chapter 29

4.8K 426 9
                                    

Koreksi kalo ada typo 😘😘
So enjoy-!

Assalamualaikum yorobun!
Gimana kabar kalian?


















Liburan semester kali ini haechan hanya berdiam diri di rumah.

Ayahnya sedang sibuk di rumah sakit lalu bundanya juga sibuk mengurusi persiapan peluncuran busana rancangannya.

Haechan mendengus sebal saat melihat sang ayah yang baru saja pulang dari rumah sakit, tanpa menyapanya Johnny langsung masuk ke kamar.

Berganti baju lalu kembali ke rumah sakit.

"Menyebalkan, Nana dan injun liburan bersama keluarganya. Sungchan dan Jeno pergi ke Kanada" lirih haechan.

"Mark oppa?"

"Ah tidak! Nanti ayah dan bunda marah kalau echan jalan dengan Mark oppa"

Haechan menggelengkan kepalanya, ia tak mau dimarahi orang tuanya lagi seperti beberapa hari yang lalu, saat ia jalan dengan Mark ke toko eskrim.

"Booooosannnnnnnnnnnn"

"Bunda sama ayah sibuk sekali, sampai lupa kalau anaknya kesepian" setelah mengatakan itu, haechan langsung pergi ke kamarnya. Ia berniat untuk mengunci diri sampai besok pagi.

Ia tidak peduli jika bunda atau ayahnya memanggilnya nanti.

Setelah berada di kamar haechan membuka laptopnya, ia menulis sedikit di blog pribadinya.

FullsunCH

"Hiks" haechan terisak, ia benar-benar merasa kesepian sekarang.

Ia bertemu kedua orangtuanya hanya di waktu pagi saja, itupun hanya sebentar.

Ia juga tidak diijinkan keluar rumah atau bermain dengan temannya yang lain.

Kadang ia menyesal kenapa ia harus terlahir sebagai anak tunggal.

Haechan mengusap air matanya kasar. Ia meraih jaket, handphone dan dompet miliknya.

Segera ia keluar sebelum ayah atau bundanya pulang. Ia akan keluar sebentar untuk menenangkan pikirannya.

"Paman, jika ayah dan bunda bertanya dimana aku, beri tahu saja aku sudah tertidur. Oh jangan kunci pintunya sebelum aku pulang" satpam penjaga itu mengangguk patuh.

Huh, akhirnya ia keluar juga. Haechan melangkahkan kakinya ke taman yang berada tak jauh dari rumahnya, sebelumnya ia mampir ke mini market untuk membeli beberapa camilan.

Sampainya di taman, haechan duduk di salah satu bangku yang tersedia, menghadap ke arah danau buatan.

Haechan mengeluarkan camilannya lalu melahapnya.

Ia terkekeh pelan saat menyadari jika dirinya seperti seseorang yang free lalu melarikan diri.


—🐻—

Haechan memberikan satu lebar uang pada penjual Odeng pinggiran jalan itu, ia tersenyum tipis lalu kembali ke tempat duduknya tadi.

Tadi ia membeli Odeng karena merasa masih lapar, dilahapnya Odeng itu dengan cepat.

Ayo, listen up
No matter what they say
No matter what they do
We go——

Haechan terkejut saat ponselnya berdering, ia dengan cepat mengambil ponselnya yang berada di sakunya. Mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Halo?"

"Bayi ayah sedang apa?" Haechan mengeryit bingung saat mendengar suara ayahnya, ia menjauhkan ponselnya dari telinganya.

my modelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang