Jihoon bersimpuh diatas makam Jeongwoo.Lagi dan lagi, mereka harus kehilangan salah satu teman mereka.
Jeongwoo dinyatakan meninggal karena tenggelam, tapi yang Junkyu, Mashiho, dan Doyoung bingungkan, dia tenggelam lewat mana?
Dikamar mandi basecamp mereka hanya ada closet dan juga wastafel, tidak ada bathtub yang bisa mengenggelamkan Jeongwoo.
Junkyu memperhatikan sekitar, Jaehyuk, Asahi, dan Junghwan tidak datang ke pemakanan Jeongwoo.
Hei, bahkan Junghwan tidak datang?
Setahunya Junghwan, Haruto, dan Jeongwoo ini dekat, tidak sih, lebih tepatnya Jeongwoo ini dekat dengan Haruto dan juga Junghwan. Sedangkan Haruto dan Junghwan ini sedikit canggung entah mengapa.
Junkyu menatap kearah Jihoon dan juga Haruto, memang yang paling merasa kehilangan atas kematian Jeongwoo itu mereka berdua, Jihoon yang bernotabe kakaknya dan Haruto sebagai teman seperjuangannya.
Junkyu mengusap-usap punggung Jihoon yang bergetar menahan tangis, mau bagaimanapun juga Jeongwoo itu adiknya, walaupun Jihoon nampak gak peduli sama Jeongwoo tapi aslinya dia juga selalu khawatir sama adiknya itu.
"Udah, pergi lo semua. Gak usah sok merasa kehilangan kalau ternyata lo sendiri yang bunuh." Sarkas Jihoon menyindir, Doyoung dan Mashiho bertatapan, Doyoung tau kok kalau Jihoon itu lagi nyindir dia, tapi kan bukan dia yang bunuh, dia juga ngerasa kehilangan Jeongwoo.
Mashiho berjalan kearah Jihoon lalu menepuk pundaknya, "Gue sama Doyoung pergi dulu, kita turut berduka sama Jeongwoo, maaf kalau lo gak nyaman."
Setelah berucap seperti itu, Mashiho mengajak Doyoung untuk pergi meninggalkan area pemakaman.
Haruto yang sedari tadi menunduk mulai mendongak, tangannya terkepal erat, dia memejamkan matanya berusaha menahan amarah ditubuhnya, lalu kemudian membuang nafasnya kasar.
"Awas lo..."
;grudge
Kali ini Jaehyuk sedang menyeruput jus jeruk nya sendirian, jadi dia sekarang lagi ada di Cafe tempat Junkyu kerja, tapi pas dia cari-cari kok Junkyu gaada.
Jaehyuk hanya diam saja sambil sesekali meminum jusnya, soalnya ponselnya itu lagi rusak dan lagi dibenerin di counter. Dari kemaren dia gak megang ponsel, dan gak tau apa aja yang terjadi, termasuk kematian Jeongwoo.
Suara lonceng dipintu masuk mengalihkan perhatiannya, itu Junkyu dan Haruto, sesaat kemudian Jaehyuk mengerutkan dahinya.
Kok pake baju item-item? Kayak abis ngelayat aja, terus juga Haruto gak sekolah?, batin Jaehyuk.
Matanya gak sengaja ketemu sama Junkyu, Junkyu kemudian menyuruh Haruto untuk duduk dengan Jaehyuk yang langsung diturutin sama dia, dia berjalan gontai kearah Jaehyuk, terus duduk dan menaruh wajahnya kedalam lipatan tangannya diatas meja.
"Lo kenapa? Lemes banget keknya." Sahut Jaehyuk, Haruto masih pada posisinya, enggan untuk menatap Jaehyuk.
Gak lama, Junkyu dateng ngasih Haruto dua kaleng coca cola.
"Lho Jun, dia kenapa enggak sekolah?" Tanya Jaehyuk bingung, Junkyu justru bingung dengan apa yang Jaehyuk omongin.
"Lo yang kenapa, kok tadi gak dateng?" Bukanya menjawab, Junkyu malah bertanya balik.
"Dateng? Kemana?"
"Makam Jeongwoo?"
"J-Jeongwoo?"
"Iya, jangan bilang lo gak tau kalau Jeongwoo udah gak ada"
"G-gue gak tau"
"Hadeuh jae, makanya buka grup chat"
"Hp gue rusak Jun, gue daritadi nyari Asahi juga gak ketemu-ketemu, padahal mau nebeng, motor gue rusak lagi." Jawab Jaehyuk cemberut, Junkyu hanya menggelengkan kepalanya. Pokoknya kalau Jaehyuk punya barang tuh gak tau kenapa suka banget rusak mulu, padahal sama dia gak diapa-apain, apa tangan Jaehyuk itu pembawa sial ya?
Eh engga, bercanda Jaehyuk.
"Jaehyuk? Haruto?"
Mereka bertiga menoleh ketika mendengar seseorang memanggil.
"Lha, Mashiho? Doyoung?"
Waduh, ngumpul lagi.
"Ngapain disini?" Tanya Jaehyuk. Mashiho dan Doyoung langsung duduk disebelah Jaehyuk dan Haruto yang duduk berhadapan, sedangkan Junkyu masih berdiri.
"Ya ngapain lagi, makan minum lah." Jawab Mashiho.
"Kak kyu, es teh manis nya dua, tiramisu cakenya satu." Ujar Doyoung, Junkyu mengangguk lalu berjalan meninggalkan mereka berempat.
"Lo kok gak dateng ke pemakaman Jeongwoo?" Tanya Mashiho ke Jaehyuk.
"Hp gue rusak, gue gak tau"
"Ohh"
Mashiho mengendikkan bahunya tak peduli lalu memainkan ponselnya, Doyoung juga sesekali bertanya hal-hal kecil kepada Haruto tanya hanya dibalas anggukkan dan gelengan, ya Haruto masih gak bisa ikhlasin Jeongwoo, dirinya terlalu males ngomong sekarang, dan malah memikirkan tentang pembunuh Jeongwoo.
Jaehyuk tersenyum tipis, dia menaruh jus jeruknya dimeja lalu memangku dagunya di telapak tangan kanannya.
"Haruto," Panggilnya, Haruto dan Doyoung menoleh bersamaan kearahnya.
"Tadi malem gue ngeliat lo didepan rumah kak Junkyu, ngapain hm?"
;grudge
Asahi baru saja pulang, dia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 21:30 malam. Asahi membuang nafasnya pelan, dia berjalan kearah gang perumahannya sembari meminum pocarinya.
Asahi sebenarnya ingin ikut tadi ke pemakaman Jeongwoo, tapi pas Junkyu chat cuma ada Jihoon, Haruto, Mashiho, sama Doyoung. Asahi gak jadi ikut, dia harus mastiin sesuatu tadi.
Dan ternyata apa yang dia pastiin itu bener, tinggal satu lagi yang harus dia cari.
Asahi berjalan santai sambil sesekali bersiul, hari ini gang diperumahannya lumayan rame sih, ada tukang bakso yang lagi mangkal, terus banyak juga yang lagi pacaran.
Salah satunya cewe yang Jaehyuk kejar-kejar itu, Asahi ingetnya namanya itu salju-salju musim dingin gitu, alias Winter. Asahi meringis melihat Winter yang sedang berpelukan dengan orang yang Asahi duga pacarnya, kasian Jaehyuk, pdkt-an sama orang yang punya pacar, ckckck.
Asahi berbelok kearah kanan, rumahnya berada di gang sini, beda lagi sama rumah Junkyu dan Yoshi yang ada di gang tadi, kalau Jihoon sama Jeongwoo nanti belok kiri, sedangkan rumah Jaehyuk harus lurus lagi sampe pojok, karena emang rumahnya itu di paling pojok.
Asahi menyipitkan matanya guna melihat sesuatu didepannya, Disana ada seseorang yang sedang ngobrol sama orang yang Asahi gak kenal, tapi orang yang lagi ngebelakangin dia ini keliatan familiar banget sama Asahi, kedua orang itu tertawa lalu orang yang terlihat familiar ini memberikan uang kepada orang didepannya.
Ketika orang itu berbalik hendak pergi, Asahi buru-buru ngumpet, dia ngeliatin orang yang familiar itu berjalan pergi lalu menghilang dibelokan gang tadi, Asahi sekilas melihat wajahnya.
"Eh? Itu jae?"
"Ngapain tapi dia disini? Terus juga tadi ngasih uang ke orang?" Asahi terus bergumam sendiri.
"Mana mungkin ah..."
Asahi menggelengkan kepalanya ketika ada pikiran negatif diotaknya, dia keluar dari tempat persembunyiannya lalu berjalan kearah rumahnya.
"Tinggal Doyoung." Gumamnya lagi sembari tersenyum kecil, memikirkan apa yang akan dia lakukan besok.
;grudge
maap ya baru update, soalnya aku lagi sakit huhu
btw, mungkin chapnya nanti bakal sedikit(?) panjang deh