empat

905 150 13
                                    

Bunda dan ayah saling menatap sambil mendudukan diri masing-masing di kursi, sedikit heran kenapa Kai bertanya hal seperti ini.

"Bun?" Kai bertanya sekali lagi.

"Enggak, soalnya Krystal lahir di Singapura, terus Bunda waktu lahirin kamu cesar, bius total, jadi asinya cuma dikit, kamu aja minum asi Bunda cuma pas di rumah sakit, kesananya pake susu formula. Terus kalian ketemu pas umur dua tahun, Krystal udah berhenti minum asi," jelas Bunda.

Senyum tercetak di bibir Kai, sedangkan Krystal sekarang hanya bisa pasrah, harapannya pupus, ia dan Kai akan menikah.

Tapi, tunggu dulu, bukannya orang tua Kai dan orang tua Krystal belum tentu setuju? Mereka pasti penuh pertimbangan. Apa lagi orang tua Krystal, pasti sangat penuh pertimbangan karena Kai itu duda, tolong garis bawahi duda.

"Kenapa kamu nanya-nanya gitu?" Sekarang ayah yang bertanya.

"Aku mau menikah sama Krystal," ucap Kai dengan tegas dan langtang tanpa beban.

Ucapan Kai sukses membuat Ayah Bunda, dan kakak terkejut. Tak pernah terbayangkan di benak mereka jika Kai ingin menikahi adik sepupunya sendiri. Dan lagi, bagaimana bisa mereka saling mencintai? Apa selama ini mereka berhubungan diam-diam?

"Kamu--"

"Aku serius." Kai memotong ucapan Ayahnya.

Sedangkan Krystal tak buka suara sama sekali, ia masih berdiri di tempatnya dengan perasaan gugup, sambil meremas tangannya sendiri.

"Kalian--"

"Iya kita udah ada hubungan beberapa bulan terakhir ini." Kai menarik Krystal untuk berdiri disampingnya, meremas lembut bahu Krystal dengan senyum kepalsuan, " iyakan sayang?"

"Eh ... Iya Ami, Api." Krystal saat ini merasa seperti orang bodoh.

"Bunda sama ayah setuju kan?" Tanya Kai.

Bunda dan ayah saling menatap bingung. Ini terlalu mengejutkan untuk mereka, Kai dengan segala ketiba-tibaannya membuat mereka bisa serangan jantung.

"Kita obrolin dulu ya." Bunda mengajak Ayah untuk berunding di kamar.

Sementara itu, sekarang hanya tersisa Kai dan Krystal di ruang makan, kakak sudah pergi ke kamarnya untuk menyuapi anaknya.

Krystal terdiam dengan jantung berdegup, sudah 1 jam namun Ayah Bunda belum keluar dari kamar. Ia masih terus berdoa agar pernikahan ini ditentang dengan keras, karena demi apa pun, Krystal tak mau menikah dengan kakak sepupunya sendiri, karena pasti rasanya akan ... Krystal bahkan tak bisa membayangkan.

Kai sejak tadi malah sibuk dengan ponselnya sambil sesekali melirik Krystal. Ia tahu betul jika Krystal tengah gugup dan memikirkan sesuatu, namun ia tak peduli, toh jawaban tinggal di tunggu, dan yakin semuanya akan berjalan sesuai rencana.

Krystal beranjak dari kursinya, berjalan menuju kulkas, ia butuh sesuatu yang segar untuk menyiram tenggorokannya yang kering, dan yang manis-manis untuk menenangkan pikirannya.

Krystal kembali kemeja setelah mendapat 1 botol minuman jeruk dan sepotong strawberry cake kesukaannya yang kebetulan ada di kulkas. Dalam diam ia mulai menikmatinya, membuat pikirannya sedikit lebih baik.

"Kayanya mereka gak setuju deh, mending lo batalin aja semua ini, tapi tetep tolongin gue, gue janji bakal ganti semuanya," ucap Krystal.

Kai menatap Krystal, tersenyum sinis menanggapi ucapan Krystal, "emang lo bisa gantiin duit gue? Pake cara apa? Nipu-nipu lagi?"

Penyataan Kai sukses menusuk sedikit hati Krystal, namun ia sadar betul memang semua itu yang dilakukannya untuk mendapat banyak uang, gajinya tak cukup jika untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang diatas rata-rata.

"Gue emang bisa nyari cewek diluar sana buat gue nikahin, hamilin, tapi gue rasa itu cuma bakal buang-buang uang aja, kalau sama lo, lo itu adek gue, gak akan rugi-rugi amat," ucap Kai.

Kini giliran Krystal yang menatap Kai sinis, "lo banyak duit tapi perhitungan banget sih." Krystal tak habis pikir dengan Kai, padahal Kai punya banyak uang, hidup sendiri, bagaimana bisa ia perhitungan.

Kai tak menanggapi, matanya sekarang sudah fokus melihat kedatangan kedua orang tuanya. Kai akhirnya lega setelah menunggu selama lebih dari sejam. Kai bahkan langsung berdiri dengan antusia.

"Gimana Bun, Yah?" Tanya Kai penasaran.

Krystal menggigit sendok dengan perasaan harap-harap cemas dan hati berharap jika orang tua Kai tak setuju dengan pernikahan mereka.

Ayah dan Bunda tak menjawab, mereka menarik kursi dan duduk, menatap bergantian kepada Kai dan Krystal. Mereka mencari keseriusan diantara keduanya, bagaimana pun walau pun Krystal adalah keponakan, namun Bunda dan Ayah sudah menggap Krystal sebagai anak, ia juga tak mau Krystal mengambil keputusan gegabah dengan menikah bersama Kai yang notabenya adalah seorang duda, dan tahu mengapa Kai bisa cerai dengan istrinya.

Bunda dan Ayah pun sebenarnya takut jika Kai yang memiliki masalah saat itu dan menyebabkan istrinya tak hamil. Maka dari itu, Bunda dan Ayah takut jika Krystal menyesali keputusannya menikah dengan Kai bila benar kenyataannya jika Kai mandul.

"Ayah sama Bunda setuju." Ayah angkat bicara.

Baik Ayah mau pun Bunda, tak akan menentang, mereka bahkan senang, karena tak perlu mencarikan Kai pendamping, atau bertentangan pendapat tentang masalah pendamping hidup Kai, atau mengalami drama pertengkaran antara mertua dan menantu. Bunda dan Ayah sudah tahu bagaimana Krystal tumbuh dan dididik oleh orang tuanya, dan itu sangat baik, jadi mereka tak punya alasan untuk menolak, justru itu bagus.

Namun, Ayah dan Bunda pun tak mau mengambil keputusan sepihak, mereka juga harus meminta persetujuan orang tua Krystal.

"Tapi kita juga harus minta persetjuan om dan tante kamu, Kai," ucap Bunda.

"Om tante pasti setuju." Kai sangat yakin dan percaya diri, karena kalau pun tidak, Kai akan memaksa sampai om dan tantenya setuju untuk Kai menikahi Krystal.

"Kamu gak bisa--"

"Apa aku telepon sekarang? Apa aku harus terbang ke Singapur?" Tanya Kai.

Krystal yang sejak tadi menyimak mendelik sinis melihat Kai. Ia tak tahu mengapa Kai begitu semangat ingin menikah dengannya, apa mungkin Kai suka padanya? Tapi kalau pun suka wajar, karena Krystal merasa dirinya cantik dan mempesona, jadi lelaki mana yang tak mau dengannya? Semua lelaki mengejarnya.

"Gak usah, Ayah sama Bunda yang akan telepon." Ayah dan Bunda kembali pergi meninggalkan Krystal.

"Lo kenapa dah ngebet banget nikah sama gue, suka beneran?" Tanya Krystal.

Kai menatap Krystal dengan jijik. "Ya enggak lah pede amat jadi orang."

Karena jelas memang bukan itu jawabannya. Dengan ia dan Krystal bisa menikah secepatnya, lalu memproduksi anak dan membuktikan kepada Diana, jika sesuai harapan, ia bisa segera kembali dengan Diana.

Kai tak peduli nantinya akan menjadi cacian banyak orang, atau mengundang amarah keluarga, yang terpenting Diana bisa kembali dalam pelukannya, dan ia menjalani hidup bahagia bersama Diana, Kai akan sangat bahagia karena itu yang ia harapkan selama ini.

***

SymfoníaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang