One (1)

2.5K 170 28
                                    

Sebelum baca, mari vote dulu. Eps pertama ini dijamin gak akan mengecewakan hahaha. Vote, kalau udah baca boleh komen ya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author Bee 🐝
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat Membaca Readers

............

Tolong digaris bawahi jika membangun hubungan itu sangat melelahkan. Apalagi, jika kita berada dalam hubungan yang tidak diinginkan. Menjadi sosok yang palsu selama bertahun-tahun dengan seseorang yang kita anggap terlalu baik untuk kita sakiti.

Bagaimanapun, hidup memang sangat menjengkelkan. Ada banyak hal brengsek yang sulit sekali dimengerti, seperti sendal harus memiliki pasangan, menikah harus diusia 20an, menikah harus ada sosok laki-laki dan perempuan, dan hal-hal memuakan lainnya. Padahal lebih dari itu, hidup akan terlihat baik-baik saja jika kita bahagia.

Tapi, mengapa kata "Bahagia" adalah hal yang sulit sekali kita dapatkan? Mengapa hal itu tidak pernah terlihat di dalam hidup? Persetan dengan perkataan orang-orang yang mengucap syukur lalu merasa bahagia. Pada kenyataannya, ucapan syukur tidak akan membuat hari-hari semakin baik jika dalam diri kita masih merasa banyak hal menyesakan.

Apa yang harus disyukuri? Hidup yang keterlaluan ini? Masyarakat yang sering menghakimi ini? Semuanya nampak brengsek kan?

Seorang wanita baru saja membanting pintu apartement dengan sangat kencang. Amarahnya tidak bisa dikendalikan sekarang, karena jujur saja ia muak. Ia muak harus menyembunyikan kenyataan dari semua orang.

Kau tahu? Berbohong seperti menekan dada kita kuat-kuat lalu apa yang akan kita dapati? Sesak bukan main. Seperti itu berbohong. Seperti itu rasanya memasang topeng demi dinilai baik oleh masyarakat. Sinting.

"Nay, tunggu. Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau menolak lamaranku?"

Pria yang jauh lebih tinggi dari Nayeon itu hampir menangis di hadapannya. Matanya berkaca-kaca karena pertengkaran mereka di basment parkir 20 menit yang lalu.

Nayeon, gadis itu menatap tajam ke arah pria berbadan atletis yang sedang menatapnya sendu. Sejujurnya, ia tidak ingin melakukan hal ini, tapi untuk memasuki pernikahan Nayeon tidak memiliki mental sebesar itu.

"Aku sudah menjelaskan padamu Eunwoo-ya. Apa kau tidak mengerti? Kau tahu maksud dari penjelasanku."

Eunwoo terdiam. Ternyataan perkataan Nayeon tidak main-main padanya. Nayeon menolak lamarannya, gadis itu bahkan sama sekali tidak menyentuh cincin berlian yang ia berikan.

"Pergi dari apartemen ku, kita sudah selesai," Nayeon kembali menegaskan status hubungannya.

Kalian pasti tahu kan bahwa sifat laki-laki adalah keras kepala? Begitu juga Eunwoo. Dia tidak mengindahkan perkataan Nayeon. Tidak ingin rasanya meninggalkan gadis cantik itu begitu saja, dan tidak ingin hubungannya berakhir.

Ia berjalan mendekati Nayeon. Tangan lembutnya memegang pundak Nayeon dengan banyak ketulusan.

"Nayeon-ah, aku mengerti jika kau belum siap dengan pernikahan. Aku memahami kekhawatiranmu, tapi jangan berbohong seperti itu padaku. Jika kau takut, aku akan mengerti tapi jangan memutuskanku seperti ini. Kita bersama sudah-.."

Not Fair EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang