|luk chup|

113 21 5
                                    

Para gadis yang duduk di lorong tak berhenti bersorak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para gadis yang duduk di lorong tak berhenti bersorak. Tangan mereka juga aktif mengambil foto remaja tampan dari seberang meski tanpa izin. Mereka berbondong-bondong mengunggahnya ke akun Instagram dan menandai akun Kris.

 Mereka berbondong-bondong mengunggahnya ke akun Instagram dan menandai akun Kris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak itu hanya memberi wai dan tersenyum. Sesekali melambaikan tangan dan mengangguk gemas. Tangannya lalu bertaut di belakang, kikuk karena Pan belum juga datang dari tempat parkir.

Seperti rengekannya kemarin, ia benar-benar mendatangi sekolah Dao saat istirahat makan siang. Waktu dua puluh menit mereka manfaatkan untuk mencari gadis yang sampai detik ini belum membalas pesan Kris. Lelaki yang super-niat itu bahkan memalak Kwan untuk meminjamkan motornya.

"Shia, Pan. Kenapa kamu lama sekali?" ucap Kris sembari memukul pundak sahabatnya.

"Aku jalan pakai kaki, bukan pakai pesawat. Ayo, masuk."

"Ke mana?"

"Mencari Dao, 'kan?"

Kris memang mengiakan. Namun, ia sendiri bingung harus ke mana. Kelas gadis itu saja ia tidak tahu. Ia hanya bermodal nekat--plus pemaksaan pada Pan dan Kwan untuk memperlancar perjalanannya.

Pan menepuk jidat. "Tanya saja ke gadis-gadis yang berteriak-teriak itu."

"Aku?" Kris menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, lah. Kamu yang butuh, Kris."

Kesal, anak itu sontak mengusap kepalanya ke belakang. Seketika kehebohan sekolah itu berubah menjadi-jadi. Aura tampan saat sela-sela jari Kris melewati helaian rambutnya membuat mata mereka seakan dicuci dengan batu permata. Kris yang tersentak dengan seruan tersebut lantas tersenyum tipis dan menggaruk tengkuk.

"Sudah, gak usah tebar pesona di sini. Cepat tanya sana!"

Dengan terpaksa, Kris menurunkan image-nya untuk mengajak bicara perempuan terlebih dulu. Berlebihan, memang. Namun, begitulah Kris. Ia lebih suka diidam-idamkan dan menunggu orang lain tertarik lalu mendekatinya. Bagi Kris, pantang hukumnya untuk lelaki tampan melakukan hal-hal rendah seperti ini.

#KRISTAG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang