Pagi ini, Analika dan nenek sudah tiba di sekolah untuk mengikuti lomba memasak.
Analika tengah menatap ke sekitar mencari teman-temannya, yakni Lyan, Zulfa, dan Listiani. Hingga pandangannya terfokus pada anak berambut sebahu yang tengah memakan cemilan di ayunan.
"Lyan!" Baik sang empu yang diteriaki juga nenek yang sedang berada di samping Analika terkejut dengan teriakan Analika.
"Analika, jangan kencang-kencang teriak nya.. nanti tenggorokan mu bisa sakit" ucap nenek yang masih syok itu
"Hehe maaf nek. Aku ke Lyan dulu yaa" kekeh Analika lalu sedikit berlari menghampiri Lyan
"Hati-hati sayang!" Ujar nenek nya memperingati, sedangkan Analika hanya membalasnya dengan jari yang membentuk huruf 'ok'
"Hai Lyan!" Sapa Analika girang dan langsung duduk di ayunan yang ada di sebelah kiri Lyan
"Hai juga Analika! Mau ciki ga?" Sapa Lyan yang juga menyerahkan bungkusan berwarna kuning dengan isi snack rasa keju itu kepada Analika
"Mau dong! Makasih ya hehehe" Analika berujar girang dan langsung memakan snack itu dengan wajah yang dibuat-buat seolah-olah makanan itu adalah makanan yang sangat enak
"Umhhh keju nya berasa banget lyann, nanti beliin lagi ya" Lyan hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Analika
"Huhh, yaudah lah"
PARA PESERTA LOMBA MEMASAK, HARAP UNTUK MEMASUKI AULA SEKARANG JUGA
Dengan cepat Analika langsung bergegas untuk pergi ke Aula bersama sang nenek, begitu juga dengan Lyan.
***
KEPADA IBU DAN BAPAK SEKALIAN. SILAHKAN MEMASAK MENU MAKANAN NASI GORENG DENGAN ALAT DAN BAHAN YANG SUDAH DISEDIAKAN. WAKTU YANG DIBERIKAN HANYA 30 MENIT DI MULAI DARI ... SEKARANG!
Aba-aba sudah diberikan oleh guru kelas mereka selaku pembawa acara ini. Seluruh murid bersama orangtua mereka berlomba-lomba untuk membuat masakan yang enak. Semua orang kini tengah sibuk, ada yang sedang membuat bumbunya, ada yang sedang memotong sayuran ataupun topping -sosis, bakso, udang dsb- , dan ada juga yang sudah mulai menggoreng nasinya.
Kini Analika sedang membantu neneknya untuk memasukkan bumbu-bumbu kedalam penggorengan. Setelahnya nenek mulai memasukkan nasi dan beberapa topping lalu mengaduknya dengan telaten.
Saking terlalu fokusnya nenek, hingga ia tidak sadar bahwa Analika yang terlalu dekat dengan kompor.
Karena tinggi Analika hanya sebatas tinggi meja disana, tanpa sadar bahwa rambutnya hampir terbakar saking dekatnya dengan kompor.
Sadar nenek yang tidak memerhatikan cucuk nya, membuat nya menoleh ke sekitar mencari keberadaan Analika hingga matanya membulat ketika melihat Analika ada di sampingnya dengan posisi yang begitu dekat dengan api kompor.
"Analika awas nanti rambut mu kebakar!" Nenek langsung menarik Analika agar menjauh dari kompor dan mengelus Surai Analika yang sedikit panas
"Kamu gapapa nak?" Tanya nenek dengan sorot mata yang khawatir
"Panas nek kepala ku" Analika kecil juga ikut mengelus rambutnya dengan tangan mungilnya
"Makanya kamu jangan dekat-dekat dengan kompor ya, hampir aja rambut mu kebakar. Yaudah, diem disini aja ya nenek mau ambil piring dulu nasi goreng nya udah mau jadi, oke" ujar nenek dan langsung mengambil piring untuk segara menyajikan nasi goreng yang sudah matang.
Nenek mematikan kompor lalu menuang nasi goreng ke piring. Tak lupa untuk menambahkan beberapa sayuran yang sudah di potong seperti tomat, timun, dan wortel. Dirasa sudah selesai, kini nenek dan Analika diam sembari menunggu waktu memasak yang akan habis dalam 10 menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI
Non-FictionPerasaan tidak rela menghantui diri Analika karena ketidak jelasan mengapa orang tuanya tidak pernah hadir kembali dalam hidupnya. Hingga rasa tidak rela itu mengubah pola pikir Analika yang memantapkan bahwa 'mereka' masih ada, tanpa menyadari bahw...