CHAPTER XVII

1.1K 131 43
                                    

'Indah dan aneh'

Itulah hal pertama yang ada di pikiran Vio saat ini ketika ia melewati perbatasan benua Demonios.

Pemandangan hamparan rumput luas ditambah sebuah danau sebening kristal serta burung-burung yang berterbangan dan beberapa hewan dengan aneka macam warna dan bentuk yang beragam membuat Vio hampir tertawa karena keanehan yang sangat aneh dengan bentuknya.

Sebelumnya Vio memang sudah mengharapkan adannya perbedaan di dunia ini, mamun ia masih tetap terkejut.

Vio dan Lein telah menghabiskan hampir 3 hari hanya untuk melewati perbatasan dari istananya yang terletak di pusat benua Demonios.

Yah tidak heran karena keduanya memiliki kecepatan yang sangat tinggi, di bandingkan orang pada umumnya yang bahkan perlu berbulan-bulan untuk mencapai pusat benua Demonios.

Atau mungkin tidak ada yang pernah tahu butuh berapa lama setiap orang untuk mencapai benua demonios, karena tidak ada satupun orang setelah ribuan tahun yang berhasil selamat setelah memasuki benua Demonios.

Vio dan Lein berjalan melewati padang rumput, keduanya memakai jubah hitam dan topeng perak yang hanya menutupi sebagian wajah, meski keduanya sudah menyamarkan penampilan dengan mengubah warna rambut dan mata, Vio dan Lein masih memakai topeng untuk berjaga-jaga.

Hanya beberapa menit keduanya telah melewati padang rumput dan mulai memasuki hutan.

Vio memerhatikan hutan, pohon-pohon menjulang tinggi, hampir menutupi cahaya matahari. Vio merasakan lebih banyak monster dan beberapa hewan buas atau hewan sihir dengan tingkat yang cukup tinggi, namun tidak ada satupun yang berani mendekati Vio maupun Lein, mungkin karena monster atau beberapa hewan memiliki insting yang lebih tajam, mereka mengetahui hal apa yang harus dihindari atau dihadapi.

Setiap Vio bergerak melewati hutan, monster yang di temui semakin rendah menandakan hutan yang hampir mencapai batas dan tak butuh waktu lama keduanya keluar dari hutan, ketika jalur hutan terputus cahaya matahari mulai bersinar lebih terang, namun juga mulai gelap karena hari sudah mulai malam.

Agar dapat bermalam di kota benua hyumania Vio dan Lein segera mempercepat perjalanan. Keduanya segera melihat sebuah tembok besar yang menjadi pembatas sekaligus untuk meminimalisir kemungkinan monster yang masuk ke dalam kota.

Menurut info dari Lein kota ini bernama Kota Muft, kota ini menjadi pembatas antara Kekaisaran Vrint dan Hutan Bluck (Hutan yang sebelumnya dilewati Vio dan Lein)  yang terkenal karena tingkat bahaya yang tinggi.

Vio dan Lein segera pergi menuju gerbang, keduanya dapat melihat beberapa penjaga yang sedang mengawasi lingkungan sekitar.

"Permisi apakah ini kota Muft" Tanya Vio kepada salah satu penjaga, yang membuatnya bersiaga karena reflek, Di tambah pakaian Vio dan Lein yang cukup mencurigakan.

"Ya kau benar, apa keperluanmu datang ke sini" Tanya penjaga dengan waspada sambil memperhatikan Vio dan Lein dengan wajah curiga.

"Aku hanya ingin berkunjung, bolehkah aku masuk?" Jawab Vio dengan senyum pahit dari balik topengnya, ia merasa bahwa ini akan berakhir sulit. 'Mengapa aku bisa merekomendasikan pakaian mencurigakan seperti ini kepada Lein' Batin Vio merasa sedikit menyesal.

Melihat ekspresi Vio, Lein segera mengambil alih keadaan

"Maaf pak kami berasal dari negri sebelah dan datang ke kota ini untuk mengunjungi seorang teman, sekaligus membicarakan bisnis"

"Ini adalah kartu pengenal kami anda bisa mengeceknya segera" Ucap Lein dengan tenang sambil menyerahkan 2 buah kartu perak

Vio segera melirik kearah Lein dan mengalihkan pandangannya ke arah penjaga yang sedang memeriksa keaslian kartu.

THE KING OF DEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang