00

4K 342 12
                                    



"Lisa~ se-sebenarnya....." Rose terlihat ragu-ragu untuk meneruskan ucapannya, namun ia sudah bertekad bulat untuk jujur kepada sahabat satu-satunya itu.

Lisa memandang Rose dengan penuh tanda tanya, "Ada apa Rose?"

Rose memejamkan matanya sebentar, dan menarik nafasnya dalam-dalam, "Sebenarnya aku suka sama Jeffrey." ucap Rose dengan sangat cepat, namun Lisa masih mendengarnya dengan jelas.

Rose pun takut untuk membuka matanya, ia sudah siap untuk mendapat tamparan dari Lisa, setelah mendengar perkataan jujur kurang ajarnya ini. BAGAIMANA BISA IA MENCINTAI PACAR SAHABATNYA SENDIRI?


Setelah menunggu seperkian detik, namun Rose tak kunjung mendapat tamparan dari Lisa, seperti apa yang ia duga tadi. Justru, Lisa malah memegang pundak Rose, yang langsung membuat Rose membuka matanya kembali, dan menatap paras cantik bak boneka barbie itu, yang tengah tersenyum kepadanya.

"Aku tau." balas Lisa, sambil masih mempertahankan senyumnya, memandang wajah takut Rose.

"Maafkan aku!" cicit Rose, sambil menahan genangan air matanya.

Lisa memejamkan matanya sebentar, lalu menatap lurus Rose kembali, "Tak perlu mintaa maaf!"

"T-tapi, aku sudah lancang mencintai pacar sahabatku sendiri..."

"Cinta bukanlah suatu kesalahan, yang perlu kamu sesalkan Rosie." balas Lisa dengan tenang.

Rose membulatkan matanya tak percaya, mendengar ucapan Lisa barusan, "Lisa, kamu tidak marah kepadaku?"

Lisa menggeleng pelan, lalu ia tersenyum kembali, "Aku tidak marah, mungkin aku hanya kecewa. Tapi tak apa, sungguh! Semua orang berhak, untuk jatuh cinta kepada siapapun."

"Lis-Lisaaaa....hiks.." Rose sudah tidak dapat membendung air matanya lagi, dan akhirnya tangisannya pun pecah, ia langsung memeluk tubuh Lisa dengan erat. Hari ini, ia benar-benar merasa kacau, ia merasa seperti manusia paling jahat di muka bumi, ia merasa tak pantas untuk menjadi sahabat Lisa.

Ketika merasa Rose sudah mulai tenang, Lisa melepaskan pelukan keduanya. Lalu ia menatap kearah mata Rose yang masih berkaca-kaca.

Setelah memantapkan keputusannya, Lisa menarik nafas sedalam-dalamnya, dan memegang tangan Rose dengan erat, "Aku akan memutuskan hubunganku dengan Jeffrey."

"Apa?!" Rose membulatkan matanya kembali.

"Aku akan membantumu untuk dekat dengan Jeffrey!" ucap Lisa lagi, sambil menerbitkan senyumnya.

"Hey, Lisa! Apa kamu sadar dengan ucapanmu barusan?!" bentak Rose, yang masih tak percaya sama apa yang barusan diucapkan Lisa.

"Aku sadar Rosie!'

"Lisa, aku memberitahukan perasaanku ini, untuk berusaha jujur kepadamu, kepada sahabatku, dan bukannya untuk memintamu, memberikan pacarmu kepadaku!"

"Aku tau! Tapi aku lebih menyayangimu! Kamu jauh lebih penting buatku! Dan aku ingin melihatmu bahagia, bersama lelaki yang kamu cintai Rose!"

Rose melepaskan cekalan Lisa ditangannya, lalu ia berbalik memunggungi Lisa, dan berjalan meninggalkannya. "Jangan jadikan penyakitku ini, sebagai beban dihidupmu, Lalisa!"

Lisa menggelengkan kepalanya, meskipun Rose tidak melihatnya, "Penyakitmu, sama sekali bukan beban untukku Rose! Kamu sakit atau tidak, aku akan selalu mementingkanmu Rose!" ucap Lisa setengah berteriak, supaya Rose bisa mendengarnya.

Rose mendengarnya, namun ia tak ingin berhenti, dan terus berjalan meninggalkan Lisa di taman kampus sendirian.






Andai saja kalau bisa, Rose tak pernah ingin jatuh cinta sama Jeffrey. Ia tak pernah ingin jatuh cinta sama pacar sahabatnya sendiri. Namun, semuanya terjadi begitu saja. Rose tidak bisa mengendalikan perasaanya. Ia tak pernah bisa berhenti untuk mengagumi Jeffrey. Karena ia memang tak ingin.





Hallo! Terimakasih sudah  mampir baca prolognya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo! Terimakasih sudah mampir baca prolognya.
Semoga suka ><

Between Us [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang