itu ke rumah kamu, sekali lagi om minta maaf Jellita, atas nama anak om, Jungwoo" belum sempat Jellita membalas perkataan calon mertuanya itu, telepon sudah ditutup.
"Gimana Jelli, Jungwoo beneran pergi?"
"Jelli ngga tau Bun, Jelli pusing sekarang," Jellita memegangi kepalanya yang mendadak terasa sakit. Tak lama setelah itu seseorang datang dan mengantarkan surat yang calon mertuanya bilang tadi.
Tak mau menunggu lama Jellita segera membuka dan membaca isi surat itu. betapa terkejutnya ia saat membacanya, Jungwoo menulis jika dirinya pergi karena ia belum sesiap itu untuk menikahi Jellita. apanya yang belum siap?, beberapa bulan lalu Jungwoo lah yang melamarnya.
Jellita kembali terdiam, ia terlalu terkejut dengan tulisan calon-- mungkin mantan calon suaminya?, oh apakah ia sekarang sudah akan menyebut Jungwoo mantan calon suaminya?, pandangan Jellita mulai memburam, perutnya terasa mual, lalu selanjutnya ia tak sadarkan diri, disambut dengan teriakan sang ibu yang terdengar samar.
~•~
"Jellita! kamu udah bangun nak ya ampun Bunda khawatir" Jellita sadar dari pingsannya, ia menatap sang ibu yang duduk di sebelahnya dengan wajah panik. Jellita ingat sekarang, perasaan sedih kini menyelimutinya, sang ibu yang paham perasaan putrinya itu lantas memeluknya.
Jellita kini menangis di pelukan ibunya, tak menyangka akan terjadi hal seperti ini, dari jauh-jauh hari, ia membayangkan akan hidup bahagia bersama Jungwoo dan keluarga kecil mereka nantinya, tetapi sekarang?.
"Bunda, Jungwoo ninggalin Jelli Bunda, Jungwoo...." ibunya mengelus rambut panjang putrinya itu, menenangkannya. Dari awal Bundanya itu memang kurang setuju Jellita bersama Jungwoo, melihat sikap anak itu yang kurang baik, namun apa boleh buat, ia dan suaminya hanya bisa mendukung anaknya.
"Udah Jelli sayang, ngga apa-apa kamu belum jodoh sama Jungwoo artinya ya, udah udah"
"Terus semuanya gimana Bun?, wo, chattering, gedungnya udah siap semuanya" Ujar Jellita yang sudah mulai tenang. Bundanya terdiam sejenak.
"Ekhm, Jelli, sebenarnya dari dulu Bunda udah pengen jodohin kamu sama anaknya sahabat Bunda, tapi kamu keburu sama Jungwoo" Bunda menghentikan ucapannya sebentar.
"Gimana kalo kamu nikahnya sama anak sahabat Bunda aja?" Jellita melonggarkan pelukannya, ia mernyit, hendak menolak, namun ia kembali mengingat tentang semua persiapan yang sudah hampir sempurna.
"Jelli serahin semuanya sama Bunda aja, Jelli yakin Bunda udah pilih yang terbaik buat Jelli," melihat respon baik putrinya, Bunda tersenyum senang, ia kembali memeluk erat Jellita.
"Nanti Bunda kabarin sahabat Bunda ya, aduh dia pasti seneng" Jellita tersenyum kecil melihat Bundanya yang merasa bahagia. Jellita tak mau mengambil pusing lagi masalah pernikahan dengan anak dari sahabat Bundanya, biar Bundanya yang mengurus semua, Jellita sudah terlalu frustasi dengan kepergian Jungwoo.
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Remplacer (Jaehyun x Joy)
Fanfiction[Jellita-Jaehyun Story] "𝐈 𝐝𝐨𝐧'𝐭 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐰𝐡𝐚𝐭 𝐦𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 𝐢 𝐦𝐚𝐝𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐢 𝐡𝐚𝐝 𝐭𝐨 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐦𝐲 𝐞𝐧𝐞𝐦𝐲 𝐢𝐧 𝐡𝐢𝐠𝐡 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭. 𝐦𝐨𝐫𝐞𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐡𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐭𝐢𝐭𝐮𝐝𝐞 𝐥𝐨𝐨𝐤𝐬 𝐝𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭, 𝐩�...