Chapter 1

76 14 5
                                    

Minggu pagi ini aku kembali ke rumahku yang lama tepatnya di semarang, memang merepotkan setiap minggu aku harus kembali ke semarang karena ayah dan ibu ku sudah berpisah hal itu yang membuat kami harus berjauhan,aku ikut dengan ayah kami tinggal di bandung dan adiku tinggal di semarang bersama ibuku. Dimana setiap minggu jika waktu luang aku selalu berkujung kerumah ibuku.

Di lihat aku bahagia sebenanya tidak, hidup dengan keluarga yang terpisah tidaklah enak,aku hanya merasa sendiri setiap hari, aku tinggal bersama ayahku, yang hanya sibuk dengan pekerjaanya, bahkan aku sempat berfikir aku hanyalah orang yang di larikan kesana kemari. Tapi mau bagaimana lagi, aku percaya suatu saat aku akan bahagia.

"Kiran sudah siap nak ayok berangkat"-Ucap lirih dari ayahku, aku sangat menyayanginya begitupun ayah sangat sayang padaku, hanya saja ayah kurang suka dengan adiku entah apa yang terjadi.

"Udah yah, emm yah bisa gak nanti ayah duduk sebentar di rumah ibu kiran ingin bicara sesuatu boleh kan hehe"-Ucapku sembari memebetulkan dasi ayahku. Hal yang ingin aku bicarakan dengan ayahku sejak perpisahan itu, kembali mengharapkan ibu dan ayahku rujuk. Apa bisa?

"Bicara saja sekarang, ayah pasti dengerin"-Balas ayahku sembari membetulkan jaz nya.

"Nanti saja yah setelah sampai di rumah ibu, kiran juga mau bicara sama ibu"- Entah yang akan terjadi hari ini, aku harap baik baik saja dan selalu seperti itu.

________

10 menit aku menunggu ayah membetulkan mobil, dan ini sering terjadi, aku juga tidak tahu kenapa ayah tidak membeli mobil yang baru.

"Yah kenapa gak beli mobil baru aja, yang agak kekinian juga"-ayahku sangat hobi mengoleksi barang2 antik dan bernilai tinggi, ya terutama dengan mobil bisa di bilang legend banget.

"Kiran kamu kan tahu mobil ini peninggalan kakekmu jadi ayah rawat, klo ada yang lama napa harus yang baru ya tidak". Dan aku menghela nafas, ya sudah terserah ayah yang penting ayah bahagia. Ayah sangat menyayangi kakek jadi warisan yang beliau tinggalkan ayah selalu menjaganya. Jangan heran ayahku memiliki humor yang rendah, bisa di bilang ayah itu suhnshine, tapi ayah gagal dalam mempertahankan pernikahanya.
______

Akhirnya mobil pun bersahabat dengan kami, aku dan ayah pun berangkat, suasana yang cukup ramai lalu lintas karna ini hari minggu, dulu ibu selalu membuatkan aku sup ayam setiap hari minggu, aku harap akan selalu seperti itu.

Rute perjalanan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam, dan itu melelahkan, dan bagusnya walau ramai lalu lintas tidak terjadi kemacetan jadi bisa sampai di semarang lebih cepat.

_______

"Tok..tok..tok.., bu ini kiran"

"kak kiran ayok masuk ibu sedang di dapur, ayah silahkan masuk"
Karin Anindiya Putri adiku, adik kesayanganku tapi karna terjadi masalah kami berpisah tidak seperti layaknya saudara yang berjemu setiap hari. Aku tidak ingin bilang jika perpisahan ini karna karin adiku, tapi kenyataanya ayah meninggalkan ibu karna kedatangan karin di kehidupan kami.

Ingin sekali ku jelaskan pada ayah, kiran itu sama kaya karin kita satu, apa salah karin sampai ayah begitu tidak suka kepadanya.

"kirann, udah sampai ayok duduk ibu dah siapin makanan buat kamu"-Ucap ibuku, tanpa sepatah katapun menyapa ayah, yang berdiri tepat di sampingku

"Kiran katanya kamu mau ngomong sama ayah sama ibu ayok ayah mau pergi"

"Buru buru banget yah, ya udah kiran ngomongnya kapan2 aja lagian ayah sibuk"-Balasku pelan.

"Iya udah ayah pergi dulu assalamualaikum"- ya seperti itu memang, ayah diam ibu pun diam, huff aku harap suatu saat akan membaik dan kembali normal seperti biasanya.

The Last Week [ Bagas ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang