Malam ini Analika sedang berada di kamar neneknya, membuat wanita berusia senja itu keheranan dengan tingkah laku cucunya dimana ia yang mau tidur bersamanya dan juga tidak biasanya ia memancarkan raut wajah sendu seperti sekarang.
Kini neneknya sedang mengelus rambut pirang milik Analika -yang berasal dari gen sang ayah yang memiliki darah Belanda- , neneknya sedang menghadap ke arah kanan dimana Analika berada, sedangkan Analika yang disampingnya tidur dengan gaya telentang dengan pandangan menatap langit-langit kamar.
"Nenek, sebenarnya bunda dan ayah pergi kemana? Kenapa mereka ga pulang-pulang?" Tanya Analika kecil polos sambil mengalihkan pandangannya pada wajah cantik yang sudah menampilkan beberapa kerutan
Sedang neneknya hanya diam mematung mendapat pertanyaan demikian. Dadanya berdesir nyeri, benaknya kini dipenuhi tentang apa jawaban yang pantas ia berikan kembali untuk gadis kecil ini agar paham.
"Analika... Bunda dan ayahmu sedang pergi jauh, jauh sekali. Kamu doakan terus mereka ya agar selalu baik-baik saja biar kamu bisa 'bertemu' sama mereka suatu saat nanti" ujar sang nenek lirih tanpa menghentikan pergerakan tangannya mengelus Surai lembut milik Analika
"Ohh gitu ya nek. Oh iya, Minggu depan disekolah ku akan ada lomba masak nek, nenek mau kan temenin Analika lomba?" Tanya Analika polos, ia sudah tidak bersedih lagi setelah mendengar jawaban neneknya tadi. Analika justru senang, ia hanya perlu menunggu dan orang tuanya akan pulang.
"Tentu Analika... Sekarang tidur ya" nenek pun menarik selimut sampai sebatas dada, Analika mulai memejamkan matanya dengan neneknya yang melantunkan lagu penghantar tidur
'Tuhan, aku harus bagaimana sekarang?' nenek membatin dengan air mata yang kian bercucuran dari sudut matanya
Bagaimana part ini? berikan kritik dan sarannya ya! Dan juga jangan lupa untuk vote dan follow ! Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
DELUSI
Não FicçãoPerasaan tidak rela menghantui diri Analika karena ketidak jelasan mengapa orang tuanya tidak pernah hadir kembali dalam hidupnya. Hingga rasa tidak rela itu mengubah pola pikir Analika yang memantapkan bahwa 'mereka' masih ada, tanpa menyadari bahw...