Suasana makan malam kini berbeda. Jelas saja karena kehadiran makhluk yang sama sekali tidak diharapkannya tersebut!
Bisa saja ia mogok makan, tapi papi dan maminya pasti tidak akan membiarkan Kina makan seorang diri. Alhasil, nanti dirinya juga yang dikalahkan keadaan. Oleh karenanya, ia harus ikut bergabung—mau tidak mau—demi memenangkan perhatian kedua orang tuanya. Setidaknya, tidak melulu pada gadis itu!
Naga mengerling pada Kina yang duduk di seberangnya. Seharusnya Naga bersyukur jika Kina tidak berada di dekatnya mengingat meja makan Kusuma sangatlah luas. Tapi tidak bisa! Karena di samping gadis itu, duduklah maminya yang kini tampak antusias menuangkan nasi beserta lauk pauknya di atas piring Kina.
Menu hari ini sangat lengkap. Tanda bahwa kedua orang tua Naga begitu antusias dalam merayakan hari pertama mereka bersama anggota keluarga yang baru. Dari ikan bakar hingga udang saus tiram—makanan kesukaan Naga, semua tersaji indah di meja makan.
Sekadar informasi bahwa Naga mampu melahap udang dengan tidak membuang kulitnya. Dari kepala hingga buntut yang kerap dibuang oleh orang lain, Naga menelannya tanpa terkecuali. Itulah mengapa juru masak di kediaman Kusuma membiarkan penampilan udang tetap utuh sekalipun papi dan maminya harus "bekerja dua kali" untuk mengupas sebelum menikmatinya.
Tanpa disadarinya, hal tersebut membuat Kina dalam bahaya.
"Uhuk ... uhuk!"
Kina terbatuk-batuk saat gadis itu berusaha mengikuti Naga alih-alih kedua orang tuanya. Melihat abangnya yang menikmati udang tanpa repot mengurusi kulitnya, Kina pun meniru. Sayangnya, ia lupa akan kelemahannya. Belum sempat makanan di mulutnya benar-benar halus, Kina sudah menelannya.
Panik menggerogoti Keira. Suatu tindakan yang membuat Naga mendengus sebal karena dirasa maminya begitu berlebihan.
"Ya ampun! Minum, minum," ucap maminya sambil menyodorkan gelas, mendekat ke bibir Kina.
Naga berdecak. "Paling cuma keselak biasa." Untuk apa pula dikhawatirkan sedemikian rupa? Tersedak dikit saja sudah bikin heboh! Lanjut batinnya, kesal.
Tidak ada yang menggubris. Baik mami, bahkan papinya pun turun tangan. Sibuk menepuk-nepuk punggung Kina dengan lembut.
Seriously? Naga sangat cemburu melihatnya! Bagaimana mungkin reaksi mereka seperti itu pada anak angkat dibanding anak kandungnya sendiri?! Jika Naga yang tersedak, papinya pasti hanya menyuruhnya untuk makan pelan-pelan!
Namun, perasaan tersebut hadir karena Naga tidak mengetahui kenyataannya. Bahwa Kina pernah dibesarkan dengan cara yang sangat berbeda dan jauh dari kata normal, hingga mengejutkan Raka dan Keira. Fakta bahwa Kina tidak lancar mengunyah makanan.
Gadis itu terbiasa menelan makanan dan mendorong segala yang sulit ditelan dengan meneguk air putih. Kina yang malang. Selama hidupnya, ia tidak diajarkan mengunyah. Bukan tidak bisa, hanya saja tidak terbiasa.
Seorang Kinara Angelina terbiasa memakan makanan yang telah dihaluskan seperti bubur bayi. Yang paling sukar dipahami adalah kenyataan bahwa Kina sering "dikunyahi" oleh Margie. Ya, gadis itu kerap dipaksa memakan makanan yang sudah Margie "haluskan" menggunakan mulut wanita tersebut.
Untunglah selama tinggal di apartemen untuk sementara, pengasuh anak handal yang Raka hadirkan untuk menemani Kina, melakukan tugasnya dengan sangat baik. Mengajarkan banyak hal tentang apa yang "seharusnya" dan "tidak seharusnya" gadis seusia Kina lakukan. Termasuk melatih Kina untuk terbiasa mengunyah makanannya sampai halus sebelum ditelan.
Untungnya lagi, Kina termasuk gadis pintar. Sang pengasuh tidak dibuat kerepotan sama sekali karena membuat Kina "paham" tidaklah sulit. Hanya butuh waktu lebih lama untuk menyempurnakan Kina dalam menjadi seorang gadis seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and the Beast
RomanceNagara Kusuma tidak suka posisinya sebagai anak semata wayang digeser karena kehadiran Kinara Angelina. Segala upaya dilakukan Nagara untuk menyingkirkan adik angkatnya. Anehnya saat dia berhasil, Nagara justru tak merasa senang sama sekali. *** Nag...
Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi