Chapter 4. Agreement

842 129 8
                                    

" Huaa...Siapa ka-"

Ray menunjukkan botol air yang kemarin dia gunakan untuk menyiram (Y/N).

" Oh, Jadi anak yang kemarin. Mau apa kau ?" (Y/N) mengatakan itu dengan tatapan sinis nya.

" Mau membantu." Jawab Ray singkat.

" Kemarin katanya mustahil"

' Tunggu, Aku ingat semua kejadian kemarin setelah melihat botol itu' batin (Y/N).

" Ya kemarin aku memang mengatakan demikian " Kata Ray Yang langsung mengambil kursi di sebelah (Y/N).

" Tapi aku berubah pikiran." Lanjut Ray sambil memegang dagu mu.

" Apa mau mu?!." Katamu yang langsung menepis tangan Ray.

" Jika aku berhasil membuatmu lulus ujian, jadilah pembantu ku."

Seketika (Y/N) pun terdiam karena kata-kata Ray barusan. Wajahnya menampakkan raut wajah cemas dan tidak bisa memikirkan pilihan yang baik.

" Pilihan mu benar-benar berada di ujung tanduk, nona. Lulus ujian kau bahagia, atau pasrah?."

" ........."

" Bagaimana?. Bukankah Aku kartu As mu?." Lanjut Ray dengan senyuman khasnya.

" Jika kau gagal membuatku lulus ujian ?"

" Aku yang akan menjadi pembantu mu."

" Baiklah."

" Pilihan yang pintar nona." Kata Ray puas dengan apa yang dia inginkan.
Lalu Ray menyodorkan secarik kertas yang dia selipkan di buku kesayangannya.

" Apa ini ?!" Katamu dengan tatapan kesal.

" Perjanjian."

" Bukannya janji jari kelingking saja cukup?."

" Baik jari maupun bibirmu mereka tak bisa ku percaya untuk memegang janji. Terkadang kertas lebih setia di bandingkan keduanya."

" Ya, ya, baiklah." Katamu lalu langsung menandatanganinya.

" Ok , sampai besok. Mochi"
Ray mengatakan dengan senyuman tipis di wajahnya, dan mencubit pipi
(Y/N). Lalu dia pergi begitu saja.

" Mochi?." Kata (Y/N) memerah sambil memegang kedua pipinya.

To be continue...

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Promise (Ray x Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang