Sosok yang terus menatap layar ponsel tak berhenti tersenyum. Meski ia telah berganti posisi berkali-kali, mulai dari berbaring, duduk, berdiri, berjongkok lalu tengkurap, ia tetap berbunga-bunga. Binar matanya jauh lebih hidup dari biasanya.
Tidak ada yang istimewa. Kris masih berkutat dengan belahan jiwanya--Instagram. Namun, kali ini ada sedikit yang berbeda. Anak itu lagi-lagi memutar ulang siaran langsung yang ia lakukan siang tadi. Senyumnya menyeringai puas, terlebih saat melihat raut Dao yang berbeda 180° dari kali pertama mereka bertemu.
"Sedikit lagi, sedikit lagi."
"Sedikit apa?"
Kris sontak terperanjat. Hampir saja ponselnya jatuh secara tak estetik. Ia lekas menatap sinis ke arah Pan. Tanpa ketuk pintu, salam atau bunyi apa pun, lelaki itu masuk kamar dan menyambar gumamannya begitu saja.
"Sat, Pan. Ketuk pintu dulu."
"Kayak kamu gak pernah saja," Pan mendorong Kris agar menyingkir dari kasurnya, "kamu belum jawab pertanyaanku. Apanya yang sedikit lagi?"
Anak yang mengusap pantat akibat perlakuan semena-mena sahabatnya itu seketika bangkit dan memamerkan apa yang membuatnya semringah. Kris bahkan meletakkan ponselnya tepat di depan kacamata Pan, seolah dengan jarak tiga senti tersebut ia bisa melihatnya dengan baik.
Terlalu dekat, Pan pun mengambil alih ponsel itu lalu mengamati gerangan apa yang Kris maksud. Namun, keningnya hanya berkerut, tidak paham akan apa pun. Video yang tersimpan dari siaran langsung? Di mana bagian spesialnya? Ia sudah melihatnya kemarin.
"Apa?"
"Dao sudah nyaman berbincang denganku. Kemajuan, 'kan?"
Pan berdecak. "Itu profesionalitas. Gak mungkin dia menekuk wajah di depan kamera."
"Dia tersipu, lihat!" Kris menunjukkan klip menit kedelapan, "sebentar lagi aku akan mendapat nomornya."
"Bermimpilah."
Kris lantas menjulurkan lidah. Bilang saja takut, batinnya.
Kekhawatirannya tidak berakhir apa-apa. Toh, benar saja, sebulan memang terlalu lama untuk ciptaan semanis, setampan dan seimut Kris. Nyatanya, dalam beberapa hari ia sudah bisa berkolaborasi seperti hari ini. Bahkan, besok mereka akan berjalan-jalan di Central World. Ia pasti bisa mengubah hati Dao dan mendapatkan kata 'iya' saat mengajaknya berkencan nanti. Tunggu saja, Kris kembali bermonolog.
Malam pun datang, anak itu segera mengambil masker wajah dan memakainya sebelum tidur. Besok, ia harus lebih bersinar agar Dao tidak sempat berpikiran untuk menolaknya. Memiliki pacar super-ganteng seperti Kris bukannya akan menambah citra tersendiri untuk seorang beauty vlogger? Ya, kurang lebih begitulah isi otak udangnya.
Hari berganti. Tepat sepulang sekolah, Kris buru-buru pulang dan memantaskan diri. Anak yang seumur hidupnya tidak pernah mandi sore--karena ia lebih memilih mandi malam atau sebelum tidur--itu bernyanyi di bawa shower sekitar setengah jam. Pan yang melihatnya pun geleng-geleng saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
#KRISTAG ✔
Teen Fiction(T-Fiction; cerita berlatar Thailand) Bangun tidur? Upload. Selesai mandi? Upload. Makan? Upload. Berangkat sekolah? Upload. Apa pun yang Kris lakukan, dia akan mengunggahnya ke instastory. Remaja Mathayom 5 itu menyebut diri sebagai selebgram, mes...