chapter 25

4.5K 402 4
                                    

Koreksi kalau ada kesalahan dalam penulisan 😘
Semi baku-!
So enjoy!!!







*masa sekarang*




























Haechan menyembunyikan kepalanya di tumpukan buku-buku sekolahnya, ia sedang belajar untuk ujian yang akan di laksanakan 3 hari lagi.

Diujian kali ini haechan ingin nilainya sempurna tidak ada yang dibawah rata-rata, jika nilainya sempurna ia akan meminta sang ayah untuk memperbolehkan dirinya untuk belajar menyetir motor atau mobil sendiri.

"Chanie~ jangan tidur!" Ucap Renjun.

Ah, iya haechan sedang belajar bersama teman-temannya. Mereka belajar dirumah sungchan tapi si tuan rumah sedang pergi ke luar untuk membeli barang yang di minta oleh mommy-nya.

" Jadwal pertama ujian apa?" Tanya jaemin. Renjun membuka bindernya, ia mencatat jadwal pelajaran ujian disana.

"Kimia,fisika, sastra"

"Uuuh aku mual mendengar pelajaran kimia" keluh Haechan.

"Kimia fisika? Doubel kill"

"Kimia, asam basa?"

"Tidak tau, Kim ssaem hanya bilang materi ujian kali ini dimulai dari paket 6 sampai 8."

"Aish guru gila!"

"Tidak boleh seperti itu Nana, nanti ujian mu di susahkan!"

"Ya,ya,ya!"

"Nilai pH larutan NaCl 0,1 M 200ml berapa?" Tanya rejun, haechan dan jaemin berpikir sebentar.

"Tujuh" jawab haechan.

"Kenapa?" Tanya jaemin.

"NaCl garam yang bersifat netral"jawab haechan malas.

"Kau bilang mual mendengar pelajaran kimia, tapi kau selalu mendapat nilai 9 untuk kimia" gerutu renjun.

"Limit x mendekati 2—"

"Itu matematika Nana"

"Benarkah? Ah ku kira itu materi fisika, kenapa aku menulis itu di buku fisika?"

"Karena kau sering salah jadwal pelajaran bodoh"

"YAK! Jangan bilang bodoh dong"

"Tapi jaem,kau memang bodoh:)" tambah haechan.

Keduanya tertawa sedangkan jaemin mengerucutkan bibirnya. Ia tidak bodoh hanya saja otaknya lamban menerima pelajaran.

"Annyeong chingudeul!!" Sapa jeno yang baru saja turun dari lantai 2. Ia berjalan kearah jaemin lalu mengecup pipi sang kekasih yang membuat 2 orang lainnya memutar bola mata mereka malas.

"Sedang belajar untuk ujian besok?"

"Hm, kami belajar bersama tapi tadi sungchan diminta untuk membeli barang oleh mommy Tae"

FYI, mereka ini satu angkatan, hanya saja haechan dan sungchan itu anak akselarasi.

"Ada yang mau ditanya?"

"Tidak terimakasih! Kau sesat, kau juga beda jurusan dengan kami Jung pabo Jeno" sarkas renjun.

"Aish bocah ini masih dendam padaku"

"Iya, karena kau, aku mendapat nilai 3 di ujian biologi tahun lalu"

"Itu salah mu kenapa percaya padaku,sudah tau aku kita berbeda jurusan kau masih saja bertanya dan percaya."

"Kau bilang saat kelas mu ujian biologi dan soalnya akan sama dengan dengan kelas ku, tapi nyatanya kau berbohong. Kau malah memberi kunci jawaban ekonomi"

Haechan dan jaemin hanya menyimak adu mulut renjun dan Jeno. Memang dari dulu mereka tidak pernah akur, sekalinya akur juga bukan dijalan yang baik.

"Halo everything!" Teriak sungchan menyapa mereka yang ada diruang tamu.

Sungchan sudah pulang dari minimarket. Ditangannya ada 2 plastik belajaan.

"Suara kalian berdua terdengar Samapi keluar, berisik" ujar sungchan.

"Ayo lanjut belajar,"


—🌻—

Setelah belajar bersama di rumah sungchan, haechan pulang ke rumah di antar oleh Jeno uang juga mengantar jaemin pulang, kalau renjun anak itu dijemput oleh seseorang. Tidak tau siapa karena orang itu berhenti agak jauh dari rumah Jeno.

"Bye-bye! Hati-hati!!" Haechan melambaikan tangannya kearah jaemin yang juga melambaikan tangannya dari dalam mobil.

Setelah mobil yang dikendarai oleh Jeno hilang dari pandangannya, Haechan segera masuk kedalam rumah.

Haechan melempar tasnya keatas sofa. Merebahkan tubuhnya di atas karpet bulu.

Malam nanti ia harus pergi ke Jeju untuk sesi pemotretan salah satu majalah remaja.

Pemotretan terakhir di bulan ini, setelahnya tidak akan ada pemotretan sampai ia libur semester nanti.

"Bayi bunda sudah pulang ternyata, kenapa tidak panggil bunda" haechan menoleh kearah sang bunda yang keluar dari ruang baca sang ayah.

"Capek bunda"

"Cha bunda sudah masak makanan kesukaanmu"

"Nanti ya bunda, echan lelah sekali rasanya malas menggerakkan badan"

Ten memutar bola matanya malas, anaknya ini malas sekali,huh.

"Sini bunda gendong" tawar Ten, haechan segara bangun dari acara rebahan ya. Ia menjulurkan tangannya.

"Tidak jadi, bayi bunda berat" ujar Ten.

"Bundaaaaaa"


















TBC-!

Hehehe:)

See you next chapter.

my modelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang