Chapter 6. Plan

744 109 26
                                    

" Jadi begini, Aku pernah membaca buku tentang pengembangan daya ingat." Kata Ray yang menunjukkan buku yang dia maksud ke (Y/N).

" Ada 5 tipe memori dalam otak.
1. Work (kerja): ini adalah memori jangka pendek. Memungkinkan kau hanya mengingat beberapa hal pada saat yang sama.
2. implicit (memori otot): ini adalah memori belajar. Sama seperti kau berjalan, mengendarai sepeda. Kemungkinan besar kau tidak akan lupa melakukannya.
3. Remote (jangka panjang): memori ini adalah akumulasi data sepanjang hidup.
4. Episodic: adalah memori tentang pengalaman pribadi.
5. Sematic: adalah memori terhadap kata-kata dan simbol yang kemungkinan besar tidak akan pernah hilang." Lanjut Ray.

" Coba aku tanya padamu. Apa kau pernah lupa cara membaca, berjalan, atau hal kecil lainnya ?." Tanya Ray.

" Tidak." Jawab mu singkat.

" Kau mungkin saja melupakan apa yang sudah kau pelajari hari ini di sekolah, apa yang sudah kau lakukan sebelumnya. Tapi dengan kontak fisik, dan melihat hal mencolok di sekitar mu kau bisa mengingatnya. Itu yang sudah ku perhatikan di chapter 3."

' Chapter 3?! Apa maksudmu?'. Batin (Y/N).

" Ja-jadi pertanyaan nya adalah bagaimana cara mengubah memori menjadi bersifat menetap atau permanen?." Lanjut mu.

" Pertanyaan bagus untuk orang bego sepertimu."

" Ray !."

Ray terkekeh.

" Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk belajar dengan cara melibatkan indera pendengaran, pengelihatan , berbicara, dan bekerja serta melibatkan emosi positif. Seperti tatkala kita sedang belajar kelompok." Lanjut Ray.

Lalu Ray memberikan 2 note kecil dan satu note ukuran A5 dengan motif lucu dan pulpen dengan hiasan mochi di tutupnya kepada (Y/N).

" Kawai!." Kau menerimanya dengan senang hati.

" Jangan Ge-er!. Aku membeli ini agar aku menang dalam perjanjian."

' Dih!.' Batin mu.

" Jadi apa gunanya ini?." Tanyamu.

" Tulis semua yang penting buat tes mu. Blender lalu minum. Ampuh tuh bakal." Kata Ray yang terkekeh menjelaskannya padamu.

Kau lalu mengambil buku yang agak tebal di samping mu dan melayangkannya ke kepala Ray.

" Sakit bego!."

" Mangaknya kalau orang lagi serius jawab serius!."

" Gunakan 1 catatan kecil untuk to-do
list, satunya lagi untuk mencatat hal baru yang kau pelajari dalam satu harian. Dan satu catatan besar itu gunakan untuk menulis diary."

" Lalu yang ini?." Tanya mu sambil menunjuk sebuah ikat rambut warna biru tua yang sedikit keluar dari tas Ray.

" Yang itu bukan urusanmu." Jawab Ray singkat lalu menepis tangan (Y/N).

" Iya-iya terserah mu."

" Dan ini nomor HP ku." Ucap Ray memberikan sacarik kertas ke (Y/N).

" Save kontak ku dengan nama yang waras, dan jangan berikan ke sembarang orang." Lanjut Ray sambil membereskan barang-barangnya dan beranjak dari kamar (Y/N).

" Hee? Apa? Cuma itu aja?!."

" Untuk saat ini itu dulu. Percuma aku menjelaskan langsung semuanya, toh juga kau bakal lupa."

' Bener juga sih.' Batinmu.

" Tunggu jangan pergi dulu." Ucap mu yang langsung menarik tangan Ray.

" Apa lagi sih?!."

" Aaaaaa...." (Y/N) menyodorkan kue di piring kecil ke mulut Ray.

" Ng-gak mau!." Jelas Ray dengan wajah yang sedikit memerah.

" Ayolah !. Kau gak boleh pulang sebelum memakannya."

" Dih, ngancem!."

" Udah makan aja!."

Ray pun menuruti keinginan (Y/N).

" Enak kan?."

" Biasa aja." Ucap Ray dengan ekspresi datarnya.

" Kalau begitu aku pulang dulu. Mochi." Lanjut Ray lalu mencubit pipi (Y/N).


To be continue...

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Promise (Ray x Reader)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang