Chapter 16. Barbara's advice

539 76 23
                                    

Norman pov

Desiran angin malam yang membuat tubuhku sedikit menggigil. Aku duduk terpaku menatap bintang yang menyinari langit malam. Sangat sunyi, sehingga nyanyian serangga terdengar merdu. Dan membuat ku tenggelam di dalam khayalan masa lalu...

(Norman memory)

" Norman, bunganya indah ya.."

" Ee-eum, ya..aku rasa juga begitu."

" Padang bunganya sangat indah!.
Aku menyukainya!. Dari mana kau temukan tempat ini?."

" Mama Isabella pernah, mengajakku ke sini."

" ....souka..."

" (Y/N)"

"....?...."

" A-aku menyukai mu..M-mau kah kau menjadi pacar ku?." Norman pun merona setelah melontarkan pertanyaan kepada gadis itu. Dia pun melihat ke arah lain karena tidak sanggup melihat gadis itu.
Tapi apa yang di pikirkan Norman salah. Gadis itu pun malah tersenyum, dan berkata...

" Boleh."

Norman menatap gadis itu dengan ekspresi tidak percaya " Aku tidak sedang bermimpi kan?"

" Pufft..haha..kau ini."(Y/N) tertawa kecil.

" Ini kalimba ku. Kembalikan setelah kau pulang. Aku harap kau menjaganya dengan baik. Janji?"

" Janji." Ucap Norman yg lalu mengaitkan jari kelingking nya.

Kau pun langsung tertawa melihat Norman yang terlalu canggung.
Dan tanpa kalian sadari Ray melihat semuanya dari kejauhan. Dia pergi sambil meneteskan air mata, tapi tak sengaja pengelihatan Norman menangkap punggung Ray yang sudah menjauh.

(Norman memory off)

" Hei, Norman.." suara itu sedikit mengejutkannya.

" Barbara?. Kau tidak tidur?"

" Aku abis minum, dan mabuk berat. Zazie membuatkan ku ramen untuk mengurangi mabuk...slurrp..jadi aku sedang tidak mengantuk." Jelas Barbara yang meneguk kuah ramennya.

" Seharusnya, ketika sudah mabuk kau tidur bukan?"

" Takutnya, ada penyerangan pagi-pagi buta. Jika hal itu terjadi bukannya malah gak sepat meredakan mabuk."

" Hmmm...benar juga sih..."

" Kau sendiri apa yang sedang kau lakukan?. Memikirkan pacarmu?."

" Ternyata wanita itu, selalu benar ya.."

" Pufft...hahah..tidurlah, kau sudah lelah.
Kau dan Mama Isabella hanya bertugas untuk mengajari anak-anak yang buta huruf saat perang ini berlangsung. Tapi kau malah memaksakan diri untuk ikut serta di tim medis."

" Mau gimana lagi, aku memang sedang di butuhkan." Norman tersenyum lalu mengangkat kedua bahunya.

" Aku, hanya sedang berfikir...
Apa (Y/N) mengingat ku saat aku pulang."

"...Sluuuurrrrppp...Ekhemm. Norman
Jika kalian memanglah jodoh, apapun yang menghalangi, kalian pasti bertemu. Akan selalu ada keajaiban untuk mereka yang benar-benar terhubung dengan tali merah. Percaya padaku."
Barbara menepuk pundak Norman.

Norman lalu terdiam dan hanya menatap Barbara yang sedang lahap memakan ramennya.

______________________________________

' Haaah... Apa-apaan ini?!. Aku tidak bisa fokus belajar, cuma gara-gara memikirkan Ray.' batin (Y/N) yang sedang memperhatikan bukunya saat ini di dalam kelas.

(Flashback)

"Ray bisakah aku mengetahui pekerjaan orang tua mu?" (Y/N) dengan wajah serius.

"...oooo...kalau itu sih. Ayahku presiden, dan Mama ku wakil nya.
Puas ?." Ray pun tersenyum miring menatap (Y/N).

" Aku serius."

" Sudahlah, jangan pikirkan hal lain."
Ray lalu mencubit pipi (Y/N). Dan kembali makan sambil memperhatikan piringnya.

Traakk

"Aku deluan!." (Y/N) pun langsung pergi meninggalkan Ray.

"(Y/N)?. Kau marah?. Hei tunggu!."

" Maaf ini bill nya." Kata Ray kepada pelayan.

".........."

" E-emm, ambil saja kembaliannya."

" Maaf bukan begitu, tapi uang anda kurang."

" Eehh? Kalau begitu saya boleh ngutang ?." Tanya Ray yang memelankan suaranya.

" Hmmm, baiklah tapi ponsel anda saya tahan."

" Hmmm ya....Ini.." Ray lalu memberikan ponselnya lalu pergi dari tempat tersebut.

Suara langkah kaki yang menggema di beberapa gang terdengar sangat jelas.
Dia berlari dan matanya menerawang ke segala arah untuk menemukan
(Y/N).
' Dimana dia!?' batin Ray.

Pengelihatan Ray pun menangkap
(Y/N) yang sedang menunggu di halte bus. Dia pun langsung menghampirinya.

" (Y/N),(Y/N), Aku cuma bercanda.."

" Aku sedang tidak ingin berbicara dengan mu."

" (Y/N) tapi seragam mu?"

" Memangnya kenapa ?. Aku masih punya 100 seragam lagi di rumah."

(Y/N) pun langsung pergi naik ke bus
Tanpa menghiraukan Ray. Bus pun berjalan tanpa memperdulikan seseorang yang ingin menghentikan gadis itu untuk pergi.

" Aissshh!." Gerutu Ray lalu menendang batu kerikil yang ada di depannya.

" Hari yang sial.
Pagi, gak sengaja makan bawang.
Ponsel di tahan karena ngutang di restoran. Di tinggalin (Y/N) cuma
gara-gara bercanda. Siaaaal!!."
Gerutunya dan menendang batu kerikil lagi.
Ray pun menoleh kebelakang dengan ekspresi seram dia melihat ada dua anak yang memperhatikannya.

" Dek, kita putar balik aja ya...Kakak takut. Soalnya ada orang gila lagi marah."

"Kasian ya kak.... Mana masih muda lagi." Mereka pun pergi meninggalkan Ray.

" Hei!!!. Apa katamu dasar bocah tengik?! Awas saja kalau kau kembali!."

( Flashback off)

' Apa aku keterlaluan ya.. Dia juga tidak mengangkat telfon, dan melihat chat ku.' batin (Y/N).

" (Y/N), silahkan baca paragraf 3."

" Ha'i."

______________________________________

(Time skip)

Pulang sekolah.

" Janee (Y/N), aku deluan ya.."
Ucap Gilda.

" Ha'i." Jawabmu sambil melambaikan tangan.

Lalu kau buru-buru melihat ponsel mu.
" Cih belum di read."
Kau pun menendang krikil yang ada di dekat mu. " Sial!. Sedingin itukah dia?. Bukannya dia yang salah ya?!."
Gerutu mu.

" Padahal aku kan cuma khawatir..
Tapi ya sudahlah, Aku juga bisa bersikap dingin kok."
Gumam mu.

To be continued...

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Promise (Ray x Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang