22. Nikah aja

1.6K 97 0
                                    

Kania cepat-cepat bergeser ke kiri, ia lempar pandangannya menatap ke arah buku disekitarnya dengan pandangan yang diedarkan, masih mencari.

"M-mana sih ya? Enggak nemu. Apa bukunya udah diambil ya?" tanya Kania yang kemudian beralih menjauhi Kenneth, bahkan meninggalkannya.

Kenneth tampak terdiam, ia hanya terus memandang Kania dari kejauhan.
Entah kenapa ia merasa sedang dihindari oleh nonanya itu. Tidak, mungkin hanya perasaan saja.

"Itu loh, Ken. Buku novel fiksi. Aku waktu itu nemu buku bagus disini. Tapi sekarang enggak ada." ujar Kania yang masih mencari buku, perkataan ini juga upaya Kania agar membuat Kenneth tidak merasa jika dirinya sedang dihindari olehnya. Mencairkan suasana yang semula canggung dan sunyi.
"Judulnya apa? Kamu hafal judulnya?" tanya Kenneth yang kembali berjalan mendekatinya hingga berada tepat disamping kirinya.

"Seingatku judul belakangnya ada rain-rainnya gitu. Covernya warna hijau sam--" Kania tiba-tiba merasa jika dada bidang Kenneth kini menyentuh punggung belakangnya.

Lelaki itu dengan sangat mengejutkan mengambil buku diatas rak yang letaknya diatas kepala Kania. Disaat itu bisa dirasakan betapa parahnya degup jantung Kania.

Bahkan didalam pikiran Kania, kini terlintas keinginan terdalamnya yang betapa ambigunya memikirkan jika Kenneth akan memeluknya.

Kania segera menyadarkan diri dan menggeleng cepat.

Ia merasa bodoh.

Kenneth segera menggeser ke belakang dan menyodorkan buku yang diambilnya dari atas barusan kepada Kania. "Ini buku yang kamu cari, kan?" tanya Kenneth.

Kania terbelalak dan antusias. "Wah! Iya ini! Kamu tahu aja sih haha! Makasih ya!" ucap Kania menerima buku berjudul After Rain tersebut dari tangannya.

Kenneth tersenyum tipis. Entah kenapa ia merasa sedikit bersyukur karena Kania sudah tidak bersikap canggung lagi padanya.

"Ken, kamu tahu enggak ini ceritanya tentang apa? Jadi ini tentang anak perempuan dan laki-laki yang udah kenal dekat sejak mereka SMP lalu akhirnya mereka berpisah dan ketemu lagi, aku liatnya baru separuh sih waktu itu, manis ceritanya.

Aku suka banget sama cerita romantis kayak gini hehe. Tapi sayangnya aku sendiri belum pernah sama sekali merasakan hal romantis sepanjang hidupku." ucap Kania.

"Hal romantis itu maksudnya seperti apa?" tanya Kenneth polos.

"Y-ya kayak pegangan tangan, pelukan, cium kening." ucap Kania gugup.

"Bukankah saya pernah memegang tangan dan memeluk kamu?" tanya Kenneth datar, Kania semakin merasa canggung dan hampir tidak bisa berkata apa-apa. Lelaki ini kenapa malah mengingat kenangan itu sih?!

"Y-ya sama kamu mah beda. Enggak terhitung. Adegan itu juga sudah sering kita lakukan, enggak ada yang spesial." ucap Kania coba berdalih.

"Lalu apa yang belum kita lakukan? Cium kening kamu kayak yang di TV?" tanya Kenneth. Kania menatap Kenneth malu-malu. Gina tampak tersenyum melihatnya, ia beralih menggodanya.

"Ciye-ciye.. tahu deh yang bisa ngelakuin apa aja sama Kenneth." ucap Gina. Kania yang merasa gemas pun segera menjitak kepala Gina dengan buku.

"Apaan sih, orang kita belum muhrim juga!" tandas Kania.

"Ya muhrimin dong. Gitu aja kok rempong." ucap Gina.

"Apaan sih Gina, kita masih kecil! Jangan ngomong aneh-aneh! Nanti Kenny percaya lagi!" tandas Kania.

"Oh kalo gitu, Ken. Coba ajak Kania menikah ya kalo udah tamat sekolah?" pinta Gina.

"Baik, kalau itu bagian dari perintah." ucap Kenneth.

Kenneth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang