Four (4)

600 106 15
                                    

Sebelum baca, mari vote dulu. Aku menaruh harapan banyak sama FF ini, tapi kalian kebanyakan cuma jadi siders. Jadi mohon bgt hargain Author yang udah nulis panjang x lebar ini. Kasih vote itu sama sekali gak bayar, kasih komentar juga gratis, tapi kenapa mesti dibilangin dulu sih? Hufftt.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author Bee 🐝
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat Membaca Readers

........

Perputaran waktu begitu cepat, tak terasa bahwa Seoul sudah semakin malam. Cahaya matahari sudah berganti dengan cahaya bulan dan bintang. Malam hari di Seoul cukup kontras dengan suasana siang hari. Malam hari akan terasa lebih dingin.

Jam menunjukan pukul 19.00, dan sudah 20 menit gadis itu berdiri di depan cermin. Ia melihat dirinya dari pantulan cermin, dan tersenyum gugup. Gadis itu kembali merogoh kantong celananya untuk mengambil sebuah permen karet. Beruntung persediaan permen karetnya masih cukup banyak.

Ia mengunyah permen karet tersebut guna menghilangkan sedikit kegugupannya.

"Baiklah, tarik nafasmu pelan-pelan kemudian buang perlahan." Gumamnya.

Ia melakukan hal itu berulang kali. Dan berulang kali juga jantungnya justru semakin berdegub cepat dan rasa gugupnya semakin meningkat.

"Hi? Kau lama menunggu? Oh tidak ini aneh. Hi? Bagaimana kabarmu? Ah bodoh, tentu saja dia baik-baik saja." Gadis itu mengerang frustasi.

Ia tidak tahu kalimat sapaan seperti apa yang akan ia gunakan pada saat bertemu seseorang itu. Bukankah ini terlalu berlebihan?

"Baiklah kau hanya perlu menyapanya, lalu bersikap layaknya teman." Di akhir kalimat gadis itu tersenyum pada dirinya sendiri di depan cermin.

Ia berdoa semoga malam ini akan baik-baik saja dan berjalan sesuai dengan yang ia harapkan.

Gadis itu memakai sneakers miliknya, dan berjalan keluar rumah indekost miliknya. Sepanjang perjalanan menuju tempat yang sudah disepakati, gadis itu tidak henti-hentinya tersenyum.

Entah mengapa, bintang dan bulan malem ini jauh lebuh terang dari biasanya. Suasana kota Seoul juga berubah menjadi lebih segar. Entah hanya dia yang merasakan seperti itu, atau orang lain juga?

Tapi yang jelas, jatuh hati akan membuat siapapun menjadi gila, hilang akal dan bersikap aneh.

Langkah kakinya terhenti saat ia melihat seseorang yang sangat ia kenali. Gadis itu sedang terduduk di sebuah bangku panjang dan menunggunya. Ia menganggumi gadis itu sejenak, memperhatikannya dari jauh ternyata tidak ada bedanya. Gadis yang terduduk di bangku berwarna cokelat benar-benar sangat cantik. Tidak ada yang tidak sempurna pada wajah wanita itu.

Ia memberanikan dirinya untuk berjalan mendekat dan berhasil berdiri di hadapan wanita itu. Mereka saling melempar senyuman.

"Kau datang lebih cepat dari yang kita sepakati" kata gadis cantik itu padanya.

"Kau mengatakan padaku bahwa kau tidak kembali ke rumah dan akan menungguku disini, jadi aku tidak akan membiarkanmu lama menunggu" jawabnya dengan mantap.

Not Fair EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang