07 - The Real Reason

212 87 23
                                    

"Kalian semua hentikan! Jika tidak, aku takkan segan-segan mengadukan perbuatan kalian pada pihak sekolah!"

Seruan Jiyeon yang tiba-tiba itu sontak mencuri atensi semua yang berada di tempat tersebut, tak terkecuali Jungkook. Dirinya yang semula duduk santai memperhatikan perbuatan teman-temannya, kini perlahan bangkit dan berjalan menghampiri Jiyeon.

"Kau bilang apa? Mengadukan kami pada pihak sekolah?" lelaki itu berkata dengan nada dingin.

Lalu setelahnya, ia tertawa sinis, "Kau pikir kami takut dengan ancamanmu itu, huh?"

Jiyeon diam saja tak menyahut. Sebisa mungkin ia membalas tatapan Jungkook padanya yang begitu datar dan dingin.

"Kenapa? Bukankah kau ingin mengadukan kami? Lalu kenapa masih di sini? Cepat mengadu sana ke pihak sekolah!" Jungkook kembali berkata. Kali ini dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya.

Mendengar itu, manik Jiyeon seketika berkaca-kaca. Sama sekali tak menyangka bahwa Jungkook akan setega itu membentaknya. Kedua tangan gadis itu mengepal dan meremas kuat ujung rok seragam miliknya, berusaha keras agar air matanya tak jatuh.

"Kenapa.. Kenapa kau berubah jadi seperti ini, Jungkook?" katanya dengan suara tercekat.

"Aku berubah? Siapa bilang aku berubah? Aku masih sama seperti Jungkook yang dulu." ucap Jungkook masih dengan nada dan intonasi yang sama seperti sebelumnya, "Lagipula memangnya apa urusannya denganmu, huh? Mau aku berubah atau tidak, itu sama sekali tak ada hubungannya denganmu."

"Ada. Jelas ada hubungannya." Jiyeon masih berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan Jungkook, "Kau berubah sejak membaca tulisanku di buku itu. Aku tahu kau sengaja melakukan ini, karena kau tidak menyukaiku, bukan? Kau sengaja melakukan ini karena kau tidak ingin aku menyukaimu. Oke, aku mengerti. Aku bisa terima itu. Tapi Jungkook, kau tidak harus merubah dirimu sendiri jadi seperti ini.. Kau bukan orang yang seperti ini.."

"Ck, berisik. Sudahlah, lebih baik kau pergi sana. Jangan buat aku melakukan hal yang tidak kau inginkan." Jungkook berucap, lantas berbalik dan kembali duduk ke tempat semula, memalingkan pandangannya dari Jiyeon.

"Jungkook, aku hanya ingin kau kembali menjadi sosok yang dulu. Sosok yang tidak pernah melakukan hal-hal rendahan semacam ini.. Jika kau memang ingin aku menghilang dari hidupmu, baiklah aku akan lakukan itu. Aku janji takkan pernah lagi muncul di hadapanmu ataupun mengusik hidupmu lagi jika itu yang kau inginkan. Tapi kumohon, jangan seperti ini.."

Tes.

Sial. Sekuat apapun Jiyeon berusaha, nyatanya air mata itu tetap lolos dari pertahanannya. Dadanya terasa sesak, sakit tak terkira saat mengucapkan kalimat itu.

Ia hanya berharap sedikit, sedikit saja Jungkook sudi menatap ke arahnya saat itu. Tapi tidak, nyatanya laki-laki itu hanya diam di tempatnya tanpa menoleh sama sekali, apalagi menjawab.

"Oi, perempuan! Kau tidak lihat ketua kami sudah tak mau lagi bicara padamu, huh? Lebih baik kau menyingkir dari sini secepatnya, sebelum kami melakukan sesuatu padamu." Yoongi terdengar menghardik.

Akan tetapi Jiyeon masih bergeming di tempatnya. Pandangannya masih mengarah pada Jungkook berada, berharap laki-laki itu mau menatap ke arahnya—setidaknya untuk yang terakhir kalinya.

"Ck, kau tidak dengar, huh? Kubilang pergi sana!" Yoongi mengulangi ucapannya dan kali ini ia mendorong Jiyeon sedikit keras, membuat gadis itu refleks terdorong ke belakang.

Untuk sesaat, Jiyeon sempat menangkap raut keterkejutan di wajah Jungkook saat itu. Gadis itu terdorong ke belakang dan nyaris terjatuh. Akan tetapi, bersamaan dengan itu tiba-tiba Sungyoon muncul dan segera menopang tubuhnya seketika.

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang