Calief Family

16.8K 1.3K 343
                                    

Doyoung mengernyitkan dahi saat memperhatikan grafik tentang perkembangan bisnisnya yang baru saja diberikan oleh sang putra sulung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung mengernyitkan dahi saat memperhatikan grafik tentang perkembangan bisnisnya yang baru saja diberikan oleh sang putra sulung. Garis statistik yang naik turun itu jelas membuat Doyoung sedikit pusing.

"Jadi gimana Yah?"

"Ayah pikirin dulu."

Doyoung menghela napas dan menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi, satu tangan memijat pelipis dengan perlahan. Sementara enam anaknya menunggu dengan tenang di kursi masing-masing. Rapat dadakan pukul sebelas malam ini memang memotong waktu istirahat dengan menyebalkan.

Haechan menguap lebar. Harusnya ia sekarang sudah bergelung di bawah selimut yang hangat dan nyaman, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menurut jika ayahnya sudah memberi perintah. Rusuk Haechan disikut pelan oleh orang disebelahnya.

"Ngantuk dah gua," bisik Jeno super lirih. "Besok gua ada kelas pagi duh. Dosennya galak betul."

Haechan memajukan wajahnya untuk berbisik. "Galakan mana sama Ayah?"

"Ya jelas Ayah. Dosen kalo marah cuma motong nilai, lah Ayah kalo marah motong kepala."

Satu orang lagi ikut mencondongkan kepala, ikut berbisik-bisik tetangga. "Heh ngomongin Ayah ya lo? Parah."

Jeno dan Haechan kompak menoleh ke arah kembaran mereka dengan tampang mencibir. "Bilang aja lo mau ikutan kan?"

Chaeyeon menahan tawa. Gawat kalau ia kelepasan tertawa dan membuat ruang rapat menjadi menggelegar. "Yaiyalah, jahat banget lo ga ajak-ajak gue."

Haechan dengan pelan menarik lengan kedua kembarannya agar semakin mendekat. "Eh lo tau gak—"

Ghibah dimulai.

Sementara di sisi meja lain, si kembar sulung sibuk membahas sesuatu, tentunya dengan suara pelan agar tidak mengganggu ayah mereka yang sedang fokus pada laptop.

"Emang lo masih punya stok-nya, Yen?" Mark, selaku anak pertama dari tujuh bersaudara, mengerutkan kening. "Setau gue last stock udah dikirim semua ke Queensland."

Yena mengangguk dengan serius. "Nah makanya itu, gue lagi bingung banget gimana nolaknya. Lagian random banget tiba-tiba Mr. Eugenio minta enam jantung. Buat apaan coba?"

"Gue curiga buat campuran pakan babi. Dia kan punya peternakan babi."

"Ngaco sia."

Di sisi lain, satu anak yang terlahir tunggal hanya menguap dan menyandarkan kepalanya di meja. Meski Haechan iseng mencolek-colek lengannya, Chaewon hanya memasang wajah gahar kemudian kembali menelungkupkan wajah. Ngantuk.

"Oke Kids. Jadi besok, buat pengedaran ganj—"

Suara pintu yang terbuka menghentikan ucapan Doyoung diikuti tujuh pasang kepala yang sontak menoleh. Jika biasanya Doyoung akan marah saat ada yang menginterupsi ucapannya, tapi sekarang ia tidak bisa karena yang datang menghampiri adalah putra bungsu tercinta.

Calief AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang