terangnya cahaya matahari mulai memasuki kamar kost yang ditempati tia.
perempuan berpipi roti itu terbangun lebih dulu, sedangkan yang disebelahnya masih tertidur pulas.
gadis itu segera menuju kamar mandi dan mulai membersihkan setiap bagian tubuhnya.
kini, gadis berpipi roti tadi sudah melanjutkan kegiatannya tadi malam, menjemur dan membereskan beberapa alat shalat untuk dipakai tarawih malam ini.
terdapat 4 pasang mukenah dan ada beberapa sajadah yang sedang ia jemur.
"aku bantu ya tia" gadis mungil itu tiba-tiba muncul di samping tia, gadis berpipi roti tadi.
"eh nara ga usah biar tia aja" tia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"gapapa tia, biar cepet selesai" nara hanya tersenyum lebar.
"raya, hari ini masak apa ?" caca, si polos dengan pipi tembemnya.
"sayur bening sama ayam goreng aja ca, cuma ada itu soalnya" ucap raya menunjuk ke arah meja makan.
"raya ga keberatan kalo sebulan kedepan raya terus yang masak ?"
sistem lotre kegiatan di kost-an ini sudah di atur sejak awal haris, caca, ryola dan arjo tinggal di kost-an.
untuk bagian tanaman dan taman belakang ada eja dan jafar yang kebetulan baru masuk kost.
bagian dapur yang berkutik dengan rempah dan bumbu lainnya ada raya, ryola dan ian.
untuk sebulan kedepan, di bagian dapur mungkin hanya raya yang memegang, atau dibantu ryola jika ia mendapat tamu bulanan.
sedangkan bagian bersih-bersih ada arjo, haris & galuh untuk bagian lantai bawah dan ada caca & dea untuk lantai atas.
sisanya membantu apa yang mereka bisa.
"aku ga keberatan kok ca, malah seru kan tiap hari bikin makanan ringan buat kalian buka puasa" raya tersenyum tulus.
"ya udah deh, aku mau ke atas lagi bantuin dea, duluan ya ray" gadis itu berlari kecil keluar dari dapur dan menaiki beberapa ank tangga.
gadis berambut sebahu dan berponi ini sedang menyisir rambutnya, berkaca di depan kaca kecil di atas meja.
dilihatnya sekarang tepat pukul satu siang.
setelah rasanya selesai dengan rambutnya, ia berlari menuruni tangga dan hampir saja terpeleset.
"eh wanda hati-hati" jika saja dea tidak menarik tangannya, mungkin wanda sudah tergelundung dari tangga.
"hehe siap ibu dea" ucap wanda menyengir kecil dan ditatap sinis oleh dea, ia tak suka sekali di panggil ibu, memangnya wajahnya sudah terlihat sangat tua ?!
wanda berjalan santai menuju rumah di seberang gedung kost, lebih tepatnya rumah pak Surya juga rumahnya.
meraba-raba bagian bawah keset welcome yang ada di depan pintu dan
YAS ADA KUNCINYA.
wanda langsung masuk untuk mengambil beberapa barangnya.
tidak lupa membawa mukenah untuk tarawih malam nanti.
setelah selesai memasuki beberapa barang yang ia perlukan ke dalam tote bag hijau miliknya, ia segera mengunci pintu lalu memasukkan kunci kedalam saku celananya.
sekarang wanda sedang membereskan baju yang ia bawa tadi dan beberapa peralatan lainnya.
ia kira keluarganya pulang hari ini, ternyata tidak.