8. Ketahuan

2.5K 272 14
                                    

Hi, I'm back,
Buat yg masih nungguin cerita ini, makasih banyak yaaa^^


Hi, I'm back,Buat yg masih nungguin cerita ini, makasih banyak yaaa^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Berita ini, pasti Lisa sudah mendengarnya. Bagaimana reaksi dia ya?" Gumam Jeffrey sambil tetap fokus menyetir.

Saat ini, ia baru selesai mengantarkan Rose, yang lebih tepatnya kini menjadi kekasihnya, pulang ke rumah.

Ahahahaha, kekasih ya???

Rasanya Jeffrey sudah gila. Bagaimana bisa ia menjadikan Rose kekasihnya, sementara jiwa dan raganya masih untuk Lisa?

Mengapa ia harus terpancing dengan ucapan Lisa kala itu?

Mengapa ia harus menurutinya, sementara itu bukan hal yang diinginkan oleh hatinya?

Mengapa Jeffrey tidak terus berjuang saja untuk mendapatkan Lisa kembali?

Mengapa ia begitu bodoh, dengan membiarkan Lisa bersama Teo, membiarkan Teo menang di atas dirinya? Sungguh?

Tapi rasanya begitu janggal. Jeffrey masih tak menerima fakta bahwa Lisa dan Teo berpacaran. Tatapan mata Lisa kepada Teo, sama sekali tak ada perasaan cinta didalamnya, berbeda sekali ketika memandangnya.

Lalu tak sengaja Jeffrey melirik kursi samping kemudinya, ia menemukan ponsel Rose yang tertinggal. Awalnya Jeffrey ingin putar balik, untuk mengembalikan ponselnya, akan tetapi ia malah meminggirkan mobilnya dan berhenti dipinggir jalan.

Tiba-tiba Jeffrey begitu merasa penasaran, ia pun membuka ponsel Rose, untung saja tidak di sandi, lalu aplikasi WhatsApp lah yang pertama kali ia buka. Dan membuka chat Rose dengan Lisa. Jeffrey menscroll keatas, dan menemukan sebuah fakta, yang membuat ia begitu ingin membanting ponsel itu hingga hancur lebur.

Namun sayang, Jeffrey hanya bisa menyimpan kembali ponsel tersebut, sambil mengeraskan rahangnya, dan mencengkram erat setir nya. Lalu ia kembali mengemudikan mobilnya, dan berlalu pergi.




....





"Uhm, Teo... Makasih untuk hari ini ya.." Ucap Lisa sambil tersenyum manis.

"Iya, yang terpenting kamu udah ga sedih lagi." Balas Teo sambil tersenyum juga, lalu ia mengusak rambut Lisa dengan gemas.

"Kalau gitu, kamu mau mampir masuk dulu ke rumah aku atau mau langsung pulang?"

"Sepertinya aku mau langsung pulang dulu, soalnya persiapan nanti mau ada acara keluarga."

"Oh yaudah, hati-hati di jalan ya!"

"Ayay captain." Balas Teo sambil tersenyum lebar.

"Ih, kok captain?" Seru Lisa sambil cemberut.

"Kalau begitu maunya dipanggil apa? Ibu negara?" Goda Teo lagi.

"Ihhhh, tau dah, ga jelas amat! Mending panggil nama aku aja!" Seru Lisa.

Between Us [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang