CHAPTER XVIII

490 68 16
                                    

'Apraissal'

Nama : Andrea Vrint Maqleen
Ras : Manusia
Umur : 19 th

Title : Prince of Vrint Empire, Genius swordsman (+)
...

'Hmm....Apa yang membuat seorang pangeran kekaisaran datang ketempat seperti ini?,' Batin Vio bertanya_tanya melirik seseorang di belakangnya.

Namun Vio segera menghilangkan segala prasangka, Vio menyambut orang tersebut dengan senyuman.

"Oh tentu, siapa namamu?," Tanya Vio sambil mengulurkan tangan.

Andrea segera menyambut tanganya, dan memperkenalkan diri dengan nama samaran "Namaku Albert, maaf sebelumnya karena aku berbicara dengan lancang tanpa memperkenalkan diri, dan kalau boleh tahu siapa namamu?."

"Kau bisa memanggilku Vio," Jawab Vio tanpa mempertanyakan alasan Andrea, karena ia mengerti bahkan tanpa diberi tahu, Vio segera memperkenalkan diri kembali tanpa memberi tahu nama margannya, karena sebelumnya ia telah mengetahui beberapa informasi bahwa selain bangsa iblis tidak ada yang tahu nama sebenarnya dari raja iblis.

"Senang bertemu denganmu, Vio."

Ketiganya segera mendaftarkan diri, dan setelah selesai ketiganya mendapatkan masing-masing kartu anggota dan pergi dari guild petualang tanpa mengambil tugas.

Andrea jalan mengikuti Vio dan Lein, matanya terus menatap keduanya dengan seksama.

'Jelas mereka bukan orang biasa,' Batin Andrea merasa yakin.

Vio dan Lein juga merasakan tatapan Andrea namun tidak melakukan apapun, awalnya Vio ingin melihat-lihat kota dan mencari toko senjata, namun melihat Andrea yang mengikuti, ia mengira orang itu ingin berbicara sesuatu, namun anehnya anak itu cuma mengikuti, dengan pikiran jail Vio akhirnya hanya berjalan dengan langkah diam dan tanpa tujuan.

Setelah beberapa menit tidak berhenti berjalan, Andrea mulai bertanya dengan tidak sabar, "Kalian sudah melewati tempat ini sebanyak tiga kali, sebenarnya apa yang sedang kalian cari?."

"Oh kamu dari tadi mengikuti kita?," Tanya Vio berpura-pura tidak tahu. "Sebenarnya aku sedang mencari restoran sekitar sini, karena hari sudah menjelang petang aku merasa lapar."

Lein segera menatap Vio, bukan karena kebohongannya tetapi karena rasa khawatir akan nyawanya, mengingat waktu makan siang sudah lewat tetapi ia belum menyiapkan makan untuk tuannya.

Andrea juga menatap Vio dengan mata berkedut.

Ketigannya berada di jalan yang sudah mereka lewati tiga kali, dan tepat di samping mereka berdiri, terdapat sebuah papan kayu besar dengan bertuliskan 'Restoran'.

'Tidak mungkin kan orang di hadapanku ini buta atau tidak bisa membaca, ' Batin Andrea sambil menatap Vio.

Vio masih memasang wajah seolah tidak berdosa segera mengajak Lein yang sedang keringat dingin dan Andrea yang menghela nafas.

"Baiklah Lein mari segera kesana,  di sana ada restoran, dan Albert kau bisa ikut anggap saja makan tanda pertemanan," Ucap Vio segera memasuki restoran.

Ketiganya makan dengan tenang, juga melakukan sedikit percakapan yang berhubungan dengan kekuatan masing-masing untuk menentukan posisi nanti jika melawan monster.

Ketiganya saling menyembunyikan diri masing-masing, tetapi tidak ada satupun yang menanyakan hal pribadi atau diam-diam mencari informasi satu sama lain.

Tanpa sadar waktu telah berlalu ketika mereka keluar restoran hari sudah mulai gelap. Vio dan Lein, serta Andrea memutuskan untuk berpisah dan kembali ke penginapan masing-masing, mereka menentukan akan berkumpul di Guild Petualang besok untuk mengambil misi.

___________________________________________

Pada pertengahan malam seorang pemuda tiba-tiba bangun dari tidurnya, ia segera menuju kearah jendela dengan penasaran.
Pemuda itu memiliki rambut coklat tua pendek yang diubah dengan sihir untuk menutupi warna rambut emas nya, ia memiliki wajah tampan dan tegas serta memiliki perawakan yang cukup tinggi.

Pemuda itu adalah Andrea, Melihat situasi yang hening ia segera membuka jendela. Pemandangan gelap di sekelilingnya membuatnya mengerutkan kening.

'Ini terlalu hening, seharusnya terdapat beberapa petugas yang berpatroli, dan entah mengapa suasana ini sangat aneh,' Batin Andrea sambil mengamati dari balik jendela.

Ia lalu melihat sinar bulan yang semakin redup ketika awan gelap hampir menutupi keseluruhannya.

Tiba-tiba angin kencang menerpa wajahnya, matanya mendingin ketika bau samar darah tercium mengikutin angin.

Tanpa pikir panjang Andrea segera keluar melalui jendela. Dengan cepat ia mengikuti bau darah yang cukup jauh dari tempat penginapannya. Jika bukan karena angin ia mungkin tidak akan menyadarinya.

Ia terus menambah kecepatan ketika bau darah semakin kental. Hingga ketika ia sampai di lokasi, pemandangan di hadapannya membuat ia terkejut. Di sebuah lahan kosong yang berada di pinggir kota tergeletak tiga jasad penjaga dengan luka besar cakaran di seluruh tubuhnya, bahkan angggota tubuhnya ada yang terputus. Sangat tragis.

Andrea semakin mengerutkan kening, ia terus memeriksa penyebab luka tersebut. Segera ia melihat samar aura yang tertinggal disana, sebuah aura yang sangat ia kenal, ekspresinya menjadi gelap.

'Iblis si*la*' Gumamnya dengan geram.

Tiba-tiba Andrea berdiri ketika ia sedikit mendengar suara geraman dan tebasan pedang. Andrea menajamkan pendengarannya dan segera pergi untuk melihat.

Tak lupa ia menggiring beberapa penjaga lain untuk mengurusi korban sebelumnya.

Dengan cepat Andrea sampai di lokasi pertempuran, di sebuah gang gelap dengan minim cahaya ia melihat lima ekor manusia serigala yang sangat jelek telah terkapar dengan anggota tubuh terpotong rapi.

Andrea termenung memikirkan siapa yang melakukannya, karena lima monster ini bukanlah monster biasa, apalagi ketika ia melihat lingkungan yang menandakan sedikitnya pertemuan.

"Pasti orang yang membunuh semua manusia serigala ini sangat kuat," Gumam Andrea dengan ekspresi gelap ketika melihat pembantaian sepihak Manusia Serigala yang menurut informasi perekornya setara dengan monster tingkat B.

Di tengah kebingungannya tiba-tiba suara langkah kaki dari dalam gang gelap terdengar, Andrea segera mengamati dengan penasaran, namun sosok yang terlihat membuatnya terkejut. Karena ia adalah orang yang Andrea kenal.

"Lein?!," Panggil Andrea tanpa sadar.

"Albert, aku tidak mengira kita akan bertemu secepat ini, " Jawab Lein dengan tersenyum.

"Apakah kamu yang melakukan ini semua?!," Tanya Andrea dengan sedikit nada terkejut dan kaget. Lein hanya menjawab dengan senyuman.

Andrea masih mengamati Lein, ketika suara langkah kaki kembali terdengar dari belakang Lein, dan itu adalah Vio.

Ekspresi wajah Vio tidak terlihat, tetapi dapat dipastikan bahwa Vio sedang mengamati dengan seksama mayat Manusia Serigala dan ekspresinya tidak bagus.

Vio mengabaikan Andrea ia terpaku pada Manusia Serigala, karena itu sangat jelek, dengan liur yang keluar dari mulutnya dan tubuh yang mengerikan hampir tiga meter.

'Monster ini sangat menjijikkan, jelas ini bukan bangsaku, bangsa iblis di benua Demonios tidak ada yang memiliki aura hitam dengan campuran kotoran menjijikkan seperti ini, semua bangsa iblis yang kulihat memiliki aura hitam murni, '

'tch, bisa-bisanya bangsaku disamakan dengan monster menjijikkan seperti ini, ' Batin Vio dengan kesal, sekaligus penasaran siapa dibalik semua ini, dan siapa yang memfitnah bangsa Demonios.

___________________________________________
TBC
___________________________________________









TKOD up!,  apakah masih ada yang menunggu:)

Ksksksksk bingung banget mau lanjut atau nggak ceritanya.

Tapi ya...intinya TKOD sudah up, thnkyuuuuuuu banget buat pembaca setia yang menunggu dan sudah membaca sampai chptr ini:))))

Jangan lupa vote and comment nya :)

Baybye:)))//

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE KING OF DEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang