Krystal mengakui jika dirinya adalah manusia yang tak bisa jauh dari harta, hidupnya merasa harus bergelimang harta setiap saat, walau pun orang tuanya ketika dulu memberi lebih dari cukup untuk ukuran anak kuliahan, namun entah kenapa dimata Krystal itu tak cukup sama sekali. Ia merasa harus membeli baju dari brand-brand terkenal, makan di tempat-tempat mahal, hidup penuh dengan kemewahan. Itu semua seakan menjadi kepuasan tersendiri untuknya.
Krystal sendiri tak tahu kenapa, padahal orang tuanya selalu mengajarkan sebuah kesederhanaan, walau pun keluarga mereka memiliki lebih dari cukup. Ia sangat berbanding terbalik dengan sang kakak yang menerapkan semua itu.
Jika kebanyakan anak akan merasa sedih ketika berjauhan dengan orang tua mereka, Krystal justru merasa senang, pikirannya pergi kesana kemari ketika orang tuanya meminta Krystal tinggal bersama orang tua Kai dan mencari pekerjaan di sana.
Namun, hanya hitungan bulan Krystal tinggal bersama orang tua Kai, bulan berikutnya ia memaksa untuk tinggal sendiri agar apa yang ada dalam pikirannya terpenuhi.Krystal memang termasuk sering menggoda om-om untuk memenuhi kebutuhan hidup berlebihannya, namun menurutnya masih dalam taraf wajar, karena Krystal tak tidur dengan mereka, Krystal hanya menjanjikan, lalu kabur kemudian.
Dan sekarang Krystal membuat masalah lagi, ia belum menemukan laki-laki tua berhidung belang untuk membayar tagihan kredit dan apartemennya, jadilah pada akhirnya ia berakhir di kejar-kejar. Dan alternatif terakhir adalah Kai, hanya ia yang bisa menolongnya.
Namun sialnya, Kai malah meminta menikah dengannya sebagai timbal balik. Krystal benar-benar tak habis pikir, apa Kai sebegitu gilanya sampai-sampai meminta sepupunya sendiri menikah dengannya.
"Lo gila ya?!"
"Gue waras."
"Lo mabok?"
"Enggak."
Krystal menatap Kai. "Kam lo ... Sebegitu prustasinya jadi duda sampai-sampai lo mau nikahin gue?"
Ya, Kai adalah seorang duda tanpa anak. Ia menikah ketika usianya 23 tahun, dan pernikahannya hanya bertahan selama 3 tahun akibat mantan istrinya yang tak hamil-hamil. Sebenarnya bukan Kai yang menceraikan, namun mantan istrinya, dengan menuduh jika Kai mandul.
Krystal saja bingung mengapa mantan istri Kai menceraikan Kai, padahal Kai itu termasuk lelaki sempurna, cerdas, di umurnya yang 23 tahun sudah punya usaha clothing line. sendiri, lalu di umur 23 tahun pula sudah memiliki brand sendiri, dan sekarang sedang merambah usaha kuliner, belum lagi Kai termasuk laki-laki tampan dan sexy dengan rahang tegas, postur yang bagus, dan kulit kecoklatan. Dan mantan istrinya dengan bodohnya malah meminta cerai dengan menuduh jika Kai mandul tanpa pemeriksaan dokter, dan mantan istrinya pun tak mau periksa.
"Kita tuh sodara Kai, ibu kita adek kakak, dan kita adek kakak juga, lo mikir dong Kai." Krystal tak habis pikir dengan jalan pikiran Kai.
"Gak akan masalah kalau kita gak satu air susu," jawab Kai santai.
"Hello, Kaidan Januar, ekspetasi gue itu nikah sama pengusaha kaya yang seumuran sama gue, bukan sama duda, lagian enak banget masa udah gak perjaka mau nikahin perawan." Krystal berucap dengan lantang.
"Kalau lo mau gue tolongin."
"Kenapa lo tiba-tiba minta gue nikah sama lo?"
Kai terdiam.
"Pasti ada alasan kan, Kai?"
"Gue mau balik lagi sama Diana, tapi Diana bilang gue harus ngehamilin cewek dulu, buat jadi pembuktian kalau gue gak mandul," jawab Kai.
Mata Krystal membulat sempurna, bagaimana bisa Diana--mantan istri kai--memberi syarat seperti itu, wanita itu benar-benar tak waras, lagi pula kenapa juga Kai mau-maunya kembali dengan Diana.
"Terus kalau nanti udah berhasil lo hamilin?" Tanya Krystal.
"Ya gugurin, terus gue balik lagi sama Diana."
Krystal rasanya ingin marah dengan apa yang Kai katakan, dan kebodohan yang Kai akan lakukan demi wanita karbitan seperti Diana.
"Lo gila ya Kai ...." Krystal menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. "Kenapa gak lo cari cewek di luar aja kalau kaya gitu?"
"Gue udah banyak ngelakuin dosa, dan sampai saat ini kayanya masih, gue gak mau kalau harus buat dosa gede," jawab Kai.
Krystal tertawa tak habis pikir. "Lo pikir bunuh bayi dalam kandungan bukan dosa?"
"Itu dosa, tapi seenggaknya ketika gue ngelakuin hal itu, yang gue tidurin itu halal buat gue, dan dosa gue cuma satu ketika gue nyuruh istri gue buat gugurin bayi di dalam perut dia."
Krystal terdiam, bingung untuk berkata.
"Gue gak masa Krystal, itu kalau lo mau, kalau enggak, bukan masalah buat gue," ucap Kai.
Krystal semakin bingung, ia butuh namun tak mau jika harus menikah dengan Kai, apalagi nantinya ia harus hamil, dan anaknya pada akhirnya hanya akan di buang dan mereka berpisah.
Dan lagi, akan menimbulkan berbagai pertanyaan dari keluarga nantinya jika Krystal dan Kai tiba-tiba cerai setelah menikah beberapa bulan, atau setelah setahun.
Namu sekali lagi, hanya Kai saat ini yang bisa membantunya.
Krystal menatap Kai dengan lekat. "Kenapa lo gak nyari perempuan lain aja yang siap lo hamilin tanpa nikah dan mau lo bayar?" Tanya Krystal.
Kai membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. Ia sedikit kesal sebenarnya karena Krystal begitu banyak bertanya. "Tadinya mau gitu, tapi kebetulan lo datang minta bantuan, dan gue mau bantuin asal lo juga bantu gue."
"Gimana kalau nyatanya kita satu air susu?" Tanya Krystal.
"Gue gak akan maksa kalau kenyataannya kaya gitu."
"Tapi lo tetep bakal nolongin gue?"
Kai tampak berpikir. Kalau ia membantu Krystal, takut jika Krystal nantinya malah semakin melunjak, mereka ada yang membantunya. Namun jika tidak, Kai juga tak bisa melihat adik sepupunya kesusahan, dan lagi, Krystal sudah mengetahui semua apa yang akan ia lakukan, takut jika Krystal nantinya akan mengancam.
"Gue bakal nolongin lo, gak bilang tante sama om, tapi lo juga harus bungkam," ucap Kai.
Krystal mengangguk.
"Jadi lo mau?" Tanya Kai.
Krystal terdiam.
"Tal gue butuh jawabannya."
"Emang ami sama api bakal izinin ya lo balik sama sama Diana?" Tanya Krystal.
"Itu biar jadi urusan gue, sekarang tinggal di lonya aja, lo mau terima tawaran gue apa enggak." Kai tak sabar, Krystal terlalu banyak memberi pertanyaan, seperti wartawan.
"Biarin gue mikir dulu."
"Gue gak akan maksa lo, lo yang butuh gue, kalau pun nantinya lo gak mau lo yang akan kesusahan, kalau lo ngancem buat bilangin rencana gue, gue gak takut, karena gue juga tinggal bocorin kelakuan lo di sini." Kai mengancam.
Krystal takut, Kai terlalu berbahaya jika sudah menyangkut keinginannya.
"Kai ... Pesenin gue makan dulu lah, nasi padang pake kikil, prekedelnya dua, sambelnya yang banyak, kuah nya yang banyak, biar gue mikirnya jernih," pinta Krystal.
Kai berdecak, lagi pula sebenarnya untuk apa Krystal banyak berpikir, karena pada akhirnya ia harus mau. Tentang jadi atau tidaknya pernikahan mereka, itu tergantung dari penjelasan orang tua Kai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Symfonía
General Fiction"Kai please ...." "Gue bantuin lo, tapi lo nikah sama gue." "Lo gila?" "Gue waras."