"Senakal-nakalnya dia, ternyata dia sayang banget sama orang tuanya"
~Alya
Sore itu jalanan kota Bandung sedang macet karena banyaknya para pengendara yang melintas sehabis pulang kerja. Jalanan ini semakin bising oleh knalpot kendaraan bermotor, bersahutan dengan deru mesin mobil. Saat lampu merah menyala, semua kendaraan berhenti. Namun ada juga yang menerobos lampu merah itu. Dasar orang yang gak taat aturan.
"Ekhh tuh orang maen terobos aja, gak taat aturan banget dah" teriakan Zara sontak membuat semua orang melirik ke arahnya. Zara tersenyum kikuk karena malu. Dia tak menyangka teriakannya begitu keras sampe terdengar oleh semua orang.
"Gak aneh kali neng, banyak kali yang kayak gitu mah" ujar salah seorang pengendara motor.
"Ekhh iya ya pak" jawab Zara tersenyum kikuk.
Devan hanya geleng-geleng kecil di balik helmnya. Tanpa ia sadari, bibirnya sedikit melengkung ke atas menandakan bahwa ia sedang tertawa kecil dengan kelakuan Zara.
Teman-teman Zara? Mereka berbeda arah rumah. Apalagi Salwa, mereka sudah berpisah sejak di pertigaan tadi. Sekarang yang tersisa hanya Zara yang di bonceng Devan.
"Kak mau beli bunga aku gak? Dari pagi belum ada yang beli. Aku gak punya uang, kasian mamah aku lagi sakit pasti nungguin aku pulang bawa uang" ujar seorang anak kecil kira-kira berumur tujuh tahun menawari Devan beberapa bunga mawar yang agak layu karena mungkin dari pagi cuaca memang panas.
"Boleh dek, kakak borong semuanya ya" ujar Devan sambil mengambil uang yang ada di dompetnya.
"Di borong kak?" Devan mengangguk. Anak itu tampak girang dan menyerahkan semua tangkai bunga mawar itu kepada Devan. Ia menerima bunga mawar itu dari tangan anak kecil itu.
"Ini dek" ujar Devan sambil menyerahkan lima lembar uang seratus ribuan membuat Zara melotot tak menyangka.
"Kak ini kebanyakan uangnya, ini banyak banget" ujar anak kecil itu sambil menyerahkan kembali sebagian uang Devan, namun cepat-cepat Devan menolaknya.
"Gapapa dek, itu buat berobat ibu kamu. Semoga ibu kamu cepet sembuh ya" ujarnya sambil tersenyum.
"Nih cowok baik banget, ganteng lagi. Senyumnya manis banget, jujur gue belum pernah liat dia senyum tulus kayak gitu. Aduh lama-lama gue bisa terpesona sama dia, nggak-nggak. Gak boleh pokoknya" batin Zara.
"Makasih banyak ya kak, semoga kakak sama kakak cantik ini hubungannya langgeng sampe nenek kakek" ujar anak kecil itu sambil menatap Zara membuat Zara terlonjak kaget. Devan tersenyum dan mengangguk kecil tanda mengiyakan membuat Zara agak geram.
"Ekhh kita berdua gak pacaran dek" ujarnya sambil geleng-geleng kepala.
Anak kecil itu hanya tersenyum memandangi Devan.
"Yaudah pacaran aja mulai sekarang. Kakak tembak kakak cantiknya dong"
"H-hah" teriak mereka berdua.
Zara melihat lampu hijau sudah menyala membuat para pengendara lainnya mulai melajukan kembali kendaraannya.
"Kita duluan ya dek, salam buat ibu kamu" ujar Zara sambil tersenyum manis.
"Cepet jalan" ujarnya ketus.
Tak di sangka, Devan menoleh ke belakang dan memberikan bunga yang dia beli dari anak kecil tadi. Semuanya berjumlah dua belas tangkai bunga mawar yang agak layu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zara (On Going)
RomanceZara Faikha Adhitama adalah anak yang ceria dan pemberani. Dia selalu mempunyai segudang prestasi karena kepintarannya. Pertemuannya dengan seorang Devano Arsalan Putra Syahreza, cowok cool, cuek, dan most wanted di sekolahnya itu membuatnya pertama...