chapter 23

4.5K 431 17
                                    

Koreksi kalau ada kesalahan dalam penulisan 😘
Semi baku-!
So enjoy!!!














Johnny berlari kecil mengejar sang buah hati yang lahir 3 tahun yang lalu, kini bayi mereka sudah tumbuh menjadi batita yang sangat aktif dan cerewet.

Selalu penasaran dengan apapun. Selalu bertanya hal yang ia temui.

"Haechanie~~ bunda pulang!"

Mendengar suara sang bunda, haechan —nama bayi mereka— langsung memutar arah untuk memeluk sang bunda yang baru saja pulang dari supermarket.

Haechan berlari dengan langkah kecilnya pada sang bunda yang sudah siap untuk memeluknya.

Tapi sayang, sedikit lagi ia sampai pada sang bunda, tiba-tiba ayahnya mengendong dirinya.

Haechan memberontak dalam gendongan johnny.

"CK. Kebiasaan! Anakmu itu ingin berlari John" ucap Ten. johnny tak perdulikan ucapan Ten ia sibuk mengusakkan kepalanya baby Tummy sang anak yang membuat haechan kegelian.

"Unaaaa, yah kal!" Adu haechan dengan bahasa bayinya.

"Sini sama bunda, kita hukum ayah"

Haechan merentangkan kedua tangan mungilnya meminta untuk digendong sang bunda. Tapi lagi-lagi johnny dengan sifat usilnya itu menjauhkannya dari sang bunda.

"John!"

"Sebentar sayang, aku gemas sekali pada haechanie kita ini"

Ten memutar bola matanya malas, dengan paksa ia mengambil haechan dari gendongan johnny membawa batita itu ke dapur.

"Waktunya minum susu untuk bayi bunda" ujar Ten bersemangat, haechan yang mendengar itu juga tak kalah semangat.

"Yah na?" Ten menoleh kebelakang, ia melihat johnny yang hendak membuka pintu rumah.

"Kemana sayang?"

"Membuka pintu, sepertinya ada tamu"

Ten mengangguk, lalu kembali menuang Susu bubuk kedalam Dot  milik haechan.

Haechan yang berada di gendongan sang bunda tampak memperhatikan dengan seksama gerakan tangan sang bunda.

Dari arah ruang tamu terdengar suara ramai, haechan dengan segala sifat penasarannya bergerak dalam gendongan sang bunda untuk melihat ke arah ruang tamu. Ten yang sedang menuang air panas itu sedikit panik.

Ia langsung meletakkan gelas berisi air panas diatas pantry lalu membenarkan posisi haechan.

"Jangan bergerak dulu ya sayang, bunda sedang membuat susu"

"Na tu pa?"

"Iya nanti tumpah"

"Than mu nah" tangan kecil haechan menunjuk kearah ruang tamu, Ten yang mengerti maksud haechan itu menurunkan sang anak, membiarkan sang anak pergi ke ruang tamu.

—🌻—

"Haechan mana john?" Tanya Yuta pada johnny.

"Itu"

Dari arah dapur haechan berlari kecil, langkahnya yang belum seimbang itu membuatnya terjatuh dibeberapa langkahnya.

Semua orang yang berada diruang tamu memekik gemas melihat tubuh gembul haechan yang berlari seperti bebek.

"Lucu sekali!"

"Mama! Tu Ethan!"

"Nanaaaaaa" panggil haechan yang masih berlari, sedangkan orang yang namanya dipanggil itu berantakan dari pangkuan sang ayah.

Ia turun lalu berlari menghampiri haechan.

"Ni nana" keduanya saling berpelukan menimbulkan pekikan gemas dari orang dewasa yang ada disana.

Ten yang baru selesai membuat minum untuk tamu mereka itu tersenyum tipis saat melihat interaksi sang anak.

Ia meletakkan nampan berisi minum diatas meja tamu.

"Repot sekali Ten, padahal kami membawa cola" ujar jaehyun.

"Pencitraan jae" sahut Yuta

"Ya ya terserah kalian, kenapa tiba-tiba datang?" Tanya Ten.

"Bosan dirumah, jadi aku mengajak mereka untuk berkunjung kerumah mu. Sekalian liburan hehehe" jawab taeyong.

"Seoul dan Jeju Tidak sejauh itu untuk kalian liburan"

"Anak ku merengek ingin bermain dengan haechan terus jadi aku datang kemari, lihat dia langsung sibuk dengan haechan" ujar winwin.

"Anak mu Tae?"

"Mereka masih diluar,  tertarik dengan bunga Matahari yang kau tanam"

"Awas jika mereka merusaknya. Haechan pasti akan menangis"

"Kita lihat saja Ten" kekeh winwin.

Kedua batita yang tadi asik dengan dunianya itu mulai mendekati orang tuannya.

"Mama, nono mana?"

"Sedang diluar, Nana mau kesana?"

Batita bernama Nana atau jaemin itu mengangguk lucu.

"Cha hati-hati! Pegang tangan haechan dengan erat"

Kedua batita itu keluar, menghampiri 2 batita serta 1 anak laki-laki berusia 6 tahun.

Mereka anak-anak taeyong dan jaehyun. Mark si sulung yang usianya sudah 6 tahun. Lalu si tengah, jeno yang usianya 4 tahun dan si bungsu, sungchan yang usianya sama dengan haechan, 3 tahun.

"Nono!"

Anak yang dipanggil Nono itu menoleh diikuti kedua saudaranya.

Mereka bertiga menghampiri kedua batita yang ada didepan pintu, lalu membantu mereka turun menuruni tangga kecil.

"Chanie~"

"Caaaa"

"Sungchan bukan caa" ralat Mark.

"Caa!"

"Sungchan!"

"Caaaa! Caaaa! Tha ila caaa" pekik haechan.

Mark mendengus sebal, ia kan membenarkan nama adiknya yang salah disebut oleh batita gembul itu.

"Yung! Ethan lum isa bicala" ujar Jeno.

"Ung!"

"Iya tau!"

Mark berlalu masuk kedalam rumah meninggal 4 batita itu diluar, ia pusing mendengar ucapan mereka yang tidak jelas.

"Ma alak! Tha nda uka"

"Nana uga!"

"Chan uga!"

"Nono cuka malk?" Tanya jaemin.

"Ani! Yung selam dan montel"

Keempat batita mengutarakan ketidaksukaan mereka terhadap Mark yang mereka lihat seperti monster karena selalu marah.











TBC-!!!

Hehehe:)

my modelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang