Ini part 8, dimohon bersabar ya kalo alurnya lumayan lambat. Karena aku mau cerita yang aku buat, terlihat lebih hidup. Jangan lupa vote oke?.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dahyun Pov
Cuaca hari ini cukup tidak bersahabat, aku melihat ke luar bahwa hujan hari ini sudah cukup deras. Kalau begitu, ini sangat pas dengan suasana hatiku yang kelabu.
Aku merasa marah dan sedih secara bersamaan. Marah karena aku bukan terlahir sebagai pria kaya raya, dan sedih karena harus menerima kenyataan bahwa sampai kapanpun aku tidak pernah bisa menggapai wanitaku. Sana.
Aku menyadari kehidupan kami yang sungguh berbeda. Dia bagaikan seorang putri yang tinggal di istana megahnya, sedangkan aku hanya seorang warga biasa yang mengaguminya secara luar biasa.
"Ck, wajahmu sungguh menyedihkan" kata seseorang itu padaku.
Aku menatapnya lesu.
"Dia menolakmu? Atau dia memakimu?" Tanyanya padaku.
Aku menghela nafasku. Di tolak ataupun dimaki oleh Sana akan jauh lebih baik, jika bisa. Namun kenyataannya adalah, aku bahkan tidak bisa berbuat apa-apa untuk perasaanku. Mengakuinya saja aku tidak cukup berani.
Kau tahu? Menjadi teman dekatnya adalah sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Itu terlihat sempurna. Namun kenyataan membuat kepalaku pusing, aku memikirkannya sebanyak aku menginginkannya.
"Tidak keduanya Eonnie."
Gadis yang lebih tua dariku mengernyit bingung, lalu duduk di sampingku.
"Wae? Kau tahu bukan bahwa jatuh cinta dengan seseorang bukanlah sebuah kesalahan. Terlepas bagaimana latar belakang orang tersebut, kau berhak untuk memiliki perasaan padanya Dahyun"
Hatiku menghangat. Perkataannya membuatku tersenyum seketika.
"Gumowo Sejeong Eonnie. Tapi gadis ini sungguh bukanlah seseorang yang bisa aku miliki" aku tersenyum tulus padanya.
Dia menatapku lalu tersenyum.
"Dahyun, tidak semua perasaan cinta ataupun suka yang kita miliki pada seseorang akan selalu bermuara pada kebersamaan. Jika kau berpikir bahwa orang yang kau suka harus bersamamu, ketahuilah bahwa itu bukan cinta. Itu obsesi yang kau bangun sendiri, dan itu akan menyakitimu, terlebih dirinya".
Aku terdiam. Terkadang aku tidak sadar bahwa Tuhan sangat menyayangiku dengan mengirim Sejeong Eonnie sebagai sahabatku setelah Felix. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpanya.
Dia seseorang yang sangat mengerti bagaimana keadaanku. Dia yang merawatku saat aku sakit, dia yang pandai memberi nasehat padaku dan tidak menghakimi saat aku melakukan kesalahan.
Bahkan saat aku terbuka padanya perihal orientasi seksualku, dia hanya tersenyum dan memelukku. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang salah denganku, tidak ada salahnya untuk menjadi berbeda karena semua orang nampak sama. Dia yang meyakinkanku untuk menjadi diriku sendiri dan bersikap apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fair Enough
FanfictionGausah banyak cincong, baca aja. Kalo gak ketagihan boleh gamparin Author hahahahaha. Rate: 18+