18. Fakta Bagas

425 48 14
                                    

Have fun!

Pada puasa ga ini? semangat yaa!

kamu seperti pecahan kaca,
semakin aku genggam,
semakin terasa sakit
-Giandra Alterio

***

Giandra termenung sudah 1 minggu 3 hari ia tak melihat Bagas, gadis itu menatap kosong beberapa pria yang tengah bermain basket di lapangan, "Gi u okay?" Atheena bertanya.

Menyadarkan Giandra pada dunia nyata, gadis itu tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya "Bagas di Milan Gi" tiba-tiba seorang pria datang dan mengusap lembut rambut Gia.

Siapa lagi jika bukan Kenzie, "Milan?" Gia membeo

Kenzie mengambil minuman ditangan tunangannya dan meneguknya, pria itu menganggukkan kepalanya sekilas, "Iya Milan, Italia kaya biasa" jawabnya.

Gia menghela nafas, sejujurnya Ken tak ingin memberi tahu sahabat kecilnya itu jika Gia tak bertanya, namun beberapa hari tak melihat senyuman khas di bibir gadis itu membuat Ken tidak tega.

Ken memberi pertanda pada gadisnya jika ia ingin bicara berdua dengan Gia, Athena menganggukkan kepalanya lalu pergi dari sana.

"Gi" panggil Ken membuat gadis itu menoleh "Kalo mau mulai yang baru lupain yang lama" lanjutnya dengan lembut.

Gia menoleh matanya berkaca, hal yang jarang sekali Ken lihat dari Gia setelah mereka beranjak dewasa "Hey! i'm here" Kenzie langsung mengelus lembut rambutnya.

Gadis yang seringkali tersenyum cerah itu kini menangis, bahkan terisak, Fikri yang berada di tengah lapangan hanya diam memperhatikan tak tau harus melakukan apa "Ken apa aku bisa lupain Bagas?" Tanyanya.

Kenzie terdiam lalu tersenyum, pria itu menganggukkan kepalanya pasti "Kamu bisa Gi, liat" ia menunjuk Fikri yang tengah menatap khawatir kearah mereka, lebih tepatnya Gia.

"Disana, dia yang akan dan harus bahagiain kamu" pria itu tersenyum "kalo suatu saat dia nyakitin kamu, aku yang maju paling depan tanpa peduli dia sahabat aku"
.
.
.
Gia tersenyum iya benar ia harus membenahi hidupnya, "Jangan abaikan orang lain yang sayang kamu" ucap ken lagi dengan senyumannya.

***

Bagas mengusap kasar wajahnya, sudah 3 hari ia tinggal di Milan menunggu kesembuhan papinya. Dan 2 hari yang lalu ia mendapatkan pesan singkat dari seseorang, gadis yang menghilang bertahun-tahun lalu.

Yang berisi jika gadis itu ingin menemuinya, disinilah ia saat ini di sebuah Restaurant ternama yang dijanjikan gadis itu, Aurelie Siqvillia Wiyata.

Seorang gadis yang Bagas kenal saat usianya baru 6 tahun, "Hi! Ian? I miss you so much!" Seorang gadis datang dan langsung memeluknya erat.

Entah untuk alasan apa tapi kalian pasti tau jika Bagas kurang menyukai seseorang menyentuhnya, "you're a handsome boy" gadis dengan lesung pipi itu mengacak rambut Bagas.

Tentunya langsung pria itu tepis, "Fine, you?"

Gadis yang saat ini mengenakan rok mini berwarna purple dengan blouse tanpa lengan yang memperlihatkan perutnya itu terkekeh, ia duduk di hadapan Bagas, "udah hampir 6 tahun, ya?"

Bagas menganggukkan kepalanya, "You stay here?" lagi Aurel bertanya

Yang dibalas gelengan oleh pria yang saat ini mengenakan hoodie hitamnya itu, Aurelie tersenyum mungkin pria itu butuh waktu.

gadis itu mengangkat tangannya memanggil pelayan.

Dan memesan makanan, lalu ia hanya menatapi wajah Bagas, "You have a girlfriend?" tanyanya membuat Bagas menoleh.

I'm waiting for our noticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang