tujuh belas

748 113 20
                                    

Kai turun dari tempat tidur, mengambil celananya yang terbuang dilantai, lalu dipakai. Kai lebih dulu membuka balkon agar udara malam hari masuk, lalu duduk di sofa, dan menyalakan rokoknya.

Sementara Krystal masih berbaring di atas kasur dengan tubuh yang tertutup selimut karena belum mengenakan apapun dibaliknya. Krystal langsung menatap Kai saat telepon lelaki itu berbunyi.

"Hallo, Kenapa?"

"...."

"Kamu sakit?"

"...."

Krystal mendelik malas, siapa lagi yang suka menghubungi mendadak jika bukan Diana. Kadang Krystal tak mengerti jalan pikiran perempuan itu, dulu saja memaksa-maksa Kai untuk meninggalkan, sekarang setiap ada sesuatu pasti Kai yang selalu dihubungi, kadang Krystal bertanya-tanya sebenarnya bagaimana sih dengan Diana.

"Kita harus balik."

Krystal menatap Kai, ucapan seperti ini sudah Krystal duga, bahkan ketika pertama Kai menerima telepon.

"Lo balik aja sendiri," balas Krystal ketus.

"Lo yakin mau sendiri di sini?" Tanya Kai seraya memainkan ponselnya, dia akan memesan tiket sekarang, berharap masih ada kursi untuk penerbangan ke Jakarta malam ini.

"Iya."

"Yaudah."

Kai bernafas lega saat berhasil memesan 1 tiket untuk pulang, penerbangannya tinggal 2 jam lagi, dan dia harus segera bergegas. Kai mengambil bajunya yang berserakan, lalu dikenakan pada tubuhnya.

"Cukup kan segitu buat seminggu? Kalau Diana udah sembuh gue nanti ke sini lagi." Kai memberikan uang dengan nominal yang cukup banyak kepada Krystal.

"Enggak juga gak apa-apa."

"Gue balik duluan ya, kalau ada apa-apa kabarin." Kai mengecup kening Krystal lalu pergi ke luar.

***

Kai sampai di rumah Diana hampir jam 5 pagi, dia bergegas masuk dengan perasaan khawatir, apalagi malah menemukan Diana tertidur di sofa dengan tv menyala. Kai mengusap lembut rambut Diana, wanita yang dicintainya ini berat badannya seperti berkurang, wajahnya begitu pucat dengan keringat dingin yang bercucuran.

Kai mengangkat tubuh Diana, membawanya ke kamar, lalu dibaringkan di atas ranjang, menyelimuti Diana, dan Kai ikut berbaring di sebelah Diana sambil memeluk Diana.

Diana yang merasa kehangatan ditubuhnya bertambah 2 kali lipat membuka matanya, tersenyum ketika menemukan wajah Kai tepat dihadapnnya.

"Aku ganggu ya?" Tanya Kai lembut.

Diana menggelengkan kepalanya seraya tersenyum, lalu detik berikutnya mengecup sekilas bibir Kai.

"Maaf ya ganggu kamu terus," ucap Diana dengan nada lemas.

"Sssttt ... Aku gak pernah merasa gitu, justru senang karena aku orang yang kamu cari," balas Kai seraya mengusap lembut pipi Diana.

Diana tersenyum, dia semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Kai, menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada bidang Kai.

"Kita ke dokter ya, Di."

"Udah, katanya aku cuma demam biasa."

Kai mengecupi puncak kepala Diana dengan lembut, sementara Diana mulai memejamkan matanya hanyut dalam mimpi indah bersama Kai yang memeluknya erat.

***

"Oh ... Udah berapa lama gue gak kesini." Krystal bergumam sendiri membuka kaca mata hitamnya dan dipasangkan di kepala, tubuhnya terbuka karena hanya berbalut bikini. Krystal tengah bersantai sekarang, membiarkan tubuh indahnya tersorot matahari dengan ditemani segelas cocktail.

SymfoníaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang