9. Falling in Love

1.6K 256 18
                                    

*Play the song 👏

Laki-laki itu kembali duduk disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki itu kembali duduk disana. Di tengah-tengah hamparan pasir memandang lautan di kegelapan malam. Mendengarkan debur tenang ombak di kejauhan. Mendatangi kembali tempatnya hampir mati dan hampir ikut mencelakai orang yang ia kasihi.

Memikirkan kembali kejadian yang belum lama terjadi. Dimana kewarasannya seolah menghilang tertiup angin kencang saat itu, seolah dihempaskan gelombang yang mengamuk saat itu, dan seolah dilarutkan oleh hujan deras yang juga turun saat itu.

Kakinya yang berjalan seolah memiliki pemikiran sendiri. Tubuhnya bergerak tanpa kendali. Benaknya penuh akan rasa rindu dan sakit sampai ingin mati.

Ketika memasuki rengkuhan genangan gelap itu Jaemin tidak merasakan hangat yang ia bayangkan akan ia dapat. Namun dingin yang membuat tubuhnya mati rasa dan membeku. Kilat yang menyambar dan guntur yang menggelegar seolah menghapuskan pijakannya dari daratan. Menyeretnya secara paksa untuk bersatu dengan luasnya gelombang kegelapan.

Awalnya ia meronta sekuat tenaga dan berusaha untuk tetap sadar. Menggerakkan tangannya panik ke atas dan mendorong kakinya untuk mengambang. Tapi percuma.

Laut seolah menginginkannya. Menginginkan hidupnya yang tak seberapa dan tak pernah ia hargai. Laut seolah ingin menjemputnya dari kehidupan fananya di bumi.

Terlalu banyak air asin yang ia telan dan masuk ke hidungnya. Dadanya sangat sesak dan pandangannya perlahan memburam, pedih dijilati penuh nafsu oleh air laut. Sekilas ia mendengar teriakan samar Jeno di kejauhan. Beradu dengan guntur dan derasnya hujan. Berulang-ulang, terdengar putus asa. Seperti gaung dalam mimpi tak nyata.

Jeno.

Ia sangat mencintai Lee Jeno.

Tapi ia tidak bisa.

Jaemin memejam pasrah. Memilih takluk pada keadaan. Kesadarannya sudah sangat melemah. Bahkan untuk mengangkat tangan saja ia tak mampu. Tenaganya habis tak bersisa untuk menghirup udara permukaan yang paru-parunya butuhkan.

Sedikit membuka mata yang ia lihat adalah kegelapan pekat.

Jaemin bertanya-tanya, apa ia sudah dijemput kematian? Apa kehidupan setelah mati adalah kehampaan? Ia tidak bisa membedakan mana atas, mana bawah, mana kiri, dan mana kanan. Buta arah, tidak mengenal mana Utara dan Selatan, terlebih Barat dan Timur. Tubuhnya serasa melayang. Tidak berpijak dan membentur sesuatu selebar apapun ia melangkah dan merentangkan tangan.

Jaemin hanya berdiri disana. Kebingungan. Merasa begitu kecil dan sendirian.

Tapi tiba-tiba ia mendengar teriakan panik Jeno. Bisa merasakan gelenyar hangat yang tiba-tiba merasuki tubuhnya yang dingin. Bisa merasakan tubuhnya seolah kembali memadat. Bisa melihat tubuhnya sendiri yang mulai berwarna, magis, tidak lagi gelap pekat dan hitam.

HIRAETH || JAEMJEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang