Ten (10)

416 73 13
                                    

Sudah eps 10, aku tekankan sekali lagi bahwa ini adalah ff dewasa. Aku bahkan menggunakan kata-kata vulgar di setiap partnya. Jadi sebelum ada adegan 18+, mending kalian baca ff yang lain aja kalo kalian belum cukup umur.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suasana nampak hening. Sudah 10 menit tidak ada yang memulai pembicaraan di ruangan ini. Dahyun menghela nafasnya, ia memperhatikan jarum jam yang terasa lambat disetiap detiknya.

Sejak pertengkaran kecilnya dengan Sana, gadis itu masih juga enggan berbicara pada Dahyun. Bahkan ia tidak ingin tertidur di kamar Dahyun, padahal Dahyun sudah dengan baik hatinya meminjamkan kamarnya untuk gadis itu. Tapi Sana malah merajuk layaknya anak kecil, ia bersikeras ingin tidur di atas sofa tua di ruang tamu.

Dahyun tertawa dalam hati. Ia merasa gemas dengan sikap keras kepalanya Sana. Berteman dengan Sana dalam waktu sebulan ini, membuat Dahyun syok karena setiap hari Sana mulai memperlihatkan tingkah lucunya. Gadis lugu, pintar, dan berkarisma itu tiba-tiba berubah menjadi gadis manis yang suka sekali merajuk.

Tok! Tok!

Dahyun mengernyit saat mendengar suara ketukan pintu. Ia melempar pandangannya ke arah Sana, gadis itu menatap balik dirinya.

Selain Sana, siapa lagi yang berkunjung dengan tidak tahu dirinya di malam seperti ini?

Ceklek!

Dahyun membuka pintunya.

Seorang pria dengan wajah tampannya tersenyum ke arah Dahyun. Percayalah, bahwa Dahyun membalas senyuman pria itu tanpa paksaan. Beginilah sifat Dahyun, ia ramah dengan siapapun, bahkan sekalipun ia berhadapan dengan seseorang yang tidak ia sukai.

"Dahyun, apa Sana ada?" Tanya pria itu to the point.

Belum sempat Dahyun menjawab, Sana sudah lebih dulu menampakan dirinya di hadapan pria itu.

"Sehun? Kenapa malam-malam kesini? Apa terjadi sesuatu?"

Dahyun tidak suka keadaan seperti ini. Ia seperti nyamuk diantara Sana dan kekasihnya.

"Eoh, liburanmu disini bersama temanmu sudah habis Sana. Aku harus mengantarmu kembali ke rumah" kata kekasih Sana. Sehun.

"Tunggu, apa maksudnya liburan?" Tanya Dahyun yang terlihat bingung.

"Ah mianhae Dahyun-ssi, awalnya kami ingin liburan bersama ke jeju tapi aku mendadak ada urusan dan harus membatalkan liburan kami. Tapi Sana memohon padaku untuk tetap ada dalam sandiwara liburan ini karena ia ingin ke rumahmu sebagai ganti liburannya. Jadi aku membiarkannya disini beberapa hari tanpa sepengetahuan siapapun," jelas Sehun pada Dahyun.

Dahyun terdiam. Ia tidak tahu harus merasa bahagia atau sebaliknya. Awalnya ia merasa senang karena Sana tiba-tiba berada di depan rumahnya dan meminta untuk tinggal di rumah Dahyun beberapa hari. Bahkan Dahyun berekspetasi bahwa Sana mencari tahu Felix dan meminta Felix untuk memberitahu Sana alamat rumah Dahyun.

Tapi kenyataan memukul keras dirinya. Sana tidak mungkin melakukan hal itu, dan kenyataan terberat yang harus ia terima adalah, Sana menganggapnya sebagai sahabat. Sungguh ekpetasi yang sangat mengerikan yang Dahyun punya. Ternyata benar, dari banyak hal yang kita percayai, kita tidak boleh mempercayai ekspetasi kita sendiri.

Not Fair EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang