02 - Sinyal-Sinyal Jagung

419 103 53
                                    

Karena tak ingin mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi, alhasil mau tak mau Jiyeon dan Krystal pun menurut dan mulai berlari di sepanjang koridor yang ditentukan oleh Siwon.

“Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam? Kenapa aku harus dihukum seperti ini?” Jiyeon berucap di sela-sela napasnya yang tersengal.

“Masih untung kita tidak disuruh lari keliling lapangan outdoor. Bisa gosong kulitku kalau itu sampai terjadi. Sudahlah, syukuri saja. Lagipula kita memang bersalah.” Krystal menimpali.

Jiyeon hanya berdecak tanpa menyahut. Ia pun berlari mendahului Krystal karena ingin hukumannya cepat selesai. Akan tetapi ketika ia berbelok, tepat pada saat itu ia sukses bertabrakan dengan seseorang yang semula sedang berlari pula. Keduanya pun sama-sama jatuh terduduk.

Jiyeon meringis kesakitan dan menatap orang yang kini tengah melakukan hal serupa dengannya.

“Jungkook?” ucap Jiyeon sedikit kesal.

Melihat itu, Jungkook pun segera bangkit. 

“Maaf, aku tidak sengaja. Kau baik-baik saja?” pemuda itu mengulurkan tangannya, bermaksud membantu Jiyeon berdiri.

Jiyeon hanya mengangguk dan menyambut uluran tangan pemuda tersebut.

Namun, baru saja keduanya kembali dalam posisi berdiri, Krystal yang baru tiba di belokan koridor tanpa sengaja menubruk Jiyeon dari belakang.

Bruk!

"Akh!"

Tak ayal lagi, Jiyeon pun kembali terjatuh dan kali ini ia jatuh menimpa Jungkook. Untuk sejenak, gadis itu dibuat tertegun. Demi apapun, saat itu jarak antara wajahnya dengan wajah Jungkook begitu dekat, bahkan hidungnya nyaris menyentuh hidung laki-laki tersebut.

Entah sadar atau tidak, manik gadis itu mulai menelusuri garis wajah laki-laki di hadapannya. Hidung yang mancung, rahang yang tegas, sepasang mata yang begitu tajam, hingga bibir tipis miliknya yang kini sedikit terbuka.

Hanya dalam hitungan detik, Jiyeon mendadak merasakan jantungnya yang berdegup dengan cepat. Terlebih saat itu Jungkook pun menatapnya dengan pandangan yang tak seperti biasanya.

"Oi, kalian berdua baik-baik saja, bukan?"

Teguran Krystal itu sontak membuat Jiyeon tersadar. Dengan cepat, ia pun segera bangkit dari atas tubuh Jungkook.

"Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu tadi. Kupikir kau sudah berada jauh di depan." Krystal kembali berucap.

"Tidak apa-apa." Jiyeon menyahut singkat.

Entah kenapa ia masih merasa canggung akibat kejadian barusan.

"Tidak apa-apa tapi aku yang menderita. Hei, kau pikir tubuhmu tidak berat, huh?"

Ucapan Jungkook itu seketika membuat Jiyeon sedikit membelalak, "Apa katamu?"

"Punggungku sakit karena kau jatuh menimpaku. Ck, lain kali dietlah sedikit."

Demi apapun Jiyeon amat kesal mendengarnya. Dengan penuh rasa jengkel, ditendangnya tulang kering kaki Jungkook, membuat si empunya sontak mengerang kesakitan.

"Akh! Hei, kenapa tiba-tiba menendangku? Apa kau sudah gila, huh?" laki-laki itu memprotes seraya memegangi kaki kanannya.

"Siapa suruh punya tulang kaki kerempeng begitu! Sekarang rasakan saja itu, cih!"

Usai mengucap itu, Jiyeon langsung berbalik dan beranjak pergi begitu saja, melanjutkan hukuman larinya. Sama sekali tak mempedulikan Jungkook yang kini hanya menatap kepergiannya dengan pandangan memelas sekaligus kesal.

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang