"Menunggu seseorang." ucap Kenneth datar.
"Terus kenapa liatnya ke gue?!" tandas Nara.
"Baik, saya lihat ke arah lain." ucap Kenneth menurut, dan mengalihkan pandangannya segera.
Nara mendumel sambil membuka tempat bedaknya lagi, berbicara dengan kaca.
"Ini orang aneh banget sih, tapi ganteng. Dia member NCT 127 bukan sih? Coba gue ngintip lagi. Ish ganteng! Dia kayak orang blasteran sih, ngintip lagi ah. Hwa cucok! Kenapa sih dia bisa ada disini?! Unyu-unyu, gue mau unyel-unyel rasanya. Eh, jangan-jangan dia terpesona sama kecantikan gue? Heh, Nara lo mulai lagi kepedeannya." keluh Nara.
Selagi Nara yang terus mengintip atau mencuri pandang ke arah Kenneth, lelaki itu sendiri tampak mempertahankan dirinya untuk tidak melihat ke arah Nara.
Nara tidak mau membuang waktu langkanya ini, ia pun mengambil kesempatan untuk mengajak Kenneth bicara.
"E-elo kerja disini?" tanya Nara.
Kenneth perlahan mengalihkan atensinya kembali pada Nara.
"Enggak, saya sedang menunggu seseorang. Saya bekerja, sama dia." jelas Kenneth.
Nara mengangguk. "Lo kerja jadi apa sama dia?" tanya Nara penasaran. "Pengawal pribadinya." ucap Kenneth. Nara mengernyit heran.
"Pengawal? Memangnya dia orang penting banget ya? Tajir-melintir gitu sampai punya pengawal pribadi?" tanya Nara.
"Ya." ucap Kenneth singkat, padat dan irit.
"Dia disini ngapain?" tanya Nara.
"Kerja." jawabnya.
"Jadi apa?" tanyanya.
"Reporter." ucap Kenneth. Nara langsung semringah.
"Hah? Serius? Gue juga kerja jadi reporter! Ini hari pertama gue kerja!" ucap Nara. Kenneth hanya mengangguk dengan wajah datar yang tidak ada antusiasnya sama sekali.
"Tapi kok aneh, orang kaya malah bekerja sebagai reporter? Bisa kan masuk sebagai kepala bagian apa gitu, atau manajer, pimpinan perusahaan?" tanya Nara heran.
"Iya bisa. Tapi dia lebih memilih bekerja di perusahaan lain dan menjadi reporter." ucap Kenneth.
Nara mengangguk, meski masih merasa heran.
"Lo biasa lama nunggunya?" tanya Nara.
"Sampai pulang." ucap Kenneth. Nara tercengang."Gila! Lama bener! Lo diem aja gitu disini sambil bengong hanya untuk nungguin orang itu?" tanya Nara tidak percaya.
"Benar." jawab Kenneth apa adanya.
"Hebat ya, bisa gitu diem terus kayak patung pancoran." ucap Nara.Beberapa jam kemudian. Banyak yang menghabiskan waktu makan siangnya keluar kantor atau ke kantin.
Khusus untuk Kania, ia memilih untuk makan di kantin bersama Kenneth.
Dirinya memilih tempat duduk di meja tengah, lalu mereka saling letakkan makanannya disana. "Kamu selama nunggu tadi ngapain aja, Ken?" tanya Kania.
"Mengobrol dengan seseorang." ucap Kenneth seraya menyendok makanannya.
Kania ikut menyuap makanannya namun mendengar pernyataan yang cukup mengejutkan itu pun dirinya jadi terkesan antusias.
"Serius kamu? Tumben ngobrol sama orang?" tanya Kania.
"Dia reporter baru. Dia ruang kerjanya disebelah kanan ruang kerja kamu." ucap Kenneth.
"Siapa namanya?" tanya Kania.
"Entahlah, saya kurang tahu. Dia tidak membicarakan namanya tadi." ucap Kenneth seraya mengunyah halus makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenneth [END]
Romance"Tersenyumlah, itu perintah." Bercerita tentang bodyguard dan nonanya yang sudah menjadi teman sejak kecil. *** Sudah lama saya hidup dalam pemahaman seperti itu bahwa kepuasan mereka adalah prioritas, hingga tak sadar.. saya telah menjadi manusia...